Ch.51 Hanya Sebuah 'Katanya'

3.3K 209 28
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.51

THIRD P.O.V

Ibrahim menyimpan ember kosong bekas cucian basah kemudian kembali ke ruang tengah dan mengambil paper bag berisi hadiah untuk Amihan dan Nala yang ia simpan di atas meja lalu membawanya ke dapur.

“Sudah berangkat?.” Tanya Nala.

“Siapa?.” Tanya Ibrahim balik.

“Abuya dan Emir.” Jawab Nala.

“Sudah, Abuya dari tadi, Emir barusan.”

“Tidak sarapan mereka?.” 

“Abuya katanya sudah kesiangan, Emir minta dibuatkan omelette.” Jawab Ibrahim, Nala mengangguk.

“Mana Amihan?.” Lanjut Ibrahim bertanya.

“Dikamar mandi, sebentar lagi kesini.” Dan benar saja, baru beberapa saat Ibrahim menanyakan keberadaan Amihan, orangnya sudah ada dibelakang Ibrahim, mengagetkannya.

“Tidak lucu Amihan!.” Ucap Ibrahim kesal.

“Apa tuh?.” Tanya Amihan sambil melihat ke arah dua paper bag kecil ditangan Ibrahim, wajah Ibrahim yang awalhya ketus kini kembali sumringah mendengar pertanyaan Amihan.

“Aku membeli hadiah untuk kalian, sebagai tanda terimakasih ku karena kalian membantu ku selama aku sakit.” Ucap Ibrahim sambil memberikan masing masing satu paperbag kepada Nala dan Amihan.

“Sebetulnya tidak perlu seperti ini Brahim, kami Ikhlas membantu mu.” Jawab Nala, Amihan mengangguk sambil merogoh kedalam paper bag itu lalu wajahnya tersenyum sambil berteriak senang.

“Wahhh!!!! Kok bisa tahu Brahim? Krim ku sudah habis? Kau membelikanya yang ukuran besar juga, ini bakal membuatku hemat selama tiga bulan lebih!.” Ucap Amihan kepada Ibrahim, Ibrahim tahu karena biasanya setiap malam wajah Amihan terlihat plump dan glowing, tapi sudah beberapa hari ini plump dan glowingnya hanya dipagi hari saja, ia kemudian bertanya kepada Nala tentang krim yang dipakai oleh Amihan dan membelikannya yang baru, sedangkan untuk Nala, ia membelikan nya satu set kecil body lotion dan perfume, wajah Nala begitu sumringah melihay hadiah yang diberikan oleh Ibrahim.

“Terimakasih banyak Brahim!.” Ucap mereka berdua kepada Ibrahim.

“Tidak, harusnya aku yang berterimakasih!.” Jawab Ibrahim, Amihan dan Nala kemudian pergi ke kamar masing masing untuk menyimpan hadiah mereka sedangkan Ibrahim duduk dikursi meja makan sambil memakan kacang kacangan di toples, pekerjaanga dipagi hari sudah selesai, ia hanya tinggal menunggu pakaian yang dijemur kering lalu menyetrikanya nanti, jadi dia bisa bersantai didalam rumah.

Amihan datang kembali duluan ke dapur dan duduk didepan Ibrahim, wajahnya penuh senyum bagaikan mendapatkan jackpot lottery padahal yang ia dapatkan adalah satu krim wajah, namun rasa syukurnya wajib ditiru sih, itu yang ada difikiran Ibrahim saat ini.

“Kau tau brahim?.” 

“Tau apa?.” 

“Tuan Emir akan menikah!.” Ucap Amihan excited.

“Tentu saja, keluarga tuan Yusuf akan berkunjung kemari, minggu depan sepertinya.” 

“Hah???, Yang benar saja?.” Ucap Amihan tidak percaya.

“Untuk apa aku berbohong, lihat saja, nanti Abuya pasti akan memberitahu kalian jika tuan Yusuf sudah menyetujui tanggal yang diberikan Abuya.” 

“Rumah ini harus kinclong dan bersih sebersih bersihnya dong!!, Kenapa Abuya sesantai itu sih?? Satu minggu kan cepat!.” Ucap Amihan.

“Apanya yang cepat?.” Tanya Nala gabung ketika ia masuk ke dapur dan mendengar percakapan Amihan dan Emir.

“Pertemuan antara Abuya dan tuan Yusuf, minggu depan Nala!.” Ucap Amihan, mata mala terbelalak tidak percaya.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang