Ch.40 Honeymoon I

7.4K 203 20
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.40

“Saya ingin membuatmu menjadi orang yang paling bahagia malam ini Brahim!.” Bisik Abuya di telingaku, aku tidak mengeluarkan sepatah katapun, kutatap mata Abuya dalam, ku kecup bibirnya lembut, kening kami saling bersentuhan.

Ciuman Abuya beralih dari bibirku menuju ke leherku yang sebelumnya sudah ia beri tanda, berlama lama disana, menicum, menjilat, menggigit kembali, hingga beberapa menit kemudian ciuman Abuya berpindah ke putingku, ia meniup ke arah putingku, menciumi, menjilat dengan lidah Abuya yang lebar membuatku kelojotan karena geli.

“Aaaehhh,h Abbbuyaaa, geliii hhhhargh.” Racauku sambil menyisir rambut ikal Abuya dengan jari jariku, Abuya tidak menghiraukan racauan ku, ia terus saja fokus memberikan kepuasakan ke badanku, udara malam yang dingin dipadang juga kini sudah tidak kami rasakan, Abuya membuka bajuku, membuatku sama tidak beratasan dengannya, dada kami saling bersentuhan, dada ke dada, hidung ke hidung, bibir ke bibir, saling menyentuh, tanganku mengusap punggung Abuya, sedangkan tangan Abuya mengusap rambut rambut kecil yang berada dikeningku, Bibirnya tidak pernah berhenti mencumbuku, tanganku yang berada di punggung Abuya, bergerak menurun, hingga jariku menemukan karet celana dalamnya, dengan tanganku, aku turunkan celana dalam Abuya, hanya bisa sampai paha atasnya, Abuya membuka sendiri celana dalamnya, ia menghentikan ciumanya pada bibirku, kemudian naik dan berjongkok tepat diagas dadaku, penis Abuya yang masih lemas menggantung tepat diatas ku, kepada penis Abuya yang bergerak sesekali menyentuh hidungku, dan dua bola besar milik Abuya juga sesekali bersentuhan dengan bibirku.

“Buka mulutmu Brahim!.” Perintah Abuya tegas, aku menurutinya, membuka mulutku, Abuya memasukan penisnya kedalam mulutku, penis yang masih lemas itu, hanya bisa masuk setengahnya saja, aku mengenyot dan menghisap penis lemas Abuya, bagaiakan sedang menyusu menggunakan dot, Abuya meringis, tanganya mengusap rambutku, pinggul Abuya sudah mulai bergerak perlahan, maju mundur, mengeluar masukan penisnya kedalam mulutku.

Penis Abuya kini sudah benar benar tegang sempura, badan Abuya berkeringat, menetes ke wajahku, bulu bulu Abuya yang diterpa cahaya kuning dari lampu tradisional yang menyala, membuat kulit Abuya yang berwana coklat terang menjadi semakin eksktis, Abs di perutnya yang sebelumnya tidak kentara juga kini terlihat akibat keringan dan shadow dari lampu.

Abuya mencabut penisnya dari dalam mulutku, ia kemudian turun dan membuka celanaku, menyisakan aku dengan celana dalam saja, Abuya mengangkat pantatku, menciumi pantatku, bahkan menggiguit kecil daging pantatku melalui celana dalamku, aku menjerit kecil, membuat Abuya semakin bernafsu, ia membuka celana dalamku dengan cepat, lalu melemparkan celana dalamku ke lantai, tangan besar Abuya mengusap pantatku lembut, membuat gerakan memutar, kemudian kurasaka sebuah tamparan keras di pantatku.

“Arghh!!!! Abuya, sakit!.” Ucapku, Abuya tidak menghiraukan ucapanku, kali ini menampar buah pantat sebelah kananku, bergantian ia tampar hingga pantatku kemeraha, terasa panas dan sedikit perih, Abuya menurunkan pantatku kemudian bergerak ke arahku, mencium bibirku lembut, Abuya tidak merasa jijik mengetahui aku telah menghisap penisnya, ia mencium keningku, kemudian kembali turun menuju pantatku.

Kurasakan lidah Abuya menjilat tepat dilubang pantatku, lidah Abuya berputar dilubang pantatku, menjilati, menciumi lubang pantatku, membuatku mengejang dan mengerang kenikmatan.

“Abuuyaa, gelii!!.” Ucapku manja,tidak ada suara Abuya terdengar, hanya suara bibir Abuya yang menciumi lubang pantatku, ia begitu fokus, tidak pernah menjawab pertanyaaanku, paling hanya memberiku perintah saja.

Lidah Abuya kurasakan masuk sedikit kedalam lubang pantatku, lalu kurasakn lidah Abuya semakin masuk dan menjilati lubang pantatku, ia mencabut lidahnya kemudian meludah ditangannya, kurasakan jari Abuya masuk kedalam lubang pantatku, ia menghujamkan jarinya keluar masuk ke dalam lubang pantatku, satu jari, dua jari, hingga akhirnya tiga jari Abuya sudah masuk kedalam lubang pantatku, memberikanku persiapan sebelum daging yang sebernarnya akan memasukiku.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang