Ch.34 Abuya Juga Tahu?

5.6K 245 46
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.34

Setelah percakapan dengan Emir tadi, hatiku merasa sedikit lebih lega, Emir sudah mengetahui tentang kondisiku dengan Abuya, dan ia tidak marah, malah ia sangat senang karena aku bisa membangkitkan jiwa Abuya yang suram menjadi lebih berwarna, kali ini hidungku membesar mendengar pujian itu, kepalaku menjadi besar haha, aku sedang berada di kamarku duduk diatas kasur sambil memakan biscuit yang aku ambil dari dalam lemari es, aku membuka handphone ku lalu mencari no bang Daud, memanggilnya lalu melakukan video call dengannya.

“Assalamualaikum bang.” Ucapku

“Waalaikumsalam Ra.” 

“Jam berapa disana bang?.” 

“Jam dua pagi ini Ra.”

“Belum tidur bang?, Ibu udah tidur ya?.” Tanyaku.

“Iya Ibu udah tidur Ra, dari tadi, kan ini udah malem banget.” 

“Abang kenapa belum tidur?.” 

“Abang gak bisa tidur Ra.” Jawab bang Daud.

“Kenapa gak bisa tidur bang? Minum kopi ya?.” 

“Enggak abang gak minum kopi, melek aja gini Ra.” Jawab bang Daud, wajah bang Daud keringetan banyak, matanya sayu.

“Bang, kenapa keringetan gitu?.” 

“Gerah Ra.” Jawab bang Daud singkat, gerah?, Mana mungkin, di kampung kan dingin, apalagi ini udah mulai masuk musim penghujan, yang ada malah dingin menggigit, kulihat layar bang Daud bergerak gerak tidak stabil.

“Diem geh bang, video abang jadi gak stabil dilayar Ibra nih!.” Ujarku.

“Lagian kamu Ra, ngapain si jam segini nelpon? Kan waktunya orang istirahat.” 

“Ih abang, orang mah kangen pengen telfon, marah dimarahin.” 

“Kan waktunya kurang tepat Ra, lagian juga kamu mah pasti cuman kangen sama Ibu doang, mana mungkin kamu kangen sama Abang.” Ucap bang Daud.

“Makanya itu bang, Ibra tahu ibu udah tidur, makanya Ibra telfon jam segini, Ibra lagi kangen sama abang.” Ujarku sambil tersenyum, bang Daud hanya menatap layar diam, layarnya masih tidak stabil dan bergerak gerak.

“Bang!!! Lagi ngapain sihh?, Gerak mulu layarnya.” Tanyaku, bang Daud hanya diam dan memejamkan mata, ia lalu meringis tertahan selama beberapa detik lalu diam dan bernafas panjang.

“Siallll!!!, Abang lagi coli ya?.” Teriakku kepada bang Daud, sejenak kemudian bang Daud membuka matanya, lalu tersenyum lebar ke arah kamera, memang sejak beberapa bulan yang lalu, ruang gudang dirumah sudah diubah menjadi kamar bang Daud, jadi mungkin dia sudah mempunyai ruang privasi sendiri membuatnya betah dan bebas melakukan apapun.

“Hahahaha, kamu lagian, jam segini face time abang.” Jawab bang Daud sambil tertawa.

“Pantesan Ibra telfon marah marah, ternyata lagi coli.” Jawabku kesal.

“Ialah, mana lagi nanggung banget lagi, yaudah abang beresin aja sekalian.” Ucapnya sambil tersenyum, sial, bang Daud terlihat tampan dengan afterglow dari masturbasinya.

“Udah keluar bang?.” Tanyaku bercanda.

“Udah lah, barusan abang merem merem gak liat?.” Jawabnya.

“bayangin apa bang sampe merem merem gitu?.” Tanyaku.

“Apadeh, rahasia.” Ucapnya pendek.

“Ibra pengen liat dong bang!.” Pintaku manja kepada bang Daud.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang