Ch.61 Isi Kotak

2.9K 176 27
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.61 

IBRAHIM P.O.V

“Sudah dikunci?.” Tanya Abuya, aku berjalan ke arah pintu kemudian memastikan bahwa pintu telah aman dan terkunci, kemudian mengangguk dan berjalan kembali ke arah Abuya.

Abuya menatap mataku lekat, wajahnya begitu sumringah, Abuya tersenyum, lebar, hingga gigi gigi kecil putih nya yang tersusun rapi terlihat, begitu menggemaskan, tidak pernah kusangka bahwa pria seusia Abuya masih bisa terlihat lucu dan menggemaskan ketika excited.

Abuya mengusap wajahku lembut, kemudian mencium bibirku, kami berpagutan, menikmati lebutnya bibir Abuya, geli kurasakan ketika kumis Abuya menggesek bibir Atasku ketika dia mencumbu bibir bawahku, tangan Abuya tidak tinggal diam, ia menarik badanku semakin merapat ke badannya, aku terkekeh tanpa melepaskan bibir Abuya, tanganku mengusap punggung Abuya lembut.

Abuya menghentikan ciumanya kemudian menyuruhku membuka pakaianku.

Abuya mengambil kotak kecil diatas meja samping kasur, kotak kecil itu, paket yang tadi Ali bawa, yang sebelumnya Abuya bilang dari kantornya, badanku telah telanjang bulat sempurna, Abuya masing menggunakan thobnya lengkap, ia duduk dikursi dekat jendela, menyuruhku mendekat ke arahnya.

“Apa itu?.” Tanyaku sambil duduk tepat didepan kaki Abuya, Abuya hanya menyimpan jarinya didepan mulut, menyuruhku jangan bersuara.

Ia membuka kotak kecil itu, mengeluarkan sebuah benda terbungkus bubble wrap, ia membuka kasar bubble wrap itu, kemudian terlihatlah sebuah benda, berwarna hitam, sekitar sepuluh cm, bentuknya lonjong, dengan ujung mengerucut tumpul, diameter benda itu sekitar tiga atau empat cm, Abuya juga mengeluarkan sebuah benda kecil kotak dari dalam paket itu.

“Ambilkan lube!.” Perintah Abuya tegas, aku membuka laci paling bawah meja, sebuah lube dalam tube kecil berwarna biru, kuambil dan kuserahkan kepada Abuya.

“Beridiri dan menungging lah!.” Ucap Abuya, kembali aku menuruti perintahnya.

Beberapa saat kemudian kurasakan Abuya memegangi pantatku, daging pantatku ia buka lebar, kurasakan dingin tepat dilubang pantatku, Abuya mengoleskan lube disana.

“Arghh, dingin.” Ucapku pelan sambil menggerakan pantatku, cengkraman tangan Abuya mengencang didaging pantatku.

“Diam!.” 

Kurasakan kemudian sesuatu memaksa masuk secara perlahan kedalam lubang pantatku, tidak sebesar penis Abuya tapi masih terasa besar menurutku, Abuya menekan benda itu masuk.

“Arghhh, hgghh, Abuya apa itu?.” 

“Mainan baru.” Ucap Abuya singkat, Abuya terus saja menekan sambil memutarkan benda itu didalam lubang pantatku, hingga kurasakan lubang pantatku terasa penuh, sepertinya ia telah memasukan seluruhnya kedalam lubang pantatku.

“Penuh Abuya.” Ucapku.

“Nyaman tidak?.” Aku menggeleng pelan.

“Belum.” Ucap Abuya.

Abuya melepaskan cengkraman tanganya dipantatku, ia menyuruhku berdiri tegak, lubang pantatku kurang nyaman dengan benda itu didalamnya, sesak dan penuh.

“Cobalah berjalan kedepan, lalu kembali lagi kemari!?.” Abuya menyuruhku, aku menurutinya, seperti belum terbiasa, jalanku terlihat aneh, Abuya hanya tersenyum melihatku, kini aku telah kembali berdir didepan Abuya.

“Nanti juga terbiasa.” 

“Apa ini Abuya?.” Tanyaku.

“Itu buttplug Brahim, menjaga agar lubangmu tetap tertutup rapat.” 

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang