Ch.60 Sebuah Keputusan

3K 223 37
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.60

THIRD P.O.V

Pak Damar menurunkan barang bawaan dari dalam bagasi mobil, Amihan, Nala dan Ibrahim membawa masing masing satu kedalam rumah, Abuya langsung saja mendudukan dirinya disofa ruang tengah, menarik nafas panjang kemudian menutup matanya, lelah, hening terasa di rumah, dengan ukuran yang sebesar ini, rumah begitu terasa sangat sepi.

“Abuya, Abuya!.” Ucap Ibrahim sambil berjalan ke arah Abuya, ia melihat Abuya dalam keadaan tertidur sambil duduk disofa, ia hendak membangunkannya, namun kemudian hati kecil Ibrahim merasa begitu iba, ia makin merasa bersalah mengenai keputusan yang akan ia ambil, Abuya akan semakin kesepian dengan kepulangannya, Ibrahim tidak jadi membangunkan Abuya, ia melihat ke arah pintu luar, disana pak Damar sedang berdiri melihat ke arah Ibrahim, melambaikan tanganya, menyuruh Ibrahim untuk menghampirinya.

“Pak?.” Tanya Ibrahim.

“Kamu jadi pulang?.” 

“Masih belum pasti pak, masih bimbang, bapak gimana?.” Tanya Ibrahim, pak Damar juga sebenarnya habis kontrak berdekatan dengan Ibrahim, berbeda satu bulan saja.

“Bapak udah bilang sama Abuya, mau izin pulang dulu sekitar sebulan atau dua bulan, nanti kesini lagi.” 

“Emang boleh gitu pak?.” 

“Boleh atuh, eh, tapi tergantung agen kamunya juga Ra, kalo agen bapak sih nggak masalah, soalnya udah kenal banget sama bapak.” Jawab pak Damar.

“Kalau menurut bapak gimana?.” 

“Apanya?.” 

“Aku, mending perpanjangan, atau mending pulang aja?.” Tanya Ibrahim.

“Kalau menurut bapak mumping kamu masih muda sih mending perpanjangan aja, apalagi kerja sama Abuya, udah paling nyaman disini, tapi balik lagi gimana kamunya Ra.” Jawab pak Damar, Ibrahim mengangguk mengerti.

“Aku fikirin dulu sampe sore pak, Agen aku udah minta keputusan hari ini.” 

“Waduh, bingung ya, eh Ra, tapi kalau kamu jadi pulang bapak mau nitip beliin oleh oleh boleh?, Buat orang rumah.” 

“Boleh aja pak.” Jawab Ibrahim, pak Damar mengangguk kemudian berterimakasih lalu kembali masuk ke mobil untuk memarkirkan mobil di garasi.

“Brahim!.” Panggil Abuya, Abuya sudah bangun ternyata, ujar Ibrahim dalam hati.

“Abuya?.” 

“Saya tertidur barusan, kenapa tidak dibangunkan?.” 

“Anda terlihat kelelahan Abuya, saya tidak tega membangunkan anda.” Jawab Ibrahim sambil mendekat dan duduk disamping Abuya.

“Minta tolong ambilkan Tylenol di laci kamar saya Brahim, bawakan juga segelas airnya.” Ujar Abuya, Ibrahim mengangguk, berjalan mengambil obat sakit kepala milik Abuya, lengkap dengan segelas air untuknya.

“Terimakasih Brahim.” 

“Hmm.” 

Abuya meminum tylenol nya kemudian beranjak dari sofa, mengajak Ibrahim untuk mengikutinya kedalan kamarnya.

Ibrahim menutup pintu kamar Abuya, Abuya menyuruhnya untuk duduk dikursi disamping kasur, sedangkan Abuya duduk di ranjang.

“Sudah punya keputusanya Brahim?.” Tanya Abuya.

“Saya masih bimbang Abuya, bagaimana menurut anda?.” 

“Lagi dan lagi, jika kamu bertanya kepada saya, maka saya dengan tegas akan menyuruh kamu untuk tetap disini bersama saya.” Jawab Abuya.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang