32. Hydrangea Biru

7.5K 982 79
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨










Duduk di brankar rumah sakit sembari menatap kosong ke arah kaca jendela, terlihat pemandangan kota yang begitu ramai seakan mengatakan dunia tetap berjalan begitu saja.

Sedangkan, pemuda itu kini bertarung dengan memori kelamnya sendiri di dalam kepala. Dunianya memang sudah hancur sejak lama, meski tak ayal ia ingin bangkit kembali dengan meninggalkan masa lalu.

Namun, kenyataanya apa? Dia justru semakin terjerat dalam mimpi buruk yang akan terus meninggalkan luka permanen di hatinya.

"Kudu mati pake cara apa lagi, ya?" gumam Neo setia menatap kosong ke arah luar jendela.

Di tengah keterpurukannya, ia kembali mendengar bisikan iblis yang selalu membuatnya risi.

"Lihatlah ... lo gak bakal pernah bahagia kalau semua orang yang udah pernah nyakitin lo masih hidup sampai sekarang."

Iblis menyerupai raganya di kehidupan sebelumnya itu muncul entah dari mana. Makhluk itu terbang tepat di hadapan Neo. Ia menangkup wajah kecil Neo dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

"Bunuh dia, bunuh si bajingan itu kalau mau trauma lo sirna!" bentaknya sekali lagi hingga mampu membuat Neo melirik kepadanya.

"Kenapa lo selalu muncul setiap gue hancur? Sebenarnya lo itu apa?" tanya Neo, ah lebih tepatnya Leo.

"Gue udah bilang, gue ini Leonel Azriel. Tugas gue hanya menyelesaikan masalah lo aja ... "

Sosok itu mulai melayang ke arah nakas, ia mengambil pisau buah yang kebetulan ada di sana. Lalu, kembali pada Neo dan menyerahkan mata pisau itu dengan santai.

"Udah dengerin gue aja. Semua masalah lo pasti bakal selesai dengan cara ini," lanjutnya dengan menyeringai seram tanpa diketahui oleh Neo.

Anak itu menerima pisau tersebut, menatap lumayan lama dengan sorot mata hampanya.

***

Dua pria paruh baya tengah berbincang di ruangan konsultasi yang ada di dalam gedung rumah sakit. Steve nampak pucat pasi sesaat sang dokter menjelaskan kondisi putra bungsunya yang baru saja dilarikan ke rumah sakit.

"Sebelumnya, anak Bapak pernah mendapat kekerasan fisik atau pelecehan mungkin? Dilihat dari tanda-tandanya, anak Bapak mengalami anxient disorder dan haphephobia, ditambah dengan penyakit asma bawaannya semakin mempengaruhi mental dan fisiknya." Dokter berkacamata itu memberikan selembaran kertas pada wali dari pasiennya.

"Sa-saya tidak tahu ...," jawab Steve dengan perasaan berkecamuk.

Dokter itu sedikit bingung, ia bahkan menaruh curiga pada Ayah dari pasiennya ini.

Hingga, pembicaraan pun usai. Steve keluar dari ruangan dokter tersebut dengan raut wajah sendu dan khawatir. Di lorong rumah sakit, ternyata ketiga putranya sudah menunggu sang Ayah untuk memberi tahu hasil pemeriksaan adik bungsu mereka.

Steve mulai menjelaskan kembali apa yang dokter paparkan sebelumnya. Sontak membuat putra-putra itu terperanjat tak percaya.

"Kita tidak tahu masa lalunya seperti apa. Sebaiknya, kita beri dia ruang dulu saat ini. Dan Zoey, jangan terlalu banyak menyentuhnya mulai sekarang!" titah Galen menunjuk ke arah adiknya itu.

Fake Wizard Where stories live. Discover now