25. Bisikan

9.5K 1.2K 65
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨











Hari berganti minggu, hingga genap seminggu lamanya, bocah itu menanti kedatangan si Iblis yang selama ini selalu ada di sampingnya.

"Jeje bangke! Berani-beraninya lo ninggalin gue! Awas lo ye, gue sumpahin masuk surga!" gerutu Neo dengan meronta kesal di atas kasurnya.

Dari arah pintu kamar terdengar suara ketukan dua kali. Membuat bocah itu berjalan gontai membuka pintunya. Sosok si sulung yang pertama kali ia lihat.

"Abang mau ke rumah sakit sama Galen, dia udah di mobil. Kalau Zoey sudah ada di rumah sakit sekalian kontrol cederanya. Kamu mau ikut?" tanya Calvin sembari membenarkan rambut bangun tidurnya Neo.

"Pak Tu- ekhem, maksudnya Daddy masih belum boleh pulang?" tanya Neo seraya menggaruk-garuk perutnya dan sesekali menguap, karena dirinya masih mengantuk.

Calvin tersenyum gemas melihat penampilan si bungsu saat ini. Sebuah piyama bermotif beruang yang ia belikan kapan hari itu begitu pas di tubuh mungilnya, serta mata sayu dan rambut berantakan khas orang bangun tidur menambah kesan lucu.

"Kondisinya mulai membaik, dia pasti senang kalau kamu jenguk lagi hari ini," ujar Calvin memainkan salah satu pipi Neo namum lekas ditepis oleh sang empunya, mengingat anak itu tidak suka kontak fisik.

"Yaudin, gue mandi dulu," pungkasnya dan lekas memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Peristiwa bangkitnya Steve dari kematiannya, tentu menggemparkan awak media. Namun, dengan kekuatan mereka, berita tersebut mampu tenggelam dan terlupakan begitu saja hanya dalam beberapa waktu. Meski, orang-orang yang melihat langsung di tempat kejadian, tak dapat melupakan insiden tersebut, bahkan menjadikan topik hangat hingga saat ini di kalangan warga sekitar.

Tak luput dari teman-teman Neo, mereka bingung harus tertawa atau mengasihaninya. Alhasil, hanya satu kata yang melekat pada peristiwa langka tersebut. Yaitu, Azab.

Singkat cerita, Calvin, Galen dan Neo berjalan menyusuri lorong rumah sakit mencari kamar khusus kalangan tertentu yang hanya bisa mendapat akses masuknya.

Calvin perlahan membuka tuas pintu ruangan yang mereka tuju. Zoey yang tadinya merebah santai di sofa panjang di ruang inap tersebut, mulai bangun sesaat melihat saudaranya yang baru datang.

"Tumben lo bangun pagi," ejek Zoey menusuk-nusuk pipi Neo yang mulai berisi itu.

"Gausah sokab, Jenglot!" ketus Neo mengusap kasar pipinya seakan membersihkan kotoran dan najis yang menempel.

"Jangan ganggu adikku, Jenglot," timpah Galen menirukan Neo dengan menatap sinis ke arah Zoey.

"Astaga, ini kapan gue dimaafin? Gue udah minta maaf sampe sujud loh!"

Zoey terlihat frustrasi perkara hanya dirinya yang belum dimaafkan oleh si bungsu semenjak sang Ayah hidup kembali.

"Sampe lo ngerasain mati suri juga!" Usai mengatakan itu, Neo bergerak melangkah ke arah brankar rumah sakit yang terlihat besar nan nyaman itu.

Sosok pria paruh baya dengan wajah damainya, serta beberapa alat medis yang setia menempel di kujur tubuhnya itu, mulai mengerjapkan kelopak matanya.

Pria itu adalah Steve, ia terlihat lebih segar dari hari-hari sebelumnya, hal itu membuat Neo dilanda rasa dilema kembali. Pasalnya bisikan iblis yang menyerupai dirinya itu teramat mengganggu hingga menyuruhnya kembali mengakhiri nyawa pria yang kini terbaring lemah di hadapannya.

Fake Wizard Where stories live. Discover now