33. Eksekusi

7.3K 1K 170
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨





Neo mendecakkan lidahnya keras, ia tentu tak bisa menjalankan aksinya sekarang. Ketika mendapati ada satu saksi mata di tempat tersebut.

Ia sempat menanyakan pada Lafran si Ketua OSIS perihal dirinya bisa dikubur di tempat yang lumayan ekstrem ini. Hingga, mengagalkan rencananya.

Lafran mengatakan jika dirinya tak sengaja menginjak kelinci peliharaan milik Neil hingga mati seketika. Hal itu membuat adiknya menangis bak bayi tantrum setiap malam. Lalu, orang tuanya menyarankan untuk Lafran mengubur dirinya selama kurang lebih dua hari di pemakaman keramat yang jauh dari rumah. Agar dia bisa merasakan penderitaan kelinci tersebut.

"Ini cerita apa, sih? Alasan macam apa itu ... Pantesan si Zoey kalang kabut ngurus tugas OSIS kemaren. Ketosnya aja dikubur di sini ...," dengkus Neo memijat pangkal hidungnya lelah.

Lafran setia dengan wajah datarnya, ia kini ditanam dengan posisi badan berdiri di kedalaman tanah, hingga tubuhnya terbenam, namun menyisakan kepalanya saja yang muncul ke permukaan.

"Kamu sendiri ngapain di sini?" tanya Lafran mendongak menghadap Neo yang masih bersembunyi di balik batang pohon kamboja.

"Cari tali pocong perawan," jawab Neo asal.

Lafran mengikuti arah tatapan Neo, ia melihat seorang pria mengenakan seragam batik khas guru di sekolahnya. Ia tahu siapa orang itu, dia yang lebih awal mengetahui sang guru ketika membantu meng-input data bersama anggota OSIS yang lainnya.

Sedangkan Neo, dia masih mengamati si iblis berkedok guru itu. Bisa ia lihat, jika Regio kini sampai di salah satu pusara yang masih terlihat baru. Tetesan air dari kelopak matanya lolos begitu saja, Regio nampak sendu seakan tak mampu berdiri dengan tegap.

Regio duduk bersimpuh di sebelah pusara tersebut, ia sedikit membersihkan rumput liar yang tumbuh di sekitar makam itu. Setelahnya, ia meletakkan karangan bunga yang baru saja ia beli, tepat di kepala pusara.

"Sekali lagi maafkan aku ... ," lirih Regio yang tak dapat di dengar oleh Neo, mengingat jarak mereka yang lumayan jauh.

Beberapa menit, Regio setia dengan posisinya, bahkan sesekali ia nampak bermonolog kecil sembari mengusap lembut nama 'Leonel Azriel' yang terukir indah di pusara itu. Sangat disayangkan, Neo tak dapat mendengarnya.

Pada akhirnya, Regio beranjak bangun dan menyeka air matanya. Ia terlihat melambaikan tangan pada gundukan makam yang baru saja ia sambangi. Lalu, pergi ke arah mobilnya terparkir.

Tak hanya Neo yang fokus mengamati pergerakan Regio, begitupun dengan Lafran. Para penghuni kuburan yang lain juga ikut penasaran dengan tingkah laku para manusia.

"Kiw~ ada kepala ganteng~ godain akuh dong, Bub. Ihihihi ...," goda si sosok wanita berambut panjang yang kini tengah duduk pada akar pohon kamboja.

"Sebenernya ga mau gatal, tapi rugi kalo ga digodain. Misi, Mas~ nama saya Nimas~ suka boti gak?" timpah entitas lain dengan tubuh terbungkus kain serba putih yang duduk sebelahnya.

Lafran yang keberisikan dengan suara-suara gaib di atasnya, mendongak dan menatap tajam pada dua sosok yang tengah menggagunya itu. Ia tak bisa melihat mereka, namun kedua makhluk itu dapat merasakan aura intimidasi yang begitu besar hingga mereka diam seketika.

Neo bahkan hilang fokus setelah kepergian Regio. Ia ikut mendongak melihat kedua entitas yang sedari awal terus menggoda Lafran yang masih terkubur itu.

Fake Wizard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang