34. Pengakuan Dosa

7.4K 999 146
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨














Azazel merubah wujudnya menjadi manusia. Sayangnya, dia lupa jika masih terbang berada di atas tanah. Alhasil, detik pertama sayapnya menghilang, dirinya jatuh dari ketinggian dua meter dan tak sengaja menimpa salah satu makam.

Bruk!

Suara dentuman bak benda jatuh dari langit, membuat Regio seketika menoleh ke belakang. Ia melihat sosok pria berpakaian serba hitam yang kini tengkurap di atas pusara.

Neo sendiri masih menatap datar tingkah bodoh si Iblis yang sudah meninggalkannya itu.

"Ehem, maaf menggangu ...," salam Azazel lekas berdiri dan membersihkan pakaian serta rambutnya, seakan tak terjadi apa-apa.

Azazel lekas berjalan menghampiri Neo yang masih duduk di tanah, lalu tubuh kecil itu ia angkat bak anak kucing dan mulai tersenyum formalitas pada Regio yang ada di hadapannya.

"Maaf ya, Mas. Ini pasien saya suka lepas tiba-tiba kalau ga dikandangin. Masnya ga pa-pa, kan? Tolong dimaklumi ya, namanya juga anak spesial," dalih Azazel membuat skenario baru.

Tentu pernyataan tersebut membuat Neo semakin naik pitam. Namun, belum sempat bocah itu mengeluarkan raungannya, mulutnya lekas dibekap oleh Azazel dan menggotongnya di bahu, lalu dibawa kabur lari terbirit-birit.

"Eemmm!!!"

Akan tetapi, Regio lebih cepat menahan lengan Azazel, hingga membuat sang empunya nyaris jatuh ke belakang.

"Tunggu! Sa-saya hanya ingin tau ... Apa itu benar-benar kamu, Leo? Apa kamu merasuki tubuh anak itu ... Tolong ... Kalau memang benar ... tolong jangan pergi dulu ...," mohon Regio hingga dirinya bersimpuh di kaki Azazel.

Neo semakin meronta liar di pundak Azazel. Ia tak mampu menahan dendamnya selama ini. Anak itu ingin menerkam dan membunuh predator yang sudah merusak hidupnya.

"Hah ... Iye, iye ... Bentar aja tapi, ya. Anak ini gigit soalnya," pasrah Azazel sembari menurunkan Neo.

"Mati lo bangst! Nge*t*t! Bab*! Gue bakar k*nt*l lo itu, cok! Gara-gara lo waktu itu gue ga bisa berak seminggu bajingan!!"

Neo kembali menghujani umpatan tepat di wajah Regio. Dengan liar ia hendak meraih Regio dan mencakar wajah sialannya itu yang hanya berjarak beberapa centi darinya. Beruntung, Azazel menahan kerah bajunya, alhasil Neo hanya meronta kesetanan di tempat.

Di sisi lain, Regio merasa tak asing dengan nada bicara anak itu. Rasa rindu serta penyesalannya selama ini seakan terobati begitu saja. Pria dewasa itu menangis sesenggukan, ia lekas bersujud pada kaki Neo dan merapalkan kata maaf yang terdengar pilu.

"Maaf ... Maafin gue, Le ... Gue nyesel ... "

Neo terperanjat ketika kakinya disentuh oleh mantan sahabatnya itu. Reflek salah satu kakinya terangkat hingga menendang wajah Regio.

Anak itu lari berlindung ke belakang Azazel dan mendesis kencang bak kucing yang sedang terancam.

"Banyak gaya, sih," celetuk Azazel.

Neo kembali melotot ke arah Regio yang setia bersimpuh di hadapannya. Dia bahkan tak sudi mendengar kata maaf yang tidak dapat membuat penderitaannya selama ini menghilang begitu saja. Semua sudah terlambat, tak akan ada pengampunan yang diterima mulai detik di mana jiwa Leo sudah berpisah dari raganya.

Fake Wizard On viuen les histories. Descobreix ara