40. Penyesalan

5.1K 627 64
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨


Aamon tak henti-hentinya berseteru dengan Neo yang masih tak tahu menahu itu. Sampai sang Ayah pun turun tangan menghentikan pertikaian tersebut.

"Maaf, saya berjanji akan memberi tahu Ne-Leo yang sebenarnya, tapi tidak sekarang, dia masih sakit dan saya tidak ingin membebani pikirannya dulu," ujar Steve mengusir bocah iblis itu dengan sopan.

"Hmp! Pokoknya dia itu tanggung jawabmu, Om! Bukan tanggung jawab Tuan Azazel, jadi kamu juga tak perlu mencari-cari Tuan Azazel lagi!" ketus Aamin seraya menunjuk ke arah Neo yang setia duduk di ranjang.

Neo terdiam tak tahu harus membalas apa, ia merasa dendam dan kesal pada Azazel yang sudah menipunya sedari awal. Namun yang lebih ia benci bukanlah sosok iblis itu, juga bukan Steve, melainkan seorang wanita yang sudah melahirkannya.

Aamon keluar dari ruangan itu tidak melalui pintu, melainkan dari jendela kamar dan detik itu juga sosoknya mulai memudar hingga menghilang dari pandangan manusia normal. Walakin, tidak dengan Neo, ia melihat sepasang sayap kelelawar berwana putih mengepak indah di punggung bocah iblis itu. Tanpa berpamitan, Aamon terbang dan pergi begitu saja.

"Lah?! Kok ilang?! Dad?! Di-dia itu beneran hantu?!" panik Zoey lekas memeluk Galen hingga tercekik.

Bukannya menenangkan Zoey, Steve justru kembali pada ranjang Neo yang kini menunduk lesu itu.

"Tidak usah terlalu dipikirkan, sekarang kamu fokus sama kesembuhanmu saja, ya," ujar Steve mengusap lembut pelipis Neo.

"Gimana caranya ga dipikirin? Sebenarnya gue ini siapa? Gue ini anak dari pelayan gila sama iblis sinting itu, kan?" lirih Neo hingga tanpa sadar buliran air matanya terjun begitu saja.

Spontan sang Ayah membawa tubuh ringkih itu kembali dalam dekapannya.

"Kamu keluarga kita."

***

Tiga hari berlalu. Kini Neo tengah merebah di kasur empuk yang berada di kediaman Ellison. Yah, akhirnya dia bisa keluar dari rumah sakit setelah menjalani beberapa perawatan dengan luka di kepalanya itu.

Neo merasa terusik dengan suara isak tangis dari sisi kanan dan kiri tembok kamarnya.

"Si Zoey sama Galen nangis lagi? Rajin bener, ngalah-ngalahin Mbak Sundel bolong," gerutu Neo mulai beranjak turun dari kasurnya.

Anak itu keluar dari kamar dan sejenak terdiam di lorong lantai dua.

"Bunda ... Neo ... Maafin gue ... gue nyesel ..."

"Neo jangan pergi ... Abang minta maaf ..."

Begitulah kiranya yang didengar Leo, sukma asing yang kini berada di dalam tubuh anak yang ditangisi oleh Zoey dan Galen.

"Udah telat bego ... Mau sampe kapan kalian nangis?" cibirnya dan ikut menitihkan air mata tanpa izin.

Neo turun melalui anak tangga dan sesekali menyeka air mata serta ingusnya. Hingga, ekor matanya tak sengaja menangkap sosok Calvin yang tengah duduk di sofa ruang tamu sembari memandang sendu sebuah bingkai pigura berukuran sedang di tangannya.

Fake Wizard Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin