36. Nama

6.3K 893 120
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨




Gelapnya langit berlatarkan taburan gemerlap bintang, tak menjadi halangan bagi Azazel untuk menghampiri sang kekasih di tempat kerjanya.

Di lain sisi, Neo duduk di atas lemari yang ada di dalam kamar pelayan wanita itu, memantau alur kisah lampau yang kini diputar ulang.

"Samlekom, Bunda~ Kakandamu datang lagi, nich~ Bawa cireng balado kesukanmu," salam Azazel menerobos masuk ke dalam kamar Ariel.

Ariel yang baru akan menarik selimutnya itu, menatap datar ke arah si Iblis yang kini menjadi penghuni hatinya.

"Zazel," panggil wanita itu sembari menepuk-nepuk kasur single bed-nya. Beruntung, teman sekamarnya saat ini sedang pulang kampung. Alhasil, hanya dirinya seorang di kamar itu.

"Yes, Madam!" girang Azazel lekas meloncat ke kasur dan menidurkan kepalanya di paha Ariel.

Ariel menatap sendu ke arah manik merah gelap milik Azazel. Sesekali tangannya bergerak mengusap surai si Iblis dengan seduktif.

"Oh iya, saya punya hadiah untuk kekasihku," ucap Azazel lekas merogoh saku celananya.

Detik ketiga, Azazel mengeluarkan genggaman tangannya. Kemudian, ia buka perlahan kepalan tangan itu.

"Taraaa ... Ini Hachi anak yang sebatang kara, saya menemukannya di depan mansion dekat selokan."

Seekor kunang-kunang yang begitu terang cahayanya, keluar dari tangan Azazel. Serangga itu terbang konstan tepat di hadapan wajah Ariel. Nampak sangat indah nan cantik hingga sinar itu mampu  menghangatkan jiwanya.

Ariel terdiam dan menengadahkan tangannya, sampai kunang-kunang tersebut terbang landai di telapak tangannya yang lentik itu.

"Kenapa kunang-kunang?" tanya Ariel pada Azazel yang kini berguling-guling di kakinya.

Detik ketiga, Azazel mendudukan dirinya menatap lekat kedua manik hitam legam milik Ariel.

"Karena makhluk kecil ini sama denganmu. Di antaran kawanannya yang juga bersinar terang, hanya cahaya makhluk yang paling benderang."

"Aku tak mengerti," bingung Ariel.

"Diantara miliyaran manusia yang ada di bumi ini, hanya sinarmu yang mampu menerangi kegelapan hati ini," lanjut Azazel sembari mencolek dagu Ariel.

Ariel mengulum bibirnya, ia melampiaskan rasa malunya dengan mencakar brutal wajah Azazel.

"Aaaaaaakkkk!!" pekik Azazel menutup wajahnya dengan tangan.

Jangan tanyakan keadaan Leo yang setia berada di atas lemari. Dia sudah muntah dua kantong plastik selama menonton drama menggelikan yang baru saja diputar.

Ariel hembus napasnya berat, lalu ia menjambak rambut si iblis hingga terbentang di kasur detik itu juga.

"Astagfirullah, Dinda?! Kamu mau ngapain?! Kyaah! Jangan nodain Akang!!"

Fake Wizard Where stories live. Discover now