35. Pelayan Wanita

7.5K 912 102
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨









Neo setia berlindung di balik punggung Azazel. Ia bahkan melotot garang ke arah Regio dan sesekali meludahinya.

"Bodo amat anjeng! Lo yang salah! Apapun itu alasan lo, pokoknya lo yang bajingan! Jangan harap gue maafin lo! Gue sumpain titid lo digondol lampir! Cuih!" murka Neo dengan mengacungkan jari tengahnya dari sela ketiak Azazel.

Regio menatap sendu bocah yang ada di belakang Azazel, hatinya seakan tertancap ribuan belati. Ia kembali bersimpuh dengan air matanya yang tak kunjung berhenti.

"Iya, gue paham ... Gue memang salah, gue bajingan hina, dan yang harusnya mati itu gue, bukan lo, Le ..."

Spontan Neo sedikit tersentak, ia mengulum bibirnya tanda tak tahu harus membalas apa. Sedangkan, Azazel yang sedari awal hanya menyimak, kini mulai menepuk tangannya satu kali, mengalihkan atensi mereka.

"Dah, sesi curhatnya udah selesai, ya. Saya bawa anak ini du–"

"NEO!"

Belum sempat Azazel menyelesaikan kalimatnya. Tahu-tahu dari arah gapura pemakaman, muncul seorang pria mengenakan setelan jas yang terlihat acak-acakan itu.

Pria itu adalah Calvin, dia lekas berlari ke arah adiknya dan menarik tangan kurus itu tak santai.

"Akhirnya ketemu! Kemana aja kamu?! Kita semua kalang kabut nyariin kamu!" sentak Calvin dengan napas terengah.

Neo sendiri justru mengerjapkan matanya bingung. Sedangkan, Azazel menepuk jidatnya tanda pasrah.

"Ayo pulang!"

Baru saja Calvin hendak menarik tangan kanan si bungsu, mendadak Regio ikut menarik tangan kiri Neo hingga membuat sang empunya meringis.

"Tunggu! Gue belum selesai bicara!" sela Regio tak mau kalah.

"Apa?! Siapa kau! Lepaskan tanganmu dari Adikku!" murka Calvin kembali menarik tangan Neo.

"Eist! Tunggu dulu! Saya buru-buru mau bawa anak ini!" timpah Azazel dengan menarik salah satu kaki Neo.

Terjadilah tarik-menarik antar ketiga pria dewasa memperebutkan seorang bocah laki-laki yang nampak kelimpungan itu.

"Woiii!! Lepasin!! Jangan sentuh-sentuh!!Gue sembur pake elemen api ni ye!!" jerit Neo memberontak liar meski hanya bertumpu dengan satu kaki.

Mendengar itu, sontak ketiganya menurut untuk melepaskan Neo. Sang empunya kini melirik tajam ke arah ketiganya secara bergantian.

"Udah selesai dramanya! Gue capek! Mending gue balik ke era kemiskinan, hidup sendiri, tenang, aman, damai! Bye!" pungkasnya lekas berlari terbirit-birit menjauh dari mereka.

Calvin dibuat terkejut dengan pernyataan itu, ia lekas mengejar Neo dan diikuti oleh Regio, sedangkan Azazel masih diam di tempat.

"Neo! Kamu ini kenapa?! Berhenti!" sergah Calvin tak percaya melihat aksi Neo yang kini tengah memanjat tembok pembatas dan meloncat begitu saja.

"Sejak kapan dia bisa parkour?" heran Regio namun tetap mengejar sahabatnya.

Calvin dan Regio mempercepat lajunya memutar jalan menuju balik tembok tersebut.

Fake Wizard Where stories live. Discover now