Askara ngga mau bangun?

239 18 8
                                    

Ini anak bebeknya mama Tania masih betah bobok?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini anak bebeknya mama Tania masih betah bobok?



                                     ****

Demi Tuhan,
Bagi mama Tania suara elektrokardiograf jauh lebih menyeramkan dibandingkan suara hantu manapun.
Apalagi suara itu dihasilkan dari denyut jantung buah hati kesayangannya.

Sudah hampir satu Minggu lamanya, Askara masih betah memejamkan mata nya dan enggan keluar dari ruangan menakutkan itu. Dan disini jugalah mama Tania mempunyai hobby baru selain memasak yaitu menempelkan keningnya pada kaca pembatas ruan ICU (Intensif care unit)

"Ini anaknya mama ngga mau bangun..? Aska ngga kangen sama mama nak? Mama rindu sekali lho sama Askara..." Lagi dan lagi, air mata turun membasahi pipi mulus itu. Entah sudah berapa banyak air mata yang mama Tania keluarkan untuk meratapi nasib putranya itu.

"Tania... Ini sudah malam, ayok kita pulang"

"Aku masih mau nemenin Askara mas.. mastiin kalau dia bangun aku bisa langsung peluk dia. Kamu tau kan? Sedingin apa ruangan itu?"

"Aku sedang menyelidiki Jean"

Mama Tania menoleh tidak suka saat suaminya membawa-bawa nama seseorang yang sangat dia benci.

"Untuk apa? Kamu ngga mau jeblosin dia ke penjara? Kalau kalian masih belain dia biar aku yang turun tangan!"

"Sabar Tania.. sabar, aku mengerti perasaanmu. Tapi jika kamu sabar sedikit bukan hanya Jean yang akan di hukum tapi kita akan menyeret banyak orang"

"Maksud kamu apa mas?" Mama Tania mengernyit heran dengan kalimat terakhir suaminya.

"Jean kemungkinan besar adalah putra dari Tanata."

"Apa?! Darimana kamu tau mas? Seingatku Tanata hanya mempunyai dua putra kembar, itu saja."

"Tidak Tania... Tanata mempunyai satu putra lagi, meski keberadaannya sulit ditemukan."

"Tapi ngga mungkin Jean kan mas!?"

"Banyak kemungkinan yang terjadi Tania, kamu tidak tau siapa Tanata dan juga keluarga Juna_

__dulu aku sudah peringatkan kamu agar menjauh dari mereka."

"Apa yang kamu sembunyikan?"

"Tidak ada. Soal Jean hanya kemungkinan saja. Benar atau tidaknya biar aku yang mencari tau."

Jika benar Jean putra dari Tanata, lalu siapa ibu nya? Tidak mungkin kan bertahun-tahun keluarga itu hanya mengakui dua putra saja? Jean dan Askara hanya terpaut selisih beberapa tahun saja.

Sedangkan si kembar Arsa dan Arsy pun hanya selisih empat tahun saja dari Askara, jadi kemungkinan besar jika Jean benar putra Tanata, anak itu lahir tidak terpaut jauh dari Arsa dan Arsy.

Dan setelah kelahiran si kembar, tidak ada berita jika Mira mengandung kembali.



"Permisi.. Tuan dan Nyonya Andrian, Askara sudah sadar mohon untuk bergantian jika ingin melihatnya."




                                      ****

Sejak pagi buta, suara benda pecah belah sudah terdengar dari mansion mewah itu bahkan ketika matahari saja belum menampakkan sinarnya.
Entah sudah berapa vas bunga yang mama samantha lempar ke sembarang arah karena muak dengan keadaan yang menimpanya.

Tak jarang dia berteriak histeris karena merindukan Askara.

Askara Atau Arsa?

Bahkan setelah kejadian naas itu, Jean belum berani menampakkan wajahnya pada keluarga itu. Terkecuali pada Bagas.

"Jean."

Jean tersentak kaget ketika suara berat Juna menyapa Indra pendengarannya.
Ada apa? Apa yang akan Juna katakan? Tumben sekali pikirnya.

"I..iya kak.. saya."

"Apa yang kamu katakan pada Askara?" Juna memperhatikan gerak-gerik Jean yang terlihat gugup.

"Aku.. aku.. ngga bilang apa-apa."

"Biar ku peringatkan satu hal_

__jangan pernah mencampuri urusan Askara. Bahkan ketika dia berkeliaran dirumah ini kamu tidak berhak mengatakan sepatah katapun pada nya_

__Aku harap kamu menyadari posisimu, kamu sadar siapa dirimu?"

Kata-kata Juna seolah bagaikan batu yang menimpa dada nya hingga ke dasar jurang.
Itu adalah penghinaan paling menyakitkan untuknya.
Meski ia menolak fakta tetap saja kenyataannya memang begitu kan? Dia bahkan hanya debu dirumah ini.

Dia menyadari jika sikapnya memang salah besar. Tidak seharusnya dia mengharapkan cinta dari keluarga ini.

Setelah juna mengatakan hal menyakitkan itu, kini hanya tersisa Jean seorang yang duduk di sudut lemari dengan tangis menyayat hati.

Dia takut, sangat takut jika nanti Askara tidak bisa di selamatkan dan semua orang akan menyalahkannya.

"Ayah... Ibu... Sebenernya kalian ini dimana? Kenapa aku ada disituasi seperti ini? Kenapa kalian biarkan aku menderita sendirian? Ayah... Tolong aku." Isak Jean sambil memeluk lututnya yang gemetar.

Sejak dulu, Jean benar-benar tidak tau siapa Ayah Ibu nya.
Dia hanya tau dibesarkan di panti asuhan lalu tanpa sengaja di adopsi oleh sebuah keluarga.

Dulu, Jean pikir kehidupannya akan jauh lebih baik setelah di adopsi.
Tapi justru di dalam panti jauh lebih baik jika dibandingkan dirumah keluarga barunya.

Jean kerap kali mendapatkan pelecehan seksual dari Ayah angkatnya.
Tak jarang hampir setiap malam dia digerayangi oleh laki-laki tua itu.

Ingin menolak namun apa daya, kekuatan pria itu jauh lebih besar daripada tenaganya yang tidak seberapa.

Dan penderitaan itu tidak selesai disitu saja, bahkan Jean sempat akan di jual pada sebuah bar demi uang untuk Ayah angkatnya.
Namun dia berhasil lolos dan bertemu dengan sosok baik hati seperti Bagas.

Jean mencintai Bagas.










Tbc.




Cium dikit ngga apa-apa kan?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cium dikit ngga apa-apa kan?






A S K A R AWhere stories live. Discover now