Duck from the Dark

247 35 14
                                    

ku pastikan bahwa aku akan menjadi rindu yang paling menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ku pastikan bahwa aku akan menjadi rindu yang paling menyakitkan.

Askara













*******

Untuk yang pertama kali nya dalam sejarah Juna merasa kehilangan pijakannya saat ini juga. Bagaimana tidak?
Belum ada sehari ia meninggalkan markas penyimpanan efedra nya yang sudah di olah dan siap kirim, kini berubah menjadi abu tanpa ada bekas kebakaran sedikitpun.

Bahkan semua yang terlibat untuk menjaga keamanan disini pun berubah menjadi bubur manusia bersatu dalam satu wadah ember besar berwarna putih bersih.
Juna yakin sekali jika semua pengikut nya tewas dan tubuhnya di hancurkan sehalus mungkin dan dikumpulkan dalam satu wadah.

Sungguh orang sinting mana yang melakukan hal  sekejam ini.

Bahkan Juna saja tidak pernah membayangkan sebelumnya.
Orang ini benar gila sungguhan, selain membakar semua barang dagangannya dia juga menghabisi semua orang tanpa ampun.

"Mr.. saya menemukan sesuatu"
Dante datang melaporkan sesuatu setelah dia memeriksa setiap sudut berharap menemukan petunjuk.

"Apa yang kamu temukan?"

Dante menyodorkan boneka angsa cukup besar berwarna putih yang ia temukan menggantung tepat di atas efedra yang belum di olah.
Juna meneliti cukup lama boneka tersebut sambil berpikir siapa sebenarnya dalang dibalik semua ini?

Dan kenapa setiap tindakannya selalu meninggalkan boneka angsa?

Karena Juna untuk kedua kalinya mendapatkan teror boneka angsa tersebut setalah ia berhasil merebut jalur dagang nya.

"Sebenarnya kenapa dia meninggalkan jejak sejelas ini Mr..?"

"Dante, dia tidak sekedar ingin bermain dengan kita. Tapi juga menantang kita secara terang-terangan "

"Maaf Mr.. apa sebelum nya anda sudah menebak siapa orang di balik semua ini?"

"Aku tidak yakin"

"Askara?"
Juna menatap Dante cukup tajam, seperti tidak terima dengan apa yang barusan pemuda itu katakan.

"Yang benar saja!? Dia hanya anak kecil yang masih membawa tumbler berisi susu kemana-mana"

Dante menundukkan kepalanya takut-takut, Juna benar tidak mungkin orang itu adalah Askara. Seingatnya Anak itu takut darah dan sangat tidak mungkin jika dia yang melakukan ini semua.

Soal boneka angsa yang mirip dengan miliknya, tidak hanya Askara saja yang memiliki boneka itu.

Benar kan?

"Dante, aku ingin kamu selidiki ini dengan hati-hati. Karena yang kita hadapi kali ini tidak bisa di anggap remeh"

"Saya paham Mr.."

Juna menghembuskan nafas pelan, sungguh apalagi kali ini? Apa dia tidak boleh dibiarkan tenang barang sebentar saja? Dia cukup lelah karena tekanan dari berbagai pihak dan belum lagi saat dirumah mama nya yang selalu membuat masalah.

Mama Samantha mengalami halusinasi parah setiap malam sejak mengetahui Askara tidak kembali lagi, dan di perparah oleh kejadian mendiang Arsa yang masih terekam jelas di kepalanya.

Bagas pun tidak bisa di andalkan, dia sama saja dengan mama nya yang berubah menjadi pesakitan. dia kerap kali ketakutan atas rasa bersalahnya pada Arsa dulu,
Bagas benar-benar kehilangan dirinya sendiri.

"Tuhan.. kenapa semuanya menjadi seperti ini? Apa yang sudah aku lakukan" Juna mengusap wajahnya kasar, sedikit frustasi dengan keadaannya saat ini.



*********

Suara dentingan piano yang sangat merdu menggema diruangan ber-cat putih itu.
Sesosok wanita bergaun merah muda tengah memainkan jari lentiknya di atas tuts piano seharga miliaran rupiah.
Sesekali ia memejamkan matanya karena menikmati permainannya sendiri.

Hatinya sangat bahagia hingga membuatnya memainkan sebuah lagu di pagi hari seperti ini.

"Morning love.."
Kecupan bibir ia terima dari suami tercinta yang sepertinya baru saja bangun.

"Hai... Morning"

"Kenapa sudah sangat cantik sekali, padahal masih pagi"

"Aku berhias untuk suamiku, salah?"
Mama Tania membelai pipi suaminya lembut.

Dia sangat bersyukur sudah di cintai begitu hebat oleh laki-laki di depannya ini.
Selama hidup bersamanya, dia tidak pernah meninggikan suaranya meski saat sedang marah sekalipun.

Laki-laki hebat yang selalu menemani dan menyemangati nya saat ingin mendapatkan Askara.
Berbagi sakit dan juga air mata bersama.
Mama Tania berjanji dalam hatinya akan selalu berada di sisi suaminya, apapun yang akan terjadi kelak.

"Kamu semalam kemana? Kenapa pulang-pulang langsung menyerangku? Jahat sekali"

"Biasa, soal kerjaan_

__aku kelelahan, jadi obatnya ya dirimu tepatnya tubuh indahmu"

Mama Tania menatap sebal suaminya karena yang ada di kepalanya hanya soal seks saja. Tidak ada hal lain lagi selain itu. Sangat mesum.

"Mama... "
Suara serak Askara yang sepertinya juga baru bangun itu membuyarkan semua pikiran-pikiran aneh sang papa yang sudah merencanakan penyerangan kedua untuk istrinya.

"Hallo baby nya mama, sini sayang.. maaf ya mama semalam nggak nemenin Aska bobok"

Mama Tania langsung memeluk Askara begitu putranya mendekat.
Entahlah rasanya ada yang kurang jika sehari saja dia tidak memeluk anak bebek nya ini.

Maklum, mendapatkan Askara sungguh perjuangan yang luar biasa.

"Nggak masalah mama.. kan Aska udah besar, masa di temenin mama tidurnya"

"Noo!!? Bagi mama Aska tetap baby nggak pernah besar di mata mama" seketika mama Tania memanyunkan bibirnya saat Aska menolak ditemani tidur untuk pertama kalinya.

Melihat istrinya pura-pura merajuk, papa Andrian hanya geleng-geleng kepala saja.
Dan menatap sekilas Askara yang tertawa renyah karena melihat ekspresi mama nya yang lucu.

Papa Andrian belum bertanya pada Askara sejak kejadian beberapa hari lalu, tepatnya saat Askara mengatakan jika ia diam-diam pergi menemui Juna.
Meski tidak sampai bertemu, Askara beralasan jika ia merindukan Juna.
Dan tidak sengaja menjatuhkan Tumbler miliknya karena terkejut ada penjaga yang hampir memergoki keberadaannya.

Papa heran dengan perilaku Askara, dulu anak itu benar-benar membenci siapapun yang membahas soal Juna di depannya.
Tapi kini, diam-diam anak itu justru mencari Juna.

Sebenarnya apa mau Askara ini?

Apa putranya mencintai Juna? Laki-laki kejam yang seperti orang tidak waras itu?
Apa Askara tau jika yang sedang ia lihat kali ini bukan pemandangan sesungguhnya.
Juna tidak sebaik yang ia kira.

Apa papa perlu memberitahu Askara perihal Juna yang membantai habis keluarga Hiraya bahkan membuat gila salah satu putra nya.

Bahkan mansion miliknya juga merupakan tempat kematian tragis pemuda bernama Arsa itu.

Haruskah Papa Andrian memberitahu itu semua pada Askara?
Jika Juna adalah laki-laki yang sangat berbahaya.















Vote yang kenceng biar update nya juga kenceng! Oke sekian wkwkwk 🤭🤭

TBC.

A S K A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang