Jepang 🇯🇵

1.7K 152 25
                                    

Sebuah Private Jet mendarat dengan selamat di bandara Awaodori Tokushima pada pukul 10:00 siang waktu setempat.

"Sayang, bangun yuk"

Koo enggan membuka matanya, ia terlalu nyaman berada di depan sang Daddy.

"Gendong saja Tae, dia nanti rewel" saran Jin yang tengah membenahi beberapa barang-barangnya

Tae menurut, dia perlahan mengangkat tubuh yang tidak bisa dibilang enteng itu, kemudian menggendongnya perlahan supaya Koo tetap nyaman.

"Biar saya yang membereskan semuanya Tuan"

Sully mengajukan diri untuk merapikan kekacauan yang Koo lakukan di pesawat; banyak Snack yang sudah dibuka tapi tidak dimakan, mainan pun berantakan.

"Terima kasih" ucap Tae sambil berlalu menuju pintu keluar

Di tengah perjalanan, masih berada di lapangan lepas landas Koo terbangun dari tidurnya, matanya langsung terbuka lebar mengamati hamparan pegunungan hijau di sekelilingnya.

"Wah, ini di film Teletubbies ya Dad?" Ucapnya takjub

"Bukan sayangku, kita sudah sampai di Jepang"

"Wah, bagusnya, Koo suka, tapi dingin"

Si bayi segera mengeratkan pelukan di tubuh sang Daddy dengan mata yang masih mengamati sekelilingnya yang menakjubkan.

...

Liburan kali ini, keluarga Kim memutuskan pergi ke Kamikatsu, kota kecil yang dikelilingi bukit serta pemandangan hijau memanjakan mata yang masih begitu asri ---- keluarga Kim memiliki sebuah rumah warisan kakek mereka di Jepang, mereka jarang ke sana karena berada di daerah terpencil yang jauh dari pusat kota.

"Wah, Daddy apa kita lagi di Negeri Dongeng? Kenapa rumahnya seperti rumah penyihir"

"Astaga anak ini ada saja imajinasinya" keluh Jimin sembari mengusap perutnya yang sedikit mengeras

Rumah keluarga Kim memanglah seperti hunian yang ada di Negeri Dongeng; berdinding bata, berpagar kayu yang dihiasi tumbuhan merambat, serta halaman yang luas ditanami berbagai sayur dan pohon buah.

Di dalam rumah sedikit gelap karena rumah itu memang didominasi kayu dan bata saja, meski begitu isinya cukup lengkap; sofa nyaman, ruang makan, perapian, dan dapur yang luas kesukaan Jin.

"Ih, Koo takut" rengek si bayi mulai berimajinasi lagi

"Aish, ini rumah Daddy sayang bukan rumah penyihir, dan tak ada penyihir di sini, rumah ini memang kuno, dan tetangga kita juga rumahnya begini"

Jelas Tae mulai kehilangan kesabaran menanggapi khayalan ngawur kekasihnya tersebut.

"Ungh, Koo mau duduk" ketus Koo lalu duduk di sebuah sofa dekat perapian

Dia merajuk, melipat kedua tangannya dengan bibir mengerucut dan mata mendelik bulat mengamati sang Daddy.

"Selamat datang Tuan"

Sapa seorang pria paruh baya, kiranya berumur 60 tahunan, dia berpakaian lusuh dengan topi jerami menutupi rambut putihnya.

"Ah, apa kabar paman Yama" sapa Tae membungkuk pada pria itu

"Baik Tuan, saya kira kalian akan tiba sore nanti, biar saya panggil Bibi Azumi untuk merapikan kamar"

"Tak usah buru-buru paman, kami juga ingin berkeliling sebentar, mengajak kekasihku yang baru pertama ke sini"

Ujar Tae setelahnya merangkul bahu Koo yang mengalihkan tatapan Yamato.

"Ah, selamat datang Tuan"

"Hallo kakek, namaku Jeon Jungkook ya"

Koo ChibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang