PART 8 (21+)

11.6K 306 0
                                    

Nathan berusaha untuk mengalihkan perhatiannya dengan memperhatikan sekeliling ruangan kamar itu.

Hotel itu bukanlah hotel bintang 5 yang biasa di tempati oleh Nathan.

Ruangan itu tidak terlalu besar. Tidak ada sofa panjang di ruangan itu, hanya terdapat sebuah kursi itu pun kursi kayu yang pastinya sangat tidak nyaman untuk tidur.

Lagipula sudah lama sekali Nathan tidak pernah tidur di kursi dalam posisi duduk.

Ia yakin jika malam ini dirinya tidur di kursi itu, keesokan harinya ia akan merasakan sakit di sekujur tubuhnya, karena tidak ada pilihan maka Nathan memilih untuk tidur di samping Ellen. Nathan berbaring dengan posisi memunggungi Ellen.

Hari semakin malam dan jam kini menunjukkan pukul 11 malam. Nathan mencoba untuk tidur tapi tubuhnya terus bergerak-gerak gelisah berusaha mencari posisi yang nyaman, terlebih lagi bersebelahan dengan gadis itu membuatnya tidak nyaman.

Juniornya pun semakin semangat untuk minta agar segera dibebaskan, membuat celana bagian depannya terasa sesak dan sakit.

Di samping Nathan gadis itu mengerang lalu menyentuh punggung Nathan. Ellen mendekatkan tubuhnya pada tubuh Nathan, melingkarkan kakinya di seputar tubuh Nathan.

"Len, lepas." ucap Nathan dengan suara parau. Dirinya berusaha melepaskan kaki Ellen yang melilit tubuhnya.

"Panas..." erang gadis itu.

Natahan membalikan tubuhnya dan menatap Ellen.

Sedari tadi gadis ini bersikap aneh, pikir Nathan.

Ellen membuka matanya dan menatap Nathan, "Aku merasa aneh di bagian bawah." rengeknya sambil menatap Nathan dengan pandangan memelas.

Ellen kembali mendekati Nathan dan mengalungkan kedua tangannya di sekitar leher Nathan, kemudian mendekatkan bibirnya pada bibir milik Nathan.

Nathan sedikit terkejut dengan tindakan berani gadis itu. Ciuman yang sekarang di berikan Ellen terasa berbeda ketika mereka berciuman di pesta.

Di pesta Ellen terlihat kikuk dan hanya mengikuti gerakan Nathan, tapi sekarang gadis itu dengan berani mencium Nathan.

Bukan sekedar mencium, kini lidah mereka saling bertautan dan tanpa di sadari, kini Ellen duduk di pangkuan Nathan dengan kaki kanan dan kiri gadis itu mengapit pahanya.

Nathan yang sedikit mabuk kini mulai terbuai oleh ciuman dan kelembutan bibir Ellen. Kini bukan pikirannya yang mengendalikan tubuhnya melainkan hasrat dan nafsu untuk memuaskan diri yang kini menguasai tubuhnya.

Tangan kanan Nathan menyentuh tengkuk Ellen dan menekankan ciuman mereka, membuat ciuman itu semakin dalam dan intens.

Napas mereka saling memburu satu sama lain. Sudah lebih dari 10 menit mereka berciuman dengan panas. Akhirnya Nathan menyudahi ciuman mereka, kini bibir Nathan menyusuri kulit lembut dan putih seperti pualam.

Bibir Nathan dapat merasakan kehalusan kulit gadis itu. dengan lembut mengecup leher jenjang milik gadis itu, perlahan ciumannya turun semakin kebawah.

Nathan mengecup lembut bahu Ellen. Menyentuhkan jari telunjuknya pada belahan gadis itu, hal itu sontak membuat Ellen mengerang.

Ellen memnyentuhkan tangannya dan menyusuri tubuh kokoh milik Nathan.

Pria itu memiliki tubuh yang atletis dengan perut si- ah bukan six packs tapi eight packs dan lengan kokoh serta berotot, tapi tidak terlalu berlebihan seperti binaragawan.

Lekukan-lekukan otot itu sangat pas di tubuh pria itu. menambahkan kesan maskulinitas.

Kulit Nathan berwarna kecoklatan yang sangat indah, sangat cocok dan kontras pada rambut lebat hitam miliknya serta matanya yang berwarna biru gelap.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Where stories live. Discover now