Part 37

4.6K 212 9
                                    

Nathan berjalan melihat bunga bermekaran, disini ia menunggu seseorang. Seseorang yang sudah dinantinya dengan sabar selama 4 tahun.

Langkah Nathan berhenti ketika ia menangkap sosok seorang wanita. Nathan cukup melihat punggung wanita itu, tubuh ramping, rambut panjang bergelombang yang dipermainkan oleh angin dan ia tidak mungkin salah.

Jantungnya seketika berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya. Perasaan ini, perasaaan yang sama seperti saat pertama kali melihat wanita itu dan Nathan yakin ia tidak salah.

Seringai kemenangan muncul, "Aku menemukanmu." Diletakkan tangan kanannya tepat di jantung. Sejenak memejamkan matanya, meresapi perasaan itu.

Rasanya masih sama saat Nathan pertama kali melihat Ellen masuk ke dalam cafe, kali pertama ia melihat wanita itu.

Pertama kali sejak 4 tahun terakhir jantungnya kembali berdetak begitu hebat, bahkan dengan Ella ia tidak pernah merasakan seperti itu.

Ia melihat wanita itu bersama seorang pria, tertawa bahagia. Nathan melangkah mundur. Sempat berpikir untuk mundur tapi pada akhirnya hatinya yang menuntun.

Ia mengikuti mereka, menunggu kesempatan untuk bisa berbicara berduaan dengan Ellen dan ketika Ben pergi, Nathan melangkah cepat mendekati sosok yang membuat jantungnya berpacu lebih kencang, "Ellen." panggilnya.

****

Ellen yang kini berjalan-jalan bersama dengan Ben menikmati sakura yang bermekaran. Saling melontarkan canda.

Jikalau orang lain melihat maka mereka akan terlihat seperti sepasang kekasih yang bahagia tapi yang sebenarnya adalah hubungan mereka saat ini benar-benar tidak lebih dari seorang sahabat.

Ben meminta izin untuk pergi sebentar, entahlah kemana Ellen juga tidak tahu.

Terlalu lama menunggu Ben yang tidak kunjung kembali. Ellen memutuskan untuk membeli minuman dan berjalan-jalan seorang diri.

"Ellen."

Ellen mengenal betul suara itu. Membalikkan badan secara perlahan Ellen melihat siapa yang memanggil namanya, karena begitu terkejut minumannya nyaris saja tumpah.

Ellen tidak percaya dengan penglihatannya. Nathan berdiri di hadapannya hanya berjarak beberapa meter.

Pria itu masih tampan dan gagah seperti terakhir yang diingatnya 4 tahun lalu. Hanya saja mata pria itu menunjukkan gurat-gurat kelelahan.

Selama beberapa menit mereka hanya saling diam, saling memandang satu sama lain. Nathan yang berinisiatif lebih dulu untuk mendekat, ia berjalan beberapa langkah dan kini mereka hanya berjarak 50 senti.

"Aku menang." ucap Nathan begitu pria itu sampai di hadapan Ellen.

Ellen kembali teringat akan perkataannya pada Nathan 4 tahun lalu disidang perceraian. Jika mereka memang berjodoh, sejauh apapun dirinya pergi Nathan pasti akan bisa menemukannya, sedangkan Nathan menantangnya untuk pergi jauh, jika pria itu bisa menemukannya maka Nathan tidak akan pernah melepaskannya.

"Bagaimana bisa?" Ellen akhirnya membuka suara.

Tidak menjawab pertanyaan wanita itu, Nathan menarik pergelangan tangan Ellen, memeluk tubuh wanita itu. Ellen yang masih diliputi perasaan terkejut tidak bisa mengelak.

"Kau kalah." Nathan tidak menjawab pertanyaan Ellen, senyumnya kini mengembang kian lebar.

"Bagaimana bisa?" Ellen mengulangi pertanyaannya.

Nathan melonggarkan pelukannya, menatap Ellen wanita yang begitu dirindukannya, "Ben." Jawab Nathan.

****

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Where stories live. Discover now