Part 28

5.9K 272 23
                                    

Nathan memberikan Ellen segelas air putih yang langsung diminum hingga tandas.

"Tidak ada yang ingin kau katakan?" tanya Ellen begitu ia dapat berpikir dengan jernih.

"Kalau kau berharap aku meminta maaf atas kejadian barusan jawabannya adalah tidak. Aku tidak merasa menyesal." ucap Nathan dengan angkuh.

"Aku meminta penjelasan kenapa kau..."

"Menurutmu kenapa? itu hal wajar kan jika pria dan wanita saling tertarik dengan tubuh masing-masing."

Ellen menatap tajam kearah Nathan.

Apa katanya? Saling tertarik dengan tubuh masing-masing?

Seketika tangan Ellen menampar pipi Nathan.

Ellen tidak bisa lagi mendengar perkataan yang dilontarkan oleh pria itu. Kini dirinya sudah sadar, Nathan hanya tertarik pada tubuhnya. Ciuman-ciuman pria itu? Itu semua juga karena Nathan tertarik dengan tubuhnya bukan karena pria itu memiliki rasa padanya.

Lalu bagaimana dengan sikap peduli pria itu? apakah semua karena iba? Merasa bersalah karena telah merenggut kesuciannya?

"Kenapa kau begitu kejam seperti ini?" Ellen kini menitikkan air mata dan Nathan merutuki dirinya.

Bukan itu yang ingin ia katakan tapi begitu Ellen bertanya yang keluar dari mulutnya kenapa hanya kata-kata kejam?

"Kau bilang apa? Saling tertarik dengan tubuh?" tanya Ellen dengan suara bergetar.

"Tidakkah kau sadar? Bahwa aku men..." Ellen menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Men apa Len?" tanya Nathan.

Ellen menundukkan kepalanya.

"Men apa Len?" Nathan bertanya sekali lagi.

"Aku mencintaimu!" bentak Ellen.

"Aku bodoh! Seharusnya aku tidak pernah mencintaimu, kau sendiri juga pernah memperingatkanku, tapi.. tapi hatiku tidak bisa berbohong!" Ellen bangkit berdiri dan dengan jari telunjuknya ia mendorong-dorong dada Nathan.

"Kau pasti berpikir kalau aku murahan... ah.. mungkin benar apa yang dikatakan mereka. Aku murahan."

"Ellen." tegur Nathan berusaha meraih lengan wanita itu tapi ditepisnya.

"Bagaimana aku tidak murahan? Kita menikah satu tahun, sebelum menikah aku sudah tidur denganmu dan barusan kita... dengan mudahnya aku jatuh lagi dalam buaianmu. Kau membiayai biaya hidupku, kau mengizinkanku tinggal di penthouse-mu. Bukankah aku sama saja dengan wanita murahan?" tantang Ellen.

Nathan hanya terdiam melihat Ellen yang menatapnya dengan sorot mata terluka.

"Len"

"Berhenti memanggilku! Ini salah. Aku yang salah. Tapi maaf, maaf sekali kita hentikan saja disini please."

Ellen mencengkeram jas Nathan dan memohon.

Ellen memohon padanya dengan berurai air mata. Memintanya untuk menghentikan apa?

"Please, kita sudahi semua. Kalau kau masih memiliki rasa simpati dan kasihan padaku please. Hatiku sakit Nathan." Ellen semakin meremas bajunya.

"Tidak." tolak Nathan dengan tegas.

Tubuh Ellen terhuyung kebelakang begitu mendengar penolakan tegas pria itu.

Benar, apa yang ia pikirkan selama ini? Kenapa dirinya sempat berpikir bahwa Nathan telah berubah? Nathan bukan Nathan yang dulu atau lebih tepatnya tidak ada Nathan yang dulu. Semua hanyalah imajinasinya saja, karena sedari awal tidak ada Nathan yang baik, Nathan yang ramah. Semua hanyalah khayalannya saja.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Where stories live. Discover now