Part 14 (17+)

8.3K 281 2
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan beberapa karyawan sudah pulang tapi masih ada 2 atau 3 karyawan yang harus lembur.

Ini pertama kalinya Ellen pulang larut malam. Banyak yang ia lakukan sebagai asisten Nathan yaitu mengurus jadwal meeting dengan klien, menyiapkan materi untuk Meeting dan menelepon klien. Saat ini ia diberi tablet oleh Nathan untuk mengurus agendanya dan ia sudah pusing menelepon sana sini membuat jadwal temu dengan Bosnya maupun sebaliknya.

Ellen merenggangkan badannya, melemaskan otot-ototnya yang kaku dan ia berkemas-kemas untuk pulang.

Ia tahu sebagai asisten Nathan ia tidak boleh lupa untuk meminta izin pada Nathan jika ia ingin pulang lebih dulu dari atasannya.

Diketuknya pintu ruang kerja Nathan tapi tidak ada balasan. Ellen memberanikan diri untuk membuka dan mengintipnya sekilas.

Ellen mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan, mencari sosok Nathan dan tatapannya tertuju pada Nathan yang kini sedang merebahkan kepalanya diatas meja dengan kertas-kertas yang berserakan dibawah kepalanya.

Ellen tahu bahwa Bosnya ini sangatlah sibuk dan kelelahan, tapi selama ini Nathan tidak pernah terlihat lelah.

Nathan itu terlihat seperti robot yang bekerja tanpa lelah, setelah melihat Nathan yang tertidur seperti ini membuatnya sadar Nathan masih seorang manusia.

Ellen mencoba menahan senyum karena pikiran konyolnya. Ellen berjalan masuk dengan sedikit mengendap-endap supaya tidak menimbulkan suara yang akan membangunkan Nathan.

Jas dan dasi pria itu diletakkan sembarang diatas sofa, kemeja pria itu sedikit kusut. Ellen tersenyum setidaknya sisi pria yang sempat ia kagumi masih ada. Serius dan pekerja keras.

Ellen mengambil jas Nathan dan meletakkannya di bahu pria itu tapi tindakannya membuat Nathan terbangun dari tidurnya.

Mata mereka selama sedetik saling beradu, "Sial!" Gumam Nathan, diusap wajahnya dengan kasar dan menatap Ellen.

"Sudah jam berapa?"

"Jam 11."

"Kau belum pulang?"

"Sekarang saya asisten bapak, kalau bapak sibuk saya juga ikut sibuk." jelas Ellen.

Nathan memijit-mijit tengkuknya dan merenggangkan tubuhnya yang kaku karena tidur dalam posisi duduk. Hari ini sangat lelah, banyak yang dipikirkannya selain urusan pekerjaan yang menyita waktu sekarang ditambah dengan memikirkan gadis yang kini berdiri di hadapannya.

Beberapa hari ini Nathan sering memikirkan Ellen, tidak bisa dijelaskan mengapa tapi wanita itu selalu saja berhasil melintas di benaknya sesibuk apapun dia.

"Ayo pulang."

Nathan membereskan berkas-berkasnya dan mematikan laptop. Ellen membantu Nathan dengan membawakan tas kantor pria itu.

"Saya bisa-"

Nathan memotong ucapan Ellen, "Sudah malam tidak ada karyawan yang melihat kita."

Ellen tidak bisa mendebat Nathan, terlebih pria itu menatapnya dengan tajam membuatnya tidak bisa mengelak. Ellen mengikuti pria itu dengan patuh. Sesampainya di penthouse, mereka langsung menuju kamar masing-masing.

Ellen bersyukur kamarnya terdapat kamar mandi jadi dia tidak perlu keluar lagi dan untuk Nathan, entahlah apa yang dilakukan pria itu hanya saja Ellen bisa membayangkan bahwa pria itu akan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Sudah satu minggu ia hidup dengan pria itu, tapi rasanya ia hidup sendirian, mereka tinggal dalam satu rumah tapi memiliki aktivitas di kamar masing-masing.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Where stories live. Discover now