Part 18

5.4K 269 10
                                    

Pernikahan mereka sudah berjalan satu bulan lebih dan Ellen menyerahkan amplop putih di depan Nathan. Pria itu sekilas menatap Ellen sebelum menerima amplop itu dan membukanya.

"Aku tidak hamil," Ellen bersuara tepat setelah Nathan melihat kertas-kertas yang menjelaskan hasil tes kehamilan Ellen yang negatif.

Tepat hari ini setelah hasil tes keluar dirinya juga baru saja datang bulan.

Nathan terdiam, menatap kertas yang ada digengamannya dengan tatapan kosong. Sseharusnya ia merasa senang dan lega bukan? Karena ia tidak perlu terikat pada wanita ini dan hubungan ini akan berakhir dalam waktu 11 bulan lagi.

Tapi entah kenapa begitu melihat kertas yang menunjukkan bahwa kehamilan Ellen negatif ada rasa tidak... entahlah, kenapa ia berharap bahwa wanita ini hamil?

Bagaimana janjinya dengan Oma? Tanyanya pada diri sendiri.

"Kontraknya berjalan bukan?" Tanya Ellen ketika Nathan tidak berkomentar apapun.

Ellen merasa heran dengan Nathan yang diam saja. Ellen menganggap diamnnya Nathan sebagai bentuk jawaban 'ya'

"Baiklah, aku akan menyiapkan makan malam." Ellen berjalan pergi meninggalkan Nathan yang masih termenung dengan kertas hasil lab yang masih ada dalam genggamannya.

Nathan mendesah panjang, meletakkan lembaran kertas itu di meja dan berjalan menuju meja makan dengan perasaaan yang tidak dapat dijelaskan. Untuk saat ini Nathan akan membiarkan semuanya mengalir begitu saja.

****

Sesuai syarat yang dia sepakati, Ellen meminta set dapur dan meminta dirinya untuk makan makanan buatannya setiap hari.

Beruntunglah Ellen tidak membual dengan ucapannya, wanita itu memang cukup pintar memasak sehingga ia tidak perlu mengalami yang namanya sakit perut, makan makanan yang asin atau gosong.

Makanan yang dimasak Ellen selalu sederhana namun mampu membuatnya tambah dua piring.

Ellen selalu memasak masakan Indonesia yang awalnya dia tidak suka karena selama ini dia selalu makan makanan barat, tapi setelah ia mencoba masakan Ellen ia akui ia jatuh cinta pada masakan wanita itu.

Cinta pada masakannya bukan pada orangnya, Nathan meyakinkan dirinya sendiri. Hari ini Ellen memasak ayam goreng, sayur asem dan tempe mendoan beserta sambal terasi dan lalapan lainnya.

"Besok kau mau kumasakan apa?"

Semenjak set dapur jadi Ellen gemar sekali menghabiskan waktu didapur dan memasak berbagai masakan dan sudah 2 hari ini ia menawarkan Nathan untuk memilih sendiri menunya.Ellen juga sekali-kali menjadikan Nathan sebagai kelinci percobaan.

"Itu, Tempe yang diberi kecap, ada kacang panjangnya, ada potongan cabai dan sedikit pedas."

Ellen terdiam mencerna perkataan Nathan lalu tersenyum, "Ah, maksudmu oseng-oseng tempe?"

"Ya itu."

Sebenarnya kemarin minggu pagi ketika ia sedang menyelesaikan pekerjaannya di penthouse ia tidak sengaja menonton acara masak yang memasak menu itu, membuatnya mengabaikan pekerjaannya dan fokus menonton acara itu. Dirinya ingin sekali memakan masakan itu tapi ia sendiri lupa namanya, kebetulan Ellen menawarkannya dan ia pun meminta dimasakan itu.

"Oke." usai makan dan mencuci bersih semua piring kotor. Ellen bersiap-siap untuk pergi.

Nathan yang duduk disofa menatap wanita itu, "Kau mau kemana?"

"Aku mau ke supermarket, kau bilang ingin dimasakan oseng-oseng tempe, aku perlu membeli bahan."

Nathan sekilas menatap jam yang ada di dinding lalu bangkit berdiri, "Diam disitu dan jangan bergerak."

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon