PART 2

15.9K 674 10
                                    

Setelah mengusir gadis itu, Nathan hanya menatap layar laptopnya memperhatikan garafik yang naik turun.

Ia teringat sesuatu, dokumen yang diserahkan oleh bawahannya itu masih tergeletak manis di sudut mejanya.

Bergerak dengan cekatan Nathan membaca laporan memperhatikan setiap detail terkecilnya setelah dirasanya beres dan tidak ada kesalahan atau kejanggalan segera ia menandatanganinya dan membanting laporannya di atas meja.

Masih menatap dokumen itu perlahan ekspresi Nathan berubah menjadi menyeramkan. Tidak ada yang salah dengan dokumen itu, yang salah adalah gadis yang menyerahkan dokumen itu.

Mengingat kejadian tadi menyulutkan kemarahaannya. Seharusnya dia tidak mempekerjakan gadis itu sebagai asisten pribadinya.

*****

Suasana cafe itu cukup sepi, dengan dekorasi yang indah berwarna krem keemasan serta terdengar alunan musik jazz yang lembut.

Nathan duduk di dekat pintu masuk kafe itu. pria itu telah menjadi pelanggan setia terlebih pemilik Cafe itu adalah sahabatnya.

Semua berjalan normal seperti biasanya, tapi semua menjadi tak terkendali saat seorang gadis dengan rambut sebahu dan rambut berwarna hitam pekat seperti langit malam, mengenakan dress berwarna toscca masuk dengan percaya diri.

Gadis itu membuka pintu Cafe dan selama sedetik tatapan mereka saling beradu. Entah kenapa jantung Nathan berdetak lebih kencang dari biasanya.

3 detik selama itu Nathan menatap gadis yang baru saja melewati pintu café tanpa berkedip.

Gadis itu yang memutuskan kontak begitu cepat dan mengedarkan pandangan. Mungkin mencari temannya?

Pandangan Nathan mengikuti kemana gadis itu pergi. Gadis itu berjalan didepannya dan menuju meja dengan seorang pria yang ia yakin tengah menunggu gadis itu.

Gadis itu duduk memunggunginya.

Nathan menyentuh dadanya tepat dimana ia merasakan detak jantungnya. Perlahan detak jantungnya kembali normal.

Merasa heran karena debaran jantungnya ia mengutuki gadis itu. Selama ini tidak pernah ada wanita yang mampu membuatnya berdebar kecuali gadis itu.

Wanita yang telah mencampakannya 2 tahun yang lalu. Wanita yang dicintainya dengan sepenuh hati pun tidak mampu membuatnya berdebar.

Sekali lagi Nathan memperhatikan punggung gadis itu sebelum meninggalkan cafe.

Keesokan harinya, asisten pribadinya yang sedang hamil tua masuk kedalam ruangannya.

"Selamat pagi pak, saya telah mendapatkan asisten sementara untuk menggantikan saya selama cuti hamil" ucap wanita itu dengan perutnya yang membuncit.

"Hmm... berikan CV nya" ucap Nathan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

Wanita itu menyerahkan map yang berisi CV milik seseorang yang akan mengantikannya sementara.

Nathan mengentikan aktifitasnya dan mulai fokus pada pembicaraan ini. Diambilnya map itu dan dengan teliti diperhatikan satu persatu lembar demi lembar "Dia adalah karyawan tetap di perusahaan ini dan telah bekerja selama 6 bulan didivisi riset pasar. Dia wanita yang mandiri, rajin dan terampil. Dia juga memiliki riwayat pendidikan yang bagus, terlebih dia juga tidak banyak bicara jadi bapak tidak akan terganggu"

Asisten Nathan itu menjelaskan panjang lebar mengenai asisten barunya ini. Saat membuka lembaran pertama Nathan merasa terkejut. Foto itu adalah dia, gadis yang ditemuinya di cafe semalam.

Gadis itu adalah karyawan tetap sejak 6 bulan yang lalu. Selama ini Nathan tidak pernah berbaur dengan karyawan lain dan terkesan cuek dengan mereka.

Nathan menatap tajam asitennya itu "Zee apakah tidak ada asisten lain yang lebih bagus? Aku mau asisten pria" ucap Nathan tegas

Zee asistennya itu sudah menduga bahwa bosnya itu akan marah, tapi dengan berusaha tenang dia menjelaskannya "Besok saya sudah mulai cuti, akan sulit jika mencari penganti. Nanti semua jadwal dan segala sesuatu akan jadi berantakan. Setidaknya pakailah dia untuk sementara"

Nathan menatap Zee dengan padangan sebal. Zee menundukan kepala dan sesekali meremas-remas jari-jarinya. Meski wanita itu tengah hamil tapi hal itu tidak membuatnya iba sama sekali "Baik. Aku akan menerima saranmu itu. tapi dengan satu syarat"

Zee mendongakkan kepala dan menatap atasannya dengan jantung berdebar. "Gajimu akan kupotong" ucap Nathan dengan tegas dan tidak bisa dibantah.

Zee menunduk dengan lesu. Sudah ia duga. Bosnya ini terkenal dengan sikap yang sangat kejam dan tidak pandang bulu baik itu perempuan maupun pria.

Meski memiliki sikap kejam dan aroganisasi yang tinggi, justru itu yang menjadi daya tariknya. Banyak gadis yang menyukainya dan ingin menjadi kekasihnya, merasa tertantang untuk menaklukannya.

"Kau boleh pergi, dan beritahukan pada asisten baruku itu, besok dia harus datang jam 6 pagi"

Zee hanya mengangguk dengan patuh dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Nathan adalah pemilik sah dari perusahaan Gavriel Group. Meski pemilik, Nathan selalu berangkat ke kantor pagi-pagi sekali bahkan sebelum semua karyawannya datang.

Hal yang membuatnya sebal dengan gadis ini pun di mulai dari sini.

Pagi-pagi itu pukul 6 lewat 5 menit terdengar suara ketukan pada pintu kantornya.

"Masuk"

Perlahan pintu itu dibuka dan muncullah sosok gadis dengan rambut hitam yang kini di ikat dengan rapi. "Selamat pagi pak"

Sapa gadis itu dengan ramah dan dengan senyuman.

Nathan tidakmembalas sapaan gadis itu, hanya menatapnya dengan tatapan menilai dari atas ke bawah. Gadis itu mengenakan blouse dengan rok hitam. Dibagian kerah Blouse itu terdapat pita yang ia yakin jika di tarik maka akan menampakan....

"Shit!" geram Nathan.

Gadis itu terlonjak terkejut karena mendengar makian dari atasannya itu. "Bapak kenapa?" tanay gadis itu dengan ragu-ragu.

"Diam kamu!" ucap Nathan dengan ketus.

Nathan menyentuhkan kembali tangannya ke dadanya tepat di mana jantungnya berdetak kencang dan tidak beraturan.

"Kau sudah tahu bukan mulai hari ini kau akan menjadi asistenku menggantikan Zee"

"Iya, mbak Zee sudah memberi tahu saya dan sudah menjelaskan tugas-tugas apa saja yang harus saya kerjakan"

Dalam diam Nathan memperhatikan gadis itu. gadis itu terlihat biasa saja bila di bandingkan dengan kekasih-kekasihnya. Tapi gadis ini mempunyai lekuk tubuh yang pas dan sesuai dengan tempatnya dan bagaimana bisa dirinya seorang Nathan Gavriel membayangkan hal yang tidak senonoh pada bawahannya itu.

Dirinya membenci debaran ini, dia tidak mau jatuh kelubang yang sama untuk kedua. Rasa cinta dan rasa sayangnya semua itu dirusak oleh seorang Gadis yang mampu membuatnya terluka dan mengubahnya menjadi pria dengan sikap cuek dan dingin.

"Ya sudah sana keluar! Kerjakan tugasmu!" Nathan mengusir gadis itu, setengah membentak.

Diperlakukanseperti ini paling tidak akan bertahan lama batin Nathan

Publish 1 Agustus 2015

*****

Copyright © by Liliann_Lily

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Место, где живут истории. Откройте их для себя