Part 22

6K 240 5
                                    

YANG MENDAPAT NOTIF INI TAPI TIDAK MENDAPAT NOTIF PART 21 SILAHKAN FOLLOW SAYA DULU karena part 8 dan 21 serta bbrp part nantinya yang mengandung unsur dewasa akan selalu saya private.

kenapa di private? kalian follow artinya saya menganggap kalian sudah dewasa, bisa bertanggung jawab mengenai apa yg kalian baca & sudah tahu bacaan yang sedang kalian baca itu adalah bacaan dewasa.

tiap part yang ada unsur dewasa di part sebelumnya pasti akan saya kasih tau "next part private"

jadi tolong jangan tanyakan lagi kenapa di private ya. capek jelasinnya :D

kalau cerita sudah tamat dan mau unfoll ya silahkan.

****

Seminggu kemudian mereka pergi mengunjungi orangtua Ellen dan pria itu juga sudah berjanji untuk menemaninya. Mereka akan kembali bersikap mesra seperti sebelumnya, setidaknya sampai mereka bercerai.

Nathan datang bersama Ellen dan memainkan perannya dengan baik, membukakan pintu mobil dan mempersilahkan wanita itu untuk turun. Hal yang biasanya tidak pernah Nathan lakukan.

Selanjutnya Nathan merangkulkan lengannya di sekitar pinggang Ellen dan menarik tubuh wanita itu untuk mendekat padanya yang pastinya langsung mendapat pelototan dari Ellen.

Nathan hanya cuek mengangkat bahunya sekilas lalu berbisik, "Bukankah kau ingin kita bersikap mesra?"

Ellen memutar bola matanya dan mendengkus.

"Ibu merindukanmu nak." Joana memeluk Ellen dengan erat begitu melihat Ellen datang.

Robert dan Nathan saling berjabat tangan, setidaknya mereka sudah sedikit akur.

Hingga Ellen dibuat terkejut oleh kehadiran seseorang saat mereka hendak makan siang bersama, "Ben?"

Senyum Ben mengembang, dengan langkah lebar pria itu berjalan kearah Ellen. Ben meraup tubuh Ellen kedalam pelukannya.

"Kenapa kau datang?" Ellen tahu pasti bahwa ini adalah acara keluarga, makan malam keluarga. Siapa yang mengundang Ben? Ataukah hanya kebetulan saja?

"Ayah yang mengundang." suara bariton terdengar dari balik punggung Ellen, langsung saja ia membalikan tubuhnya dan menemukan sosok Ayahnya sedang berjalan mendekat.

Ellen tahu bahwa selama ini Ben adalah kesayangan Ayahnya.

Ia anak tunggal dan ia tahu bahwa Ayahnya ingin anak laki dan ia juga tahu bahwa selama ini Ayahnya menginginkan Ben menjadi menantunya, tapi ia sudah tidak ada rasa pada Ben.

Mereka berteman sudah lama aneh rasanya mengubah status teman menjadi kekasih lalu suami. Mengubah status orang asing menjadi atasan lalu menjadi suami saja sudah cukup aneh.

Nathan menarik tubuh Ellen mendekat padanya dan menatap Ben dengan tatapan tajam.

"Kenapa bos ada disini?" Ben membalas tatapan Nathan.

"Oh, mereka it-"

"Saya hanya mampir." ucap Nathan.

Ben menegrutkan dahinya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Nathan.

"Saya tadi bertemu dengan Ellen dijalan dan dia jalan kaki, saya hanya memberikannya tumpangan. Sama Ellen disuruh mampir sebentar." penjelasan Nathan sangat mulus tapi membuat Joana dan Robert saling tatap sambil mengerutkan kening mereka. Tidak paham apa maksud dari ucapan menantunya itu.

Ellen merangkulkan tangannya disekitar pundak mereka dan membawa mereka menjauh lalu berbisik, "Nathan tidak mau para karyawan atau siapapun mengetahui hubungan kami, belum saatnya." jelas Ellen menjawab rasa penasaran kedua orang tuanya.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant