Part 25

4.6K 248 15
                                    

"Kamu hari ini lembur dengan Ben?" tanya Nathan dengan nada tidak suka.

Seharusnya Ellen tidak lagi terlibat dengan Ben, bagaimanapun juga ia sudah bersuami meskipun itu semua terjadi karena kecelakaan. Tapi ia sendiri merasa bertanggung jawab untuk membantu Ben karena pria itu adalah sahabat baiknya. Tidak ada salahnya membantu rekan kerja, kan?

Nathan tidak mungkin cemburu pada Ben kan? dia kan tidak ada rasa sama aku. terbukti tempo hari pria itu tega berkata kejam.

Ellen hanya menganggukkan kepala, menjawab pertanyaan Nathan. Ia merasa heran kenapa Nathan terlihat seperti akan meledak.

"Kau ini bekerja untuk dia atau untukku? Siapa yang membayarmu?" tantang Nathan.

"Ini juga demi perusahaan," jelas Ellen.

"Lebih tepatnya perusahaanmu." Ellen mengingatkan.

Nathan berdecak kesal, demi perusahaan. Selalu saja alasannya itu. Nathan tiba-tiba menarik pinggang Ellen lalu mengecup bibir wanita itu.

"Apa yang kau lakukan!?" Ellen mendorong tubuh Nathan.

Nathan mendengkus melihat ekspresi wanita itu, "Tidak perlu heboh seperti itu. ini bukan pertama kalinya kita berciuman."

"Kita pernah lebih dari ini dan kau selalu lupa syarat pertamaku. Itu hukumanmu, teruslah bertemu dengan Ben dan aku juga akan terus menciummu."

"Ka-"

"Sampai jam berapa?" Nathan memotong ucapan Ellen.

"Seselesainya."

"Aku tunggu." ucap Nathan.

Ellen sedikit terkejut dengan ucapan Nathan, "Tapi aku tidak tahu akan selesai ja-"

"Aku tunggu." ucapnya sekali lagi dengan lebih tegas, Nathan menatap tajam kearah Ellen dan wanita itu hanya bisa membungkam mulutnya rapat-rapat tidak bisa membantah.

"Baiklah, terserah." Ellen berbalik dan meninggalkan ruangan.

Hubungan keduanya masih belum membaik.

Nathan yang tidak mau meminta maaf dan Ellen yang sedikit sakit hati akan perkataan pria itu membuat mereka sampai sekarang belum berbaikan.

****

Nathan berjalan di lorong kantor lantai 5 dan mendengarkan beberapa karyawan yang tengah berbincang-bincang

"Ben itu kalau dilihat-lihat manis ya"

"Iya, setuju banget, biar kelihatan heboh tapi dia cukup tampan dan juga bodynya wuhhh..." timpal gadis lain.

"Tapi sayang dia kekantor naik bus tidak punya transportasi pribadi." terdengar suara wanita lain yang mendesah kecewa.

"Wuu.. dasar matre, bagiku tidak masalah yang penting dia giat dan semangat bekerja." timpal wanita lain.

"Kalian ini, tentu saja kami juga manis kan? dan aku juga giat kerja."

"Aku punya motor." terdengar suara seorang pria lalu disusul dengan olok-olokkan suara wanita.

"Sudahlah jangan berharap pada Ben. Ben milik Ellen." timpal pria lain yang sedari tadi hanya menyimak.

"Selama janur kuning belum melengkung boleh dong kita sawer dia."

"Mau jadi pelakor?"

"Kan mereka belum sah."

"Kalian tidak tahu ya.... Ben dan Ellen sudah bersama selama 8 tahun. Mengenai status mereka yang belum naik tingkat hanya masalah waktu saja." ucap seorang pria dengan suara yang berat dan serak.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Where stories live. Discover now