Part 35

4.1K 216 20
                                    

Ben yang bernama Benjamin Putra Wijaya. Cucu dari Pak Putra Wijaya, seorang konglomerat sekaligus pemilik perusahaan besar yang merupakan saingan berat dari perusahaan GG.

Selama ini Ben selalu menyembunyikan identitasnya dengan sangat baik. Ia hidup dengan begitu sederhana, pergi ke sekolah sampai ke kampus selalu dengan naik sepeda atau kendaraan umum, ia bisa kuliah di Cambridge bukan karena uang dari kakeknya, Ben mendapat beasiswa penuh untuk studinya.

Ben tidak pernah mau menceritakan siapa keluarganya karena Ben tahu, jika ia mengatakan siapa dirinya maka semua orang yang mendekatinya akan memiliki tujuan lain. Uang, dan jabatan yang bisa Ben berikan.

Ellen sendiri tidak pernah tahu Ben yang sebenarnya. Selama 8 tahun bersahabat Ben sangat pandai menutupi identitas dirinya, hanya saja Robert mengetahui identitasnya saat tanpa sengaja bertemu di sebuah pesta.

Robert mengenal kakeknya dan sang kakek secara blak-blakkan memperkenalkan Ben pada Robert sebagai cucunya. Dari situ ia tidak bisa mengelak dan meminta Robert untuk merahasiakannya dari Ellen.

Setiap Ellen mau bermain ke rumahnya Ben selalu beralasan atau mengganti topik pembicaraan.

Ben bekerja di perusahaan yang menjadi saingan kakeknya seperti membunuh dua burung dengan satu batu.

Awalnya Ben bekerja di Gavriel Group karena ingin bersama-sama terus dengan Ellen, tapi kakeknya yang mengetahui dirinya bekerja di sana meminta Ben untuk mejadi memata-mata, mengamati pergerakan dan perkembangan di perusahaan GG.

Ben tentu saja mematuhi perintah kakeknya dan secara berkala memberikan laporan dan informasi tentang GG, hanya saja ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh Nathan.

Setiap perusahaan kakeknya berjalan satu langkah, GG selalu sudah berada 1 langkah di depannya. Sampai ia tahu bahwa Nathan telah lama mengetahui siapa dirinya.

Malam kejadian dari semua ini adalah pesta sialan itu.

Ben yang merupakan cucu tunggal putra, anak pengusaha besar tentu saja diundang. Ben datang menggantikan kakeknya dan ia juga tidak berpikir sampai sejauh itu bahwa Ellen akan datang ke pesta yang sama bersama dengan Nathan.

Setahunya Ellen kini membenci Nathan karena sikap bejat pria itu, mereka juga atasan dan bawahan yang tidak terlalu dekat.

Melihat Ellen yang datang bersama Nathan dan tubuh Ellen yang berada dalam pelukan pria itu membuat Ben meradang.

Ben mendekati Ellen, berbohong bahwa ia datang juga sebagai partner seorang top model. Ben sebenarnya tidak berpikiran jauh untuk menjebak Ellen sampai wanita kenalannya itu datang dan mengatakan tertarik pada Nathan.

Wanita itu memberinya saran layaknya iblis, dan Ben yang dikuasai amarah tanpa pikir panjang menerima saran tersebut.

Ben menerima obat perangsang yang diberikan oleh wanita itu, menyuruh bartender untuk memasukan obat itu kedalam minuman dan memberikannya pada Ellen.

Seharusnya malam itu dia bisa memiliki Ellen, tapi takdir berkata lain. Ben mendapat panggilan telepon yang mengatakan bahwa kakeknya jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

Ben terpaksa melepaskan kesempatan itu dan meninggalkan Ellen. Ben tidak tahu bahwa wanita yang menghasutnya itu juga menggunakan cara yang sama untuk Nathan, tapi saat itu ia tidak peduli dan ketidak peduliannya itu membuahkan petaka baginya.

Ellen dan Nathan terlibat dalam hubungan satu malam yang menyebabkan mereka pada akhirnya menikah.

Ben merasakan ada sesuatu antara Ellen dan Nathan, terlebih dirinya makin yakin saat ia mengikuti Ellen sampai ke tempat barunya yang dia tidak perbolehkan masuk. Ia diam-diam juga memiliki mata-mata yang selalu melaporkan segala informasi padanya, tapi Ben memilih diam.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Where stories live. Discover now