Part 26

4.6K 238 15
                                    

Nathan mengajak Ellen makan siang di salah satu restoran yang berada di mall.

Mereka tidak pernah keluar makan siang bersama apalagi berduaan, biasanya mereka makan siang bersama rekan Nathan dan membahas bisnis.

Hari ini Ellen memang tidak membawa bekal karena ia bangung kesiangan.

Ellen menatap Nathan yang duduk berhadapan dengannya. Pikiran Ellen kembali ke sikap Nathan yang lepas kendali. Kenapa Nathan melakukan hal itu? jangan-jangan....

Nathan sedang berbicara dengan salah satu pelayan yang mencatat pesanan mereka. Setelah pelayan itu pergi Nathan menatap Ellen dan mengangkat sebelah alisnya.

"Ada apa?"

"Apakah kau tadi cemburu?" tanya Ellen blak-blakkan.

Nathan membelalakan matanya sedikit terkejtu tapi ia dengan cepat mengontrol ekspresinya.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu? jangan mimpi." bantah Nathan.

Ellen menghela napas dengan berat.

Benar juga, kenapa ia sempat berpikir Nathan cemburu pada Ben.

Hanya saja disisi lain kenapa hatinya sedikit terluka mendengar bantahan dari pria itu.

Ellen sadar memang seharusnya tidak boleh jatuh cinta pada pria itu, tapi sepertinya ia mulai suka pada pria jahat satu ini.

Dimulai dari kapan? Mungkin dimulai dari masa kuliah yang dirinya mengidolakan Nathan. Walau sempat sakit hati melihat perilaku bejat dari pria itu dan membuat dirinya sempat kesal bahkan sedikit jijik tapi kini ia sadar perasaan itu belum sepenuhnya hilang.

Ungkapan Ellen yang mengidolakan Nathan itu bohong. Lebih tepatnya Ellen menyukai Nathan.

Ini bahaya, Ellen harus segera mengubur kembali perasaannya, jika tidak hatinya akan terluka.

Waktu mereka tersisa beberapa bulan lagi dan begitu waktunya tiba Ellen yakin Nathan akan mengucapkan perpisahan dengan dingin tanpa membalikkan badan.

"Apa yang sedang kaupikirkan?"

"Tentang pernikahan kita." jawab Ellen dengan jujur.

"Kenapa dengan pernikahan kita?"

Ellen hendak menjawab pertanyaan Nathan ketika seorang gadis muncul diantara mereka.

"Nathan." seorang gadis berjalan mendekati meja mereka dengan senyum merekah.

Bibir Ellen terkatup rapat. Salah satu wanita Nathan, pikirnya.

Jujur Ellen tidak suka melihat Nathan berdekatan dengan wanita manapun tapi apa hak dia? Ellen hanyalah istri sementara. Seperti jabatan yang nantinya bisa Nathan copot sesuka hati dan mendepaknya.

Jika pekerjaan Ellen didepak dari perusahaan, istri Ellen akan didepak menjauh dari hidup Nathan.

Ellen menundukkan kepalanya, bahunya merosot tiba-tiba tubuhnya merasa begitu lelah, seperti ada beban berat di bahunya.

Memang sebaiknya perasaannya pada Nathan harus segera diakhiri supaya dirinya bisa segera move on.

Di sisi lain Nathan menatap tidak suka gadis yang bergabung di mejanya.

Gadis itu hendak mencium bibir Nathan tapi dengan cepat Nathan mampu menghindar sehingga bibir gadis itu hanya mengenai sudut bibirnya.

Nathan menatap gadis itu dengan padangan tidak suka yang sama sekali tidak ia tutupi.

Gadis itu dengan seenaknya duduk dan bergabung dengan mereka.

"Aku boleh bergabung kan?" tanya gadis itu pada Ellen dan Ellen hanya bisa mengiyakan.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang