Part 20

5.2K 276 14
                                    

3 hari sudah Nathan berada di Singapore. Saat ini ia kembali dan sudah berada didalam mobil, perjalanan menuju penthousenya.

Nathan melajukan mobilnya sedikit lebih kencang dari batas normal. Entah apa yang membuatnya begitu ingin sekali sampai. Apakah karena ia tahu bahwa Ellen akan menyambutnya? Atau karena dia sudah merindukan Ellen?

Tidak keduanya! Aku hanya merindukan masakannya, ya kan? Kini Nathan merasa ragu pada penyangkalannya sendiri.

Selama berjauhan Nathan sadar bahwa ia sama sekali tidak memiliki foto Ellen. Begitu ia sampai di depan pintu penthousenya Nathan menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Kenapa harus tegang?

Nathan memasukkan kode pin dan membuka pintu. Ia memang tidak memanggil nama Ellen dan lebih memilih mengedarkan pandangannya kesekeliling sambil mencari tahu sendiri keberadaan Ellen.

Tidak ada tanda-tanda keberadaan wanita itu. Nathan berjalan dan berhenti didepan pintu kamar yang sekarang menjadi kamar tidur Ellen.

Nathan mengetuk dua kali menunggu balasan dari wanita itu ketika dirasa tidak ada balasan Nathan membuka pintu, melihat kedalam.

Ranjang dalam keadaan rapi dan ruangan dalam keadaan gelap. Bukankah seharusnya Ellen sudah pulang dari rumah Oma?

Nathan mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan langsung menghubungi Ellen. Lama Nathan menunggu hingga akhirnya suara operator yang menjawab.

"Ck! Kemana dia?"

Nathan sekali lagi mencoba mengubungi Ellen dan syukurlah wanita itu mengangkat panggilannya.

"Halo?"

"Kau dimana?" tanya Nathan tanpa basa-basi.

"Aku saat ini ada dibandung."

Kerutan dikening Nathan kian dalam, "Untuk apa kamu kesana?"

Nathan duduk disofa dna menyalakan televisi untuk mengusir keheningan.

"Ben tadi menelpon dan dia butuh bantuanku, sebagai mantan tim Lead-"

"Kau tidak lupa kan kau besok harus masuk kantor? Kamu ini asisten Ben atau asistenku?" Nathan memotong ucapan Ellen. Setiap wanita itu mengatakan nama Ben dirinya seketika menjadi kesal.

Kamu ini istri Ben atau istriku? Kenapa membantu pria lain tanpa minta izin dariku? tapi Nathan hanya bisa menanyakannya didalam pikirannya, dia tidak berani bersuara.

"Ini sangat penting, ini juga menyangkut kesuksesan perusahaanmu." jelas Ellen namun Nathan sama sekali tidak mau mendengar penjelasan wanita itu.

"Aku tidak peduli kau pulang sekarang juga."

"Tapi sudah malam dan- Hei!" Nathan mendengar sedikit ribut-ribut dan suara tidak jelas.

"Ellen?"

"Halo?" kini terdengar suara pria dan Nathan mengeraskan rahangnya.

"Siapa ini?" tanya Nathan dengan nada tidak suka yang sama sekali tidak ia tutupi. Jangan bilang....

"Ini saya Ben." Nathan mendengus kesal

"Kembalikan ponselnya pada Ellen saya belum selesai bicara dengan dia."

"Bos, ini sudah malam sudah jam 10 malam dan anda ingin dia kembali sekarang? Bagaimana jika terjadi kecelakaan?" tantang Ben dan Nathan hanya diam sambil mengeratkan pegangannya pada ponsel.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang