Part 17

5.7K 277 7
                                    

bonus, partnya mayan panjang

selamat menjalankan puasa pertama bagi yang puasa :)

happy reading.

****

Hari ini adalah hari yang mereka sepakati saat membuat kontrak.

Nathan akan menemani Ellen mengunjungi keluarga besarnya. Hari ini oma Ellen berulang tahun dan semua keluarganya berkumpul.

Nathan sendiri tidak bisa menolak karena sudah terlanjut mengiyakan dan akan aneh jadinya jika ia sebagai anggota keluarga baru tidak datang.

Nathan membuka laci dan menatap kotak kayu berisi cinicin. Cincin pernikahannya dengan Ellen yang langsung ia lepas begitu sampai di penthouse dan menyembunyikannya didalam laci.

Dibukanya kotak cincin itu, diambilnya, lalu dipasangkannya kembali di jari manisnya.

Begitu cincin telah terpasang ada perasaan aneh dalam dirinya.

Hangat dan puas.

Kenapa? untuk kesekian kalinya Nathan masih tidak dapatn memahami perasaannya.

Nathan membalik-balikkan telapak tangannya yang telah mengenakan cincin di jari manis sekarang ia benar-benar telihat seperti pria beristri dan dengan mengenakan cincin ini dirinya merasa seperti telah ditandai oleh Ellen. Istrinya.

Di kamar lain Ellen juga mengeluarkan kotak beludru dari laci nakas, kotak yang tidak pernah ia buka lagi semenjak mereka menikah.

Ellen menarik napas dalam-dalam dan membukanya perlahan.

Didalam kotak itu terdapat cinicin pernikahannya dengan Nathan. Memang bukan cincin pilihannya. Cincin itu dibeli asal oleh Nathan tapi Ellen cukup menyukainya.

Cincinnya berkilau cantik ketika diterpa cahaya matahari.

Cincin emas yang bertabur berlian kecil mengelilingi cincin itu didalamnya terdapat tanggal pernikahan mereka dan inisial 'N.G' singkatan dari Nathaniel Gavriel.

Perlahan Ellen memasangkan cincin itu dijari manisnya dan terkesikap kaget. Cincinnya pas dan sangat cantik.

Ia tidak tahu dari mana Nathan mengetahui ukuran jarinya, saat menikah ia tidak memperhatikan detail itu karena saat itu dirinya terlalu kalut dan bingung dengan pernikahan yang begitu mendadak.

Pintu kamarnya diketuk satu kali dan ia mendengar suara Nathan memanggil namanya.

"Ya, tunggu sebentar"

Ellen meletakkan asal kotak cincin itu di meja rias, dan dirinya menatap cermin sekali lagi memperhatikan penampilannya.

Rambutnya ia ikat asal-asalan sehingga beberapa helai rambut terlepas dari ikatan, ia juga mengenakan dress simple berwarna peach tanpa lengan dengan panjang beberapa senti diatas lutut.

Make up yang ia poles juga terkesan sederhana dan natural, beruntunglah ia memiliki wajah yang bersih dan mulus sehingga tidak perlu berlebihan untuk mempercantik dirinya. ia hanya menggenakan bedak, blush on, sedikit eyeshadow warna senada dengan pakaiannya dan juga lipstik warna pink natural.

Setelah dirasa penampilannya oke Ellen mengambil tas yang ia letakkan diatas ranjang lalu berjalan keluar.

"Kau sudah siap?" Nathan menatap Ellen dari atas hingga kebawah.

"Iya" entah kenapa ditatap seperti itu membuat Ellen merasa sedikit canggung.

Ellen pikir Nathan akan mengenakan kemeja dan jas pakaian sehari-harinya yang kaku tapi nyatanya tidak.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Where stories live. Discover now