Part 21 (17+)

7.3K 265 3
                                    

Usai makan dan kembali ke penginapan, 30 menit setelahnya Nathan menyelinap masuk kedalam kamar Ellen. Caranya? Dengan menyogok salah satu petugas resepsionis untuk memberikannya kunci akses ke kamar Ellen.

Illegal? Tidak ia hanya perlu tersenyum manis, mengatakan bahwa ia adalah kekasih Ellen dan memberi sedikit uang, lagipula hotel ini merupakan salah satu properti yang dimilikinya.

Mengapa kekasih? Karena jika ia mengatakan istri ia takut resepsionis itu pernah membaca majalah bisnis atau tayangan bisnis di televisi. Masih aman kekasih daripada istri.

Kedengarannya memang tidak professional, bahkan melanggar privasi serta kenyamanan pelanggan, tapi Nathan tidak bisa memikirkan cara lain. Wanita itu tidak mengangkat panggilannya dan ia tidak bisa menunggu lama didepan pintu kamar Ellen. Bagaimana jika nanti ada yang melihatnya?

Nathan masuk dan mengedarkan pandangannya, tapi tidak menemukan sosok Ellen. Ketika Nathan sudah menyentuh handle pintu untuk keluar Nathan mendengar suara air shower yang mengalir dan seorang wanita yang bersenandung.

Ellen? Pikir Nathan.

Ia tidak tahu bahwa wanita itu suka menyanyi di dalam kamar mandi. Suaranya lumayan, tapi semakin lama bukan suara lagi yang Nathan pikirkan.

Nathan langsung membayangkan tubuh Ellen yang telanjang dengan puncak payudara yang mengerut dan Nathan ingat betul warnanya merah muda cantik yang sangat pas dengan warna kulitnya yang putih bersih dan lembut. Nathan kini membayangkan kulit lembut itu basah dan lembap.

Sial! Nathan mulai membayangkan hal tidak senonoh. Nathan masih berdiam diri didepan pintu kamar mandi dengan tangan yang masih memegang handle pintu kamar.

Nathan tidak dapat bergerak ataupun memalingkan wajah dengan cepat ketika pintu kamar mandi terbuka dan Ellen keluar dalam keadaan basa serta.... Telanjang.

Nathan mengerang dalam hati. Selama beberapa detik mereka saling pandang dan tatapan Nathan dari mata kian turun ke bawah hingga ke ikal lembap yang pernah ia masuki.

Lalu detik kemudian Nathan mendengar suara jeritan yang tak lain adalah Ellen. Buru-buru Nathan membekap mulut Ellen dan sebelah tangannya merangkul bagian depan wanita itu.

Ellen memukul-mukul tangan Nathan yang membekapnya dan masih berusaha untuk meronta. Nathan berbisik tepat di telinga Ellen, "Aku akan melepaskan mu, tapi jika kau berjanji untuk berhenti berteriak dan membuat keributan."

Ellen langsung menganggukkan kepalanya. Perlahan Nathan menjauhkan tangannya dari bibir Ellen. Begitu terlepas Ellen segera kembali kedalam kamar mandi dan berteriak, "Kenapa kau bisa ada di dalam kamarku!?" tanyanya dengan nada panik.

"Dari resepsionis."

"Bagaimana bisa!?" akan ku tuntut karyawan resepsionis itu pikir Ellen merasa geram.

"Aku pemilik hotel ini."

"Menyalahgunakan kekuasaan." gumamnya.

Ellen yang berada di dalam kamar mandi menggerutu dan menatap tubuhnya yang polos. Saat ini ia tidak bisa keluar hanya dengan menggunakan sehelai handuk.

Selama ini Ellen memang tidak pernah membawa pakaian ganti kedalam kamar mandi, ia selalu berganti di dalam kamar, tapi saat ini ada Nathan diluar.

"Mau apa kau ke kamarku!?" Ellen kembali membentak.

"Aku ingin bicara, sekarang bisakah kau keluar?" Tanya Nathan mendekat sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Kau gila!? Aku tidak berpakaian! Aku yakin tadi kau sudah melihat tubuhku untuk kedua kalinya! Sial!" maki Ellen.

When Beauty Tamed the Beast (DEWASA 21+)Where stories live. Discover now