Chapter 2

42.9K 3.7K 158
                                    

Hari ini rasanya sangat cerah dan menyenangkan, itu karena tadi padi seseorang spesial mengajak ku untuk bertemu dan makan siang bersama. Rizal memang terkadang suka membuat kejutan yang membuat ku merasa senang. Namun masih ada hal yang mengganjal di hati ini. Setelah pertemuan terakhir diwisuda, Rizal memang sibuk dengan pekerjaannya dan seakan menghilang entah kemana. Setiap aku whatsApp dan line, namun tak ada jawaban, kalau pun ada itu hanya menjelasakan bahwa ia sibuk bekerja dan tugas keluar kota selama dua minggu.

"Bun aku berangkat dulu ya?" Ucap ku kepada bunda. Memang tepat setelah seminggu diwisuda aku memutuskan untuk kembali tinggal bersama keluarga ku.

"Mau kemana, bukannya hari ini gak ada kegiatan apa-apa?" Tanya Bunda pada ku.

"Ia bun, ini acaranya ngedadak banget sih baru dikasih tau kemaren Bunda!"

"Oh ya sudah hati hati ya?"

"Oke Bunda, nanti aku pulangnyan agak malem dikit ya!" Bunda hanya memberi ku seutas senyum yang tak pernah ia lewatkan begitu saja pada ku.

Aku menunggu Rizal di persimpangan jalan. persimpangan ini letaknya memang dekat dengan rumah ku dan aku juga memang sudah sering menunggunya disini. Rizal memang tak mau menjemput ku di rumah, sama seperti alasan sebulumnya bahwa ia belum siap bertemu dengan anggota keluarga ku.

Aku melihat mobil yang selalu ia bawa, avanza hitam tepat berhenti didepan ku, seseorang dari dalam membuka kaca dan tersenyum kepada ku.

"Apa kabar?" Tanya Rizal pada ku, setelah aku duduk disampingnya.

"Baik, kamu sediri gimana?, kok whatsApp sama line gak pernah di bales sih?" Tanya ku padanya.

"Ia, maklum aku sibuk banget disana—"

Tak ada obrolan lagi yang kami lakukan, Rizal fokus dengan membawa kendaraan ini. Sedangkan aku fokus pada pikiran ku sendiri. Rizal memang tampak lebih dingin pada ku. Semakin hari rasanya semakin dingin. Entahlah apa yang terjadi setiap aku bertanya maka jawabannya selalu tidak terjadi apa-apa. Memang aku tak pernah menuntut banyak darinya tapi rasanya selalu saja ada yang kurang bahkan semakin hari hubungan kami rasanya semakin hambar.

____________________________________

Sesampainya di restoran yang kami tuju. Rizal memesan makanan favorit nya seperti biasa, sebagaimana aku juga memilih makanan yang sama. Rizal memang terliihat tegang semenjak kami menginjakkan kaki di restoran ini, ekspresi kaku yang tak biasa ia tunjukan kepada ku.

"Ndaa.... ada hal penting yang mau aku kasih tau sama kamu" Ada jeda ketika Rizal mulai berbicara.

"Apa?, apa itu hal penting" Aku mulai serius ketika rizal menatap ku dengan tatapan yang intens.

"Sebenarnya dua minggu yang lalu aku pergi keluar kot--"

"Oh itu, ia kan kamu udah cerita. Kalo kamu pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan" Ucap ku langsung.

"Denger dulu, jangan dipotong dulu omongan ku?" Ekspresi Rizal semakin aneh dan gugup sekali.

"Aku gak bisa ngejelasin banyak, mending kamu lihat langsung aja..." Rizal berbicara sambil menyerahkan Hp nya pada ku.

Aku tak banyak bicara, aku hanya mengambil hp yang ia pegang dan mencari tahu apa yang sebenarnya mau ia katakan kepada ku. Aku menekan tombol utama pada layar sentuhnya. Lalu muncul sebuah foto yang masih aku tak mengerti.

"Maaf, aku bener bener minta maaf sama kamu ndaa..." Ucap Rizal terbata bata.

Aku hanya melihat Rizal merangkul seorang wanita di dalam foto tersebut, memangnya kenapa, apakah ada yang salah. Tapi aku justru dikagetkan dengan sesuatu, ketika aku melihat secara rinci. Aku melihat di jari manis Rizal dan wanita itu tersemat sebuah cincin yang sama. Lantas aku menatap Rizal dengan tatapan penuh tanya.

"Apa maksudnya ini?" Tanya ku mulai curiga dengan situasi aneh ini.

"Seperti yang kamu lihat, dua minggu yang lalu aku memang pergi keluar kota, namun bukan untuk urusan pekerjaan ta---"

"STOPP..., jangan diterusakan" Aku menarik nafas yang dalam, aku menatap Rizal dengan penuh kecewa. Dan tanpa terasa aku meneteskan air dari mata ku ini.

"Ndaa.., Aku bener ben---" Ucapnya terhenti, ekspresi penyesalan terlihat di wajahnya.

"Aku bertunangan dengannya ndaa!... maaf" Akhirnya kata yang aku tunggu keluar juga.

Aku kaget, ya, sangat kaget maka secara spontan aku berdiri. Aku tak menghiraukannya lagi, aku berlari keluar restoran dan meninggalkan pria yang selama ini selalu ku percaya, pria yang selama ini aku anggap adalah pria yang spesial. Tapi aku salah, aku salah mengenalnya. Tetesan air mata ini terus mengalir tanpa bisa aku bendung, tatapan aneh orang orang terlihat disekitar ku. Tapi aku tak peduli pada mereka, tak peduli pada apapun yang ada disekitar ku. Yang aku pedulikan saat ini hanya rasa sakit ku saja. Akhirnya aku tau mengapa ia menjadi dingin dan kaku pada ku, karena dia memiliki seseorang yang lain. Seseorang yang bahkan menjadi tunangan nya sekarang.

____________________________________

Sudah lebih dari seminggu aku tak keluar rumah, rasa sakit itu masih ada dan bayangan tentang rizal selalu saja muncul. Waktu yang hampir satu tahun kami jalani seakan berakhir sia sia, dengan apa yang rizal lakukan pada ku. Dia lebih memilih wanita itu dibandingkan dengan diri ku ini.

Selain itu alasan aku tak keluar rumah adalah karena aku memang masih menganggur sekarang. tapi hari ini aku putuskan untuk menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya. Aku harus lebih tegar dan bersemangat, lupakan rizal seseorangan yang bajin--, sudahlah lupakan dia, aku sudah tidak peduli padannya.

Aku berjalan menuju warnet tempat biasa aku mencari data tugas maupun untuk sekedar beronline ria, hari ini aku akan mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan ku yaitu desainer initerior. Memang tak gampak mencari pekerjaan, kebanyak perusahaan mencari orang yang sudah berpengalaman sedang fresh graduate seperti ku memang sedikit yang mencari.

Dari sekian banyak lowongan pekerjaan ada yang mencuri perhatian ku yaitu lowongan sebagai seorang housekeeper. Aku sempat tertawa ketika melihat persyaratanya, bayangkan untuk bisa menjadi asisten rumah tangga tersebut kita diharuskan mampu memasak minimal masakan asia dan western selain itu kita juga dituntut memiliki ijazah minimum lulusan D3 dari berbagai bidang disiplin ilmu, dan mampu berbahasa asing minimal bahasa inggris yang baik. Dan memiliki beragam kemampuan serta sertifikasi, dll.

Sepertinya syaratnya berlebihankan, aku bahkan tertawa dengan keras sepertinya orang yang membuat lowongan pekerjaan ini sedang membuat lelucon. Mengapa seorang ART, harus memiliki kemampuan seperti itu memangnya dia akan bekerja di perusahaan besar kah. Namun aku terkejut ketika melihat gaji yang tertera di halaman website tersebut.

"Hahhhh,.... 12 juu.. tttaaa, PERBULAN!!" omgggg......

To Be Continue...

Bandung, 02 Desember 2015
Story by Alvaredza

The Secret Housekeeper Where stories live. Discover now