Chapter 10

32.3K 3.1K 164
                                    

Tuan jeremy dan wanita yang disebut sebagai jessica itu masih diwawancara dihadapan banyak sekali wartawan. Mereka bahkan masih tersenyum didepan kamera yang sedang meliput. Setelah sekian lama beberapa wartawan mulai meninggalkan kedua orang itu, dan mereka berpisah dengan saling melambaikan tangan.

Aku masih belum tau apa hubungan antara tuan jeremy dan wanita itu. Kami lantas pulang ke rumah dengan senyum ceria. Begitupun lili yang sedari tadi menceritakan bagaimana rasanya berpidato dihadapan banyak orang. Ia bahkan bersemangat menceritakan apa yang terjadi dengan lawannya dibelakang panggung.

"Dadd, tau gak tadi yang nama rafael sempat kentut loh dibelakang panggung. Hihiihii" Ucap lili pada tuan jeremy.

"Oh iya?" Ucap tuan jeremy seadanya.

"Iya dad, karena gugup jadi aja kentut" Ucap lili kembali.

Aku memperhatikan obrolan antara ayah dan anak itu. Namun tuan jeremy menanggapinya dengan seadanya. Tuan jeremy bahkan terlihat seperti melamun sambil tersenyum.

'Apakah karena wanita itu, Apakah karena jessica' Aku bergumam sambil memperhatikan mimik muka tuan jeremy. Pasti wanita itu memiliki banyak kenangan untuk tuan jeremy.

Tak ada hal penting yang kami obrolkan, karena lili sedari tadi masih mengoceh mengenai kemenangannya. Kami sampai dirumah sebelum para pembantu tuan jeremy pulang begitupun dengan bu mei yang sepertinya masih menunggu kedatangan kami di depan pintu.

"Nenek... lihat ini aku menang juara dua loh?" Ucap lili berlari kearah bu mei.

Bu mei menanggapi dengan senyuman dan memeluk lili sambil menggendongnya. Aku keluar dari mobil dengan masih membawa peralatan dan tas sekolah lili. Aku lantas berjalan menuju kamar lili untuk menyimpan tasnya. Setelah itu aku berjalan menuju dapur serta menemukan para pekerja disini sedang bersiap siap untuk pulang ke rumah.

Mereka masih sibuk dengan aktivitas yang sedang dilakukan, akupun melakukan hal yang sama. Karena hari ini adalah hari sabtu, jadi aku akan bersiap untuk pulang kerumah. Setelah membereskan barang di kamarku, aku memutuskan untuk sekedar memberitahu pada tuan jeremy bahwa hari ini adalah jadwal aku pulang kerumah.

Aku berjalan menyusuri ruang baca dan ruang keluarga, hingga akhirnya aku tepat berada di depan pintu ruang kerja tuan jeremy. Aku melihat pintu yang sedikit terbuka. Aku mendengar orang yang sedang berbicara didalamnya. Namun yang kulihat dari celah pintu yang terbuka, hanyalah tuan jeremy yang sedang berbicara dengan seseorang melalui teleponnya.

"Aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu denganmu lagi?" Ucap tuan jeremy.

"....."

"Iya sudah lama kita tidak berjumpa!. Sedang sibuk apa kamu sekarang?" Ucap tuan jeremy sangat akrab.

"....."

"Wahh... aku tahu kau memang sangat pandai memasak, sama seperti dulu kan hahaa.." Tuan jeremy berucap sambil tertawa.

"Apa kau besok ada acara?" tanya tuan jeremy kembali.

Aku tau siapa yang sedang berbincang dengan tuan jeremy, pasti wanita tadi. Aku yang semula ingin berpamitan padanya lantas mengurungkan niatku. Ada rasa kecewa didalam dada ini. Selama aku bekerja lebih dari sebulan, aku bahkan belum pernah melihat ekspresi tuan jeremy yang seperti tadi. Ekspresi santai namun terlihat sangat bahagia. Dan ekspresi seperti itu belum pernah ia tunjukan padaku. Aku sedikit kecewa atas hal itu, dan aku segera berbalik untuk meninggalkan ruangan tersebut. Aku sangat kaget ketika ternyata bu mei berdiri tepat dibelakangku.

"Menguping itu tidak baik anda?" Ucap bu mei padaku.

"Maaf bu tadi saya tidak sengaja, saya hanya ingin berpamitan tapi sepertinya tuan jeremy sedang sibuk!" jawab ku agak sedikit kikuk.

The Secret Housekeeper Where stories live. Discover now