Chapter 3

36.8K 3.6K 149
                                    

Bayangkan untuk bisa menjadi asisten di rumah itu kita diharuskan mampu memasak minimal masakan asia dan western, selain itu kita juga dituntut memiliki ijazah minimum lulusan D3 dari berbagai bidang disiplin ilmu, dan mampu berbahasa asing minimal bahasa inggris yang baik. Ditambah gaji 12 juta perbulan, WOW..., gaji menjadi seorang desainer interior magang saja mungkin tidak akan sampai sebesar itu. Aku putuskan untuk melamar pekerjaan tersebut, aku berharap dengan gaji sebesar itu aku bisa membantu keungan keluargaku, dan membantu membayar sekolah adik-adikku.

Pagi ini aku berangkat menuju agen penyaluran asisten rumah tangga. Setelah mempersiapkan seluruh persyaratannya aku pergi menuju alamat yang tertera di website yang kemarin aku baca. Alamatnya memang tidak sulit karena terletak di pusat kota.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang wanita berumur 40an.

"Maaf apa ini Agen SS, saya membaca iklan anda di website lowongan pekerjaan!" Aku menjawab sambil melihat wanita yang berada di depanku ini. Wanita yang ku tafsir berumur 40an dan dengan bentuk badan yang bisa dibilang besar tersebut mengamatiku dari atas hingga ke bawah.

"Mmm..., Aku ingin melamar pekerjaan sebagai ART dengan gaji dua bela--"

"SUUUTTTT... ikut aku" Wanita tersebut memotong ucapanku sembari menyuruh untuk mengikutinya. Aku mengikutinya hingga masuk kesalah satu ruangan dan menyuruh aku untuk duduk.

"Apa kau ingin melamar pekerjaan sebagai ART dengan gaji yang besar?" Aku hanya menganggukkan kepala atas jawabannya.

"Saya miss wanda khodijah, Panggil saja miss wanda... OKEE, dan kamu siapa?" Tanya miss wanda padaku sambil mengulurkan tangannya.

"Nama saya Rilrinanda Agusta, biasa di panggil 'Anda' " Ucap ku dengan lugas.

"Baiklah saudara anda, apakah kamu tau syarat yang berlaku bagi seluruh calon ART yang saya bina?"

"Bukankah syaratnya berpendidikan minimal D3 lalu memiliki kemampuan memasak yang baik, dan tentu saja memiliki kemampuan berbahasa asing yang baik"

"Betul sekali yang kamu sebutkan tadi, tapi ada syarat yang jauh lebih penting!" Miss wanda melirik ke arah ku sebentar.

"Apa itu miss?" Tanya diriku penasaran.

Miss wanda menatapku sekali lagi lalu ia berjalan keatas meja kerjanya dan mengambil sebuah amplop besar. Ia berjalan sambil tetap memperhatikan penampilan fisik yang aku miliki.

"Apa kamu tau kepanjangan dari nama perusahaan ini?" Langkahnya mendekat padaku.

"Tidak miss!" Aku memang tidak tahu nama kepanjangan dari perusahaan ini, aku hanya tau namanya terdiri dari hurup SS.

"SS..., Secret Service" Ucap miss wanda dengan tatapan yang serasa menguliti setiap inci bagian tubuhku ini.

"Secret Service adalah misi yang kami buat untuk menciptakan tenaga kerja ART yang sangat profesional, ART kami bukanlah PEMBANTU biasa melaikan Secret Housekeeper. Bertugas melayani seluruh keinginan dari klien kami. Oleh karena itu setiap housekeeper akan dibekerjakan sesuai dengan kualifikasi yang mereka miliki dan ditempatkan sesuai dengan klien yang cocok" Ucap miss wanda barusan sangatlah berapi-api. Seperti mahasiswa yang sedang melakukan orasi.

"Bagaimana anda, apa kamu siap menjadi salah satu secret housekeeper kami?"

"Eumm... si...ap., ia aku siap miss!" Meski awalnya aku kurang percaya diri namun aku beranikan untuk mengambil pekerjaaan ini.

Setelah berbincang lama dengan miss wanda, akhirnya aku memutuskan untuk menandatangani kontrak untuk menjadi seorang secret housekeeper  yang ia sebutkan tadi. Miss wanda hanya menyebutkan bahwa data yang aku miliki akan dicocokkan dengan data milik kliennya, dan jika sesuai maka besok pagi aku akan menerima kiriman data klien yang akan aku layani. Dan daftar seluruh pekerjaanku berada di dalam paket tersebut.

___________________________________________________________________________

Secret housekeeper, kata itu masih saja melekat di dalam pikiranku. Aku bahkan masih saja penasaran siapa klienku dan apa saja yang harus aku kerjakan. Setelah aku sampai di rumah, aku kembali membuka seluruh kontrak yang ditandatangani tadi. Seluruh aturan sudah aku baca ulang dimulai dari harus mematuhi seluruh perintah, bekerja bukan sebagai pembantu namun bisa bekerja lebih dari itu dan banyak hal. Namun peraturan terpenting adalah peraturan no 1 yaitu mematuhi seluruh perintah tanpa terkecuali.

Aku memang masih belum tau apa saja yang akan terjadi, perintah apa saja yang akan di berikan klien kepadaku. Namun hal itu aku pikirkan besok saja, karena aku harus beristirahat dan bersiap memulai pekerjaanku esok hari.

Bunyi alarm sudah terdengar dari tadi namun aku masih bermalas malasan di atas kasur. Namun seketika aku mengingat intruksi dari miss wanda, bahwa pagi ini akan ada paket untukku di depan rumah dan itu berkaitan dengan pekerjaanku sebagai seorang secret housekeeper, aku berlari menuruni tangga rumah karena jam menunjukan pukul 7.18 sedangkan miss wanda bilang pukul 7 tepat paket akan sampai.

"Anda jangan lari larian di rumah dong?" Ucap bunda sembari memasak di dapur.

"Ia bun, ini lagi buru-buru mau lihat paket di depan rumah!"

Aku berjalan dan membuka pintu. Dan hal pertama yang aku lihat adalah paket besar yang ada di dekat pagar rumah. Aku lantas mengambilnya dan membawa menuju kamar. Sebelum menuju kamar aku melihat seluruh anggota keluarga sedang sarapan, tentu saja bunda menawari aku untuk sarapan bersama, namun aku menolak karena ingin cepat membuka paket tersebut.

'Jadi ini paketnya' Gumamku dalam hati.

Lantas aku membukanya namun sebelum itu ada surat kecil diatasnya. Dan surat tersebut adalah tulisan tangan miss wanda yang menyuruhku untuk sampai di rumah klien tepat pukul 10 pagi. Jadi aku masih memiliki sisa waktu 3 jam lagi untuk sampai di rumah klien.

Semua data tentang klien ada disitu, nama, umur, pekerjaan, alamat dll. Namun ada amplop khusus berwarna merah di dalam paket tersebut yang bertuliskan klien utama. Lantas aku membuka amplop tersebut dan di dalamnya terdapat foto seorang pria berumur awal 40an. Pria tersebut terlihat gagah dengan stelan jas layaknya pria kantoran dan dengan wajah bule-nya yang mempesona atau seperti pria blasteran pada umumnya. Namun aku terpaku karena pria tersebut sangatlah tampan. Manik matanya yang berwana kecoklatan dipadukan dengan sedikit kehijauan membuat aku terhipnotis seketika. Dan saat aku membalikan foto tersebut terdapat nama di belakangnya.

"Jeremy Ruffalo..." Aku berucap sambil menatap wajahnya difoto tersebut.

'Jadi dialah klienku ?'


To Be Continue....

Bandung, 03 Desember 2015
Story by Alvaredza

AN : hi, alva disini... akhirnya udah sampe Chapter 3. Makasih buat yang udah baca cerita ini. ditunggu ya buat vote sama commentnya.. heheee ^..^




The Secret Housekeeper Where stories live. Discover now