Chapter 13

31.5K 2.9K 111
                                    

Aku masih menutup mataku dan merasakat seperti waktu berhenti saat ini. Aku masih belum berani membuka mata. Sedangkan debaran jantungku masih terasa sangat kencang. Bahkan saat ini sebuah tangan masih memegangi lenganku.

Aku membuka mata secara perlahan dan menemukan sepasang mata yang masih menatapku. Bukan hanya matanya yang menatapku namun bibirnya juga sedang tersenyum kearahku sekarang.

Aku memperhatikan bibir itu. bibir yang sepertinya sangat lembut. 'Apa bibir itu yang tadi menyentuhku' Aku bergumam dalam hati. Seketika tangan itu melepaskan genggamannya pada lenganku.

Tuan jeremy berdiri dan pergi keluar kamar julian. Aku masih duduk disamping julian yang sedang tertidur. Aku berusaha mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Tuan jeremy tadi mencium keningku tanpa ku tau apa sebabnya.

'Apa tuan jeremy mulai menyukaiku?' Aku bertanya dalam hati. Namun hati kecilku merasa bahwa tuan jeremy tidak mungkin menyukaiku. Tuan jeremy bahkan tak pernah memiliki pacar pria dan tuan jeremy itu normal.

Jika tuan jeremy itu normal mengapa ia melakukan hal yang seperti tadi. Ciuman tadi mungkin bisa berarti lain apalagi bagi seorang gay sepertiku. Aku memutuskan untuk pindah tidur dikamarku. Malam masih larut dan aku masih punya cukup waktu untuk memulai tidur lagi. Aku juga memutuskan untuk tidak terlalu memikirkah ciuman tadi.

Pagi sekali aku bangun dan menemukan para pembantu sudah memulai pekerjaan mereka. Aku lantas bergegas dan bersiap untuk melakukan pekerjaanku disini. Tak ada hal berubah antara aku dan tuan jeremy.

Sikap tuan jeremy padaku pagi ini sama seperti biasa. Seperti tak terjadi apa-apa. Pasti sikap tuan jeremy tadi malam tidak jauh karena ia berterima kasih sudah mengurus anaknya dengan baik.

"Bagaimana kabar julian ?" Tanya bu mei padaku.

"Baik bu, tadi pagi saya sudah memeriksanya. Badanya sudah tidak panas dan tadi malampun sudah baik-baik saja" Jawabku.

"Apa tuan jeremy sudah berangkat?" Tanya bu mei kembali.

"Sepertinya belum bu, tadi pagi saya bertemu saat tuan meminta dibuatkan teh!" Jawabku.

"Kalau begitu tolong bawakan ini pada tuan" Perintah bu mei padaku. Bu mei memberikan sebuah kotak yang sepertinya berisi makanan. Aku tidak tahu pastinya.

Aku membawa kotak tersebut kepada tuan jeremy yang masih berada di ruang kerjanya. Aku mengetuk pintu dan ada suara tuan jeremy di dalamnya, serta menyuruhku untuk masuk. Aku melihat tuan jeremy sedang fokus pada laptopnya. Dia lantas menatapku dan bertanya ada apa.

"Ada apa?" Tanya tuan jeremy.

" Ibu mei memerintahkan saya untuk memberikan ini" Ucapku padanya.

"Apa itu?" Tanya tuan jeremy kembali.

"Saya tidak tahu tuan" Aku lantas memberikan kotak tersebut pada tuan jeremy.

Tuan jeremy lantas membuka kotak tersebut dan seperti dugaanku sebelumnya, ternyata didalamnya terdapat bekal makanan untuknya. Tuan jeremy tersenyum seketika dan kembali menutup kotak tersebut.

Aku lantas berjalan mundur dan pamit dari hadapan tuan jeremy. Aku berjalan keluar ruangan namun sebelum aku membuka pintu, tuan jeremy kembali memanggilku.

"Anda tunggu!" Ucap tuan jeremy.

Aku membali memutar badanku dan menghadap tuan jeremy.

"Iya ada apa tuan?" Tanyaku padanya.

"Mmm.. sa..yaa—" Ucap tuan jeremy gugup. Aku melihat sorot matanya seperti sedang kebingungan untuk mengucapkan sesuatu. Aku menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut tuan jeremy.

The Secret Housekeeper Where stories live. Discover now