Chapter 15

32.8K 3.2K 336
                                    

Aku menatap seseorang yang sekarang berada diatasku. Dia menyeringai dan tertawa mengejek. Aku meneteskan air mata dan menangis sekeras kerasnya, aku benar-benar lemah. Bahkan tak bisa melawan dia sedikitpun.

Aku merasakan Tuan Jordan menarik pakaianku hingga robek pada bagian kerahnya. Aku masih berusaha berontak namun aku tak kuasa menahan cengkraman yang menyakitkan pada pergelanganku.

'Tolong aku, siapapun tolong aku..." Aku menangis dalam hati.

"TOLOONGGG...." Aku menjerit dengan sangat keras.

Namun sepertinya tak ada orang yang mendengarnya. Aku tak mengerti mengapa tak ada satu orangpun yang mendengar teriakanku. Aku berusaha teriak kembali, namun yang terjadi selanjutnya adalah Tuan Jordan mendekap mulutku dan berbisik kearah telingaku.

"Jangan menangis manis, tenanglah akan kuberikan nikmat yang belum pernah kau rasakan" Ucapnya sambil menggigit bagian telingaku.

Tuan Jordan lantas membuka tangannya yang menutup mulutku, dan berpindah kearah bokong. Tuan Jordan meremas dengan kuat bokongku sambil tersenyum mesum kearahku.

"Mmmm..." Tanpa dapat ku kontrol, suara erangan itu muncul begitu saja dari mulutku.

"Kau menyukainya huhh?" Tanya Tuan Jordan dengan ekspresi erotis tepat dihadapanku.

Tubuh bagian bawah kami saling bergesekan. Aku benar-benar tak tahu harus berbuat apa sekarang. Satu sisi aku takut diperkosa olehnya. Tapi tubuhku sepertinya malah menyukai perlakuan Tuan Jordan. Aku merasa seperti pelacur sekarang.

Aku merasakan ada tonjolan yang besar dibagian bawah tubuh Tuan Jordan, Bahkan tonjolan itu semakin besar. Tanpa diberi aba-aba, Tuan Jordan melumat bibirku dengan liar. Bahkan ia menggigit bibir bagian bawahku.

Aku benar-benar tak bisa mengontrol tubuhku. Tubuhku seperti lemas tak berdaya. Aku yang berada tepat dibawah tubuh Tuan Jordan, hanya dapat pasrah dan menikmati setiap sentuhan dan perlakuan Tuan Jordan.

Setelah lama melumat bibirku, Tuan Jordan lantas berpindah menciumi pipiku dan berakhir dengan menjilati bagian leherku. Lama ia menjilati leherku hingga akhirnya dia menyedot dengan kuat dan menimbulkan bekas kemerahan disana.

Aku hanya mendesah dan menikmati semua itu dengan memejamkan mata. Tuan Jordan melepaskan gemgaman tangannya pada kedua tanganku. Dia menyuruhku membuka mataku dan menatapku dengan intens.

"Kau menyukainya huh'?" Tanya Tuan Jordan dengan senyum menggoda. Sambil sesekali mengecup bibirku.

"Katakan kau menyukainya dan kau ingin lebih dari ini?, katakan ayo?" Tuan Jordan menatapku dengan sangat dalam.

"Akk...kkuu.. mmmm" Sebelum selesai menjawab, Tuan Jordan lantas menarik kepalaku dan mencumbu bibirku dengan lebih liar dari sebelumnya.

Aku merasakan tubuhku ditekan dengan sangat berat sekarang. Tuan Jordan bahkan melapaskan pakaiannya dan memperlihatkan tubuhnya yang seksi dihadapanku. Aku menaruh tanganku pada dadanya yang bidang. Sedangkan Tuan Jordan Masih saja mencumbui bagian wajahku.

Tuan Jordan sekarang menarik kaos yang kugunakan hingga robek seutuhnya. Aku pun masih menyisakan celana pendekku. Aku lantas menangkap tatapan nafsu Tuan Jordan padaku saat melihat tubuh polos ku. Namun aku tak takut seperti sebelumnya, malah sekarang aku menyukai tatapan nafsu itu.

Tuan Jordan melepaskan celana Jeans yang dia pakai dan menyisakan celana dalam segitiganya. Dan aku benar-benar tak kuasa saat Tuan Jordan kembali menggesekan bagian intim kami berdua.

"Ahhh.. tu..ann!" Ucapku. Aku benar-benar bisa gila. Tubuh kami berdua sudah hampir telanjang dan saling bergesekan satu sama lain.

Kami masih saling melumat satu sama lain dan berbagi air liur bersama, Tuan Jordan juga masih menindih tubuhku. Aku benar-benar menyukai ini. Aku merasa benar-benar sudah menjadi liar sekarang. Kami masih asik dengan hasrat masing masing. Hingga aku kaget saat seseorang membuka pintu kamarku dan menatap kecewa kearahku.

The Secret Housekeeper Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt