Chapter 5

34.1K 3.3K 36
                                    

Aku menunggu alex pulang kerumah, aku sangat khawatir pada anak itu. Sekarang sudah jam 5 sore, namun sampai detik ini batang hidungnya pun masih belum terlihat. Aku bahkan sempat bertanya pada pak supir yang mengantar lili dan julian tadi. Jawabannya sungguh mengejutkan, alex bahkan bisa pulang hingga malam hari. Dan dari semua anak tuan ruffalo, alex lah yang paling sulit untuk diatur.

"Bbugg....." Sebuah suara terdengar dari arah belakang rumah yang posisi berada dekat dengan dapur.

"Bbuuugg..." Suaranya sekarang terdengar lebih kencang. Seperti ada yang sedang memukul sesuatu.

"Bbuugg..., Buugg, bugg!" Suaranya terdengar berkali kali. Lantas aku berlari kearah belakang rumah dan menemukan seorang laki laki yang sedang memegang pemukul baseball dan mengarahkan pada salah satu tiang kayu yang berada disana. Aku menatapnya horor begitupun dengan laki laki itu yang menatapku tajam.

"Siapa kamu?" Ucap laki laki tersebut.

'Bukan kah aku yang seharusnya bertanya siapa dia....' Aku bergumam dalam hati.

Aku masih tetap menatap laki laki yang ada dihadapanku ini, tapi setelah aku perhatikan dengan teliti, ternyata dia mirip dengan seseorang. 'Ya ampun, bukankah dia alex' gumam ku. Aku kira dia orang lain, tapi harus kuakui perawakannya memang jauh lebih besar dibandingkan anak usia 15 tahun, mungkin karena ada gen bule-nya sehingga dia terlihat jauh lebih besar.

"Hey..., aku bertanya siapa kau?" Ucapnya lagi dan membuatku tersadar dari lamunan.

"Ohh.. akk..kku anda, ia namaku anda" Jawaban yang kuberikan sepertinya salah.

"Aku tidak bertanya nama mu, melainkan apa yang kau lakukan dirumah ku Huhh--" Ucapnya sambil mendengus. Ia bahkan berjalan kearahku sambil membawa pemukul tersebut.

"Aku housekeeper  yang baru"

Aku menatapnya dengan dengan seksama. Harus ku akui diusianya yang 15 tahun, alex memiliki bentuk badan yang cukup besar seperti anak umur 18 tahun. Namun kekagumanku berkurang saat aku ingat daftar kenakalan yang pernah ia lakukan. Daftar itu aku dapatkan di dalam paket sebelum aku datang ke rumah ini.

"Aku tidak menyangka kalau housekeeper yang baru ternyata anak laki laki sepertimu!" Ucapnya meremehkan ku. Memang meski usiaku 7 tahun lebih tua darinya, namun jika dilihat dari badan kami, aku rasa akulah yang lebih muda darinya. Karena ukuran badanku sedikit lebih kecil darinya.

"Hey aku ini sud—"

"Baguslah kalau kau laki laki, setidaknya kau tidak mungkin menjadi penggoda di rumah ini!" Ucapnya dengan angkuh. Aku bahkan masih belum mengerti, apa yang dia maksud sebagai penggoda.

'Huh anak yang aneh' aku bergumam saat ia melengos begitu saja dari hadapanku.

Aku memperhatikan secara jelas apa yang dia pukul tadi, ternyata bukan tiang kayu melainkan sebuah pohon yang sudah mati tanpa sedikit daun pun, sehingga terlihat seperti sebuah tiang. Namun sejenak aku memikirkan kata penggoda yang sempat alex ucapkan padaku. Hanya saja aku tak memiliki pemikiran apapun soal itu.

Awalnya aku berpikir bahwa alex sudah pergi ke kamarnya dengan tenang, karena aku yakin dengan kamar yang bersih dan rapih dia pasti akan merasa nyaman. Tapi ternyata perkiraan ku salah, alex bahkan berteriak dengan keras tanpa sebab. Aku lantas berlari menemuinya.

"APA YANG KAU LAKUKAN HUHH.. ?" Nada mengancam dengan tatapan yang bringas ia perlihatkan padaku.

"Apa maksudmu aku tak mengerti" Hanya itu yang dapat aku katakan.

"Aku tanya apa yang kau lakukan pada kamarku?" Ucapnya masih dengan tatapan jahat seperti itu.

"Aku hanya merapihkan dan membuat kam—"

The Secret Housekeeper Where stories live. Discover now