Chapter 23

32.7K 2.7K 143
                                    

Setelah Sarah dan Bu Mei pergi, aku lantas kembali ke dalam rumah untuk melanjutkan pekerjaanku. Aku menemukan Tuan Jeremy sedang duduk di dalam ruang kerjanya sendirian dan nampak melamun.

Aku memutuskan untuk mendekat dan menemuinya di ruangan tersebut. Tuan Jeremy menatapku saat aku masuk kedalam. Tuan Jeremy menyuruhku duduk disamping tempatnya duduk.

"Apa aku terlihat jahat?" Tanya Tuan Jeremy padaku. Semenjak kita memutuskan untuk memulai hubungan kita dari awal, Tuan Jeremy mulai menggunakan Aku dan Kamu disaat kita berdua.

"Tidak Tuan!" Jawab ku.

Jujur saja memanggilnya dengan sebutan Tuan sudah menjadi kebiasaanku. Dan rasanya aneh jika tiba-tiba aku memanggilnya dengan sebutan sayang atau yang lainnya. Aku juga sadar bahwa ini bukan hanya tempat tinggal Tuan Jeremy saja, melainkan ini juga tempat ku bekerja. Sehingga apa yang kami lakukan di dalam rumah ini bukan hanya sekedar berpacaran tapi aku juga bekerja disini.

"Aku merasa bahwa akulah yang mengusir mereka keluar dari rumah ini" Tukas Tuan Jeremy.

"Tidak Tuan justru ini keputusan Bu Mei dan Nyonya Sarah jadi berpikirlah untuk—"

....

Aku tertegun saat tiba-tiba Tuan Jeremy memeluk ku dan merengkuh tubuhku dengan erat. Aku merasakan nafas Tuan Jeremy di salah sau sisi leherku saat kami berpelukan. Aku tahu bahwa ini sedikit berat untuknya, oleh karena itu aku memutuskan untuk membalas pelukannya dan sedikit membuatnya lebih tenang.

"Apa semuanya akan baik-baik saja?" Bisik Tuan Jeremy padaku.

"Tentu saja, sekarang keadaannya akan jauh lebih baik" Aku berusaha menenangkan Tuan Jeremy karena rasa kalutnya itu.

Aku merasakan Tuan Jeremy tersenyum di sampingku. Aku juga merasakan seperti ada yang mengecup leherku singkat dan setelah itu Tuan Jeremy melepaskan pelukannya. Aku menatap Tuan Jeremy dengan curiga. Apa yang barusan dia lakukan. Tuan Jeremy hanya tersenyum simpul sembari mengusap kepalaku.

"Aku harus berangkat sekarang" Tuan Jeremy beranjak dari duduknya dan berjalan kearah meja kerjanya.

Aku masih melongo dengan apa yang Tuan Jeremy lakukan. Aku sadar dan merasakan pipiku sedikit merona, namun dengan cepat aku mengusai perasaan ini. Aku menatap Tuan Jeremy yang sekarang juga sedang menatapku.

"Apa kamu tidak apa ditinggalkan sekarang?" Tanya Tuan Jeremy.

Entah aku yang baru sadar atau telat menyadarinya, aku merasa Tuan Jeremy sekarang pandai merayu bahkan dia juga sesekali menggodaku. Aku diperlakukan seperti itu terkadang malu dan juga gugup.

"Tidak Tuan, toh saya juga banyak kerjaan" Ucap ku berusaha acuh sambil mengendalikan detak jantungku yang sedikit tak terkendali.

"Hahaha... aku baru sadar ternyata kau benar-benar manis" Tuan Jeremy berjalan padaku dan kembali mengusap dan mengacak acak rambutku.

Aku yang diperlakukan seperti itu lantas merasa malu dan membuat jantungku benar-benar berdetak lebih cepat. Sedangkan Tuan Jeremy menatapku dengan tatapan biasanya itu. Tuan Jeremy sekarang benar-benar selalu menggodaku. Bahkan setelah berhasil menggodaku, Tuan Jeremy seperti berpura-pura tidak melakukan apa-apa sama seperti sekarang ini.

Tapi aku selalu suka dengan perlakuan Tuan Jeremy. Tuan jeremy bahkan tidak sedingin dulu. Melaikan sangat hangat padaku.

__________________________________________________________________________


Aku sedang asik mengerjakan pekerjaan rumah begitupun dengan pembantu yang lain. Rumah sekarang damai, biasanya Sarah berteriak meminta sesuatu tapi sekarang sudah tidak ada. Namun juga aku merasa sedikit sepi atas ketidak adaannya di rumah ini.

The Secret Housekeeper Where stories live. Discover now