Chapter 16

34.6K 3K 150
                                    

Kami berfoto bersama dengan riang gembira. Tangan Tuan Jeremy sedari tadi masih tetap berada di pinggangku, sambil sesekali menariknya lebih rapat. Perlakuan tersebut benar-benar membuat wajahku sedikit memanas.

Setelah acara foto bersama selesai, lantas semua anggota bersiap untuk pulang. Tuan Jeff dan Nyonya Katie memutuskan untuk kembali ke Jakarta saat itu juga. Begitu pula dengan Tuan Jerald dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke rumah mereka sendiri.

Sedangkan Tuan Jeremy sekeluarga beserta Tuan Jordan memutuskan untuk pulang ke rumah Tuan Jeremy. Aku mengikuti langkah Tuan Jeremy yang sedang menggendong Julian. Dan Tuan Jordan sedang menggandeng Lili.

Aku berjalan dengan Alex yang sedari tadi sibuk memainkan Gadget-nya. Aku melirik kearahnya, aku lantas mengintip sedikit kearah hpnya itu. Alexpun menatapku dengan tatapan yang dapat diartikan sebagai 'jangan lihat-lihat, sana pergi'.

Setelah itu aku memutuskan untuk memberi jarak antara aku dan Alex. Dia pun kembali sibuk dengan hpnya itu. Tuan Jeremy dan Tuan Jordan rupanya lupa denganku yang sekarang sedang mengikuti mereka. Mereka bahkan asik saling mengobrol tanpa memperdulikanku.

Sesampainya di parkiran, aku kembali ikut pulang dengan mobil Tuan Jeremy. Sedangkan Tuan Jordan mengendarai mobilnya sendiri. Tak ada obrolan yang penting antara aku dan Tuan Jeremy di dalam mobil.

Kami hanya berbicara seadanya. Aku melihat kearah belakang dimana Alex, Lili dan Julian berada. Mereka tampak tertidur saking lelahnya bermain tadi. Tanpa terasa mataku juga sedikit berat, namun aku kasihan pada Tuan Jeremy jika harus menyetir sendiri sedangkan aku tidur.

"Tidurlah.., kamu sepertinya sangat lelah!" Ucap Tuan Jeremy padaku.

"Tidak Tuan, Saya akan temani hingga sampai di rumah nanti" Ucapku berasa sungkan padanya.

"Jangan membantah, ini perintah" Kata Tuan Jeremy dengan ekspresi serius.

"Tapi tuan—"

"Suuutttt..., tidurlah..." Ucapnya untuk terakhir kali.

Hingga tak terasa aku sudah menutup mataku dan masuk kedalam alam mimpi. Aku hanya merasakan kebahagiaan yang entah apa itu. Aku merasakan ketenangan yang entah berasal dari mana. Selain itu aku juga merasa nyaman dan damai.

Hingga aku merasakan ada sesuatu yang bergerak. Aku merasakan seperti ada yang meraba area dadaku. Aku belum sadar hingga aku membuka mata dan melihat wajah Tuan Jeremy tepat di depan wajahku.

"TUUAANN..." Aku menjerit dan mendorong wajah Tuan Jeremy hingga kepala belakangnya membentur dasbor mobil.

"Shiiit Anda, kau ini kenapa?" Tanya Tuan Jeremy sedikit emosi.

"APAAA YANG TUAN LAKUKAN?" Aku bertanya dengan suara yang keras.

Tuan Jeremy nampak tidak mengerti dengan perkataanku barusan, hingga ia menatapku dengan wajah yang kebingungan.

"Apa maksudmu?" Tanya Tuan Jeremy padaku.

Aku masih menutup dadaku dengan kedua tanganku. Aku membuat posisi seperti melindungi diriku. Aku merasa ketakutan dan kaget dengan posisi Tuan Jeremy tadi. Aku bahkan berfikir yang tidak-tidak.

"Apa kamu berfikir saya akan melakukan hal yang tidak baik padamu?" Tanya Tuan Jeremy.

Aku hanya menganggukan kepala dengan tatapan waspada kepadanya. Tuan Jeremy lantas menatapku sebentar dan setelah itu dia tertawa dengan sangat kencang.

"Hahahaa.... Kau benar-benar lucu" Ucap Tuan Jeremy tanpa menghentikan tawanya.

"Apa maksudnya Tuan?" Aku bertanya sambil menatapnya penasaran.

The Secret Housekeeper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang