Empat Belas

228K 19.3K 1.4K
                                    

Tidak sampai dua puluh menit kemudian, Cessa sudah siap, mengingat ini adalah makan malam bersama orang tua Elang, sebagai bentuk penghormatan, Cessa menggunakan dress semi formalnya.

"Ckckck repot amat mau ketemu calon mertua," itu komentar Kai waktu melihat penampilan Cessa, Elang sendiri sudah menunggu Cessa di sofa, sibuk dengan handphonenya. Mommynya batal memesan buah, sebagai gantinya Elang hanya disuruh mengambil cake pesanan mommynya.

"Yuk, cepetan," kata Cessa sambil memakai wedgesnya.

"Pake heels?"

"Wedges bukan heels, cerewet amat." kata Cessa kesal.

"Bukannya muji kek, apa kek, malah komentar" Cessa membatin kesal. Tapi kemudian ia menepuk kepalanya, tersadar sesuatu.

"Cessa ada apa sama lo coba? Ngarepin dibilang Elang cantik? Sadar heh! dunia belom kiamat. Lagian apa bagusnya dibilang cantik sama mahluk astral?"

"Ayo, tadi ngajak ayo, sekarang malah bengong." suara Elang membuyarkan lamunan Cessa, cowok itu sudah berada diambang pintu sekarang.

"Kai gue jalan dulu." pamit Cessa.

"Bro jalan dulu"

"Tiati Lang, inget pesan gue ya!" hanya suara Kai yang terdengar, sedangkan wajah cowok itu tidak terlihat.

Cessa mengernyitkan dahi, ketika melihat sebuah Wrangler melintang manis di depan rumahnya.

"Mobil lo?"

"Bukan, mobil nenek gue! Udah cepetan masuk." perintah Elang tanpa repot-repot membukakan pintu.

"Tetep aja kalah sangar ama punya nyokap lo, eh mommy," Cessa sengaja mengoreksi kata terakhirnya, untuk menggoda Elang.

"Diem deh lo ya, ini juga bekas nyokap." kata Elang kesal, Cessa sendiri cuma senyam-senyum penuh arti.

***

Cessa mengira mereka akan langsung meluncur ke rumah Elang, tapi ternyata mereka mampir dulu kesebuah outlet chesse cake ternama. Tidak lama Elang masuk, seorang wanita paruh baya menyapanya.

"Hallo Elang, nih pesanan mama kamu," tangan Elang menerima sekotak kue dan sebuket bunga, "Jadi ini calon mantunya Karina, cantik banget, Elang bisa aja milihnya." Cessa cuma tersenyum sopan, membalas sapaan tantenya Elang.

"Yaudah tante, Elang langsung ya."

"Oke ganteng, semoga awet sampe nikah ya." Elang menggeleng-gelengkan kepala mendengar teriakan tantenya.

"Nih" setelah mereka masuk ke dalam mobil, Elang meletakan buket bunga tadi di pangkuan Cessa.

"Apaan nih?" tanya Cessa sambil mengernyitkan dahi.

"Dari nyokap, bukan dari gue. Nggak usah geer" Cessa mencibir Elang, tapi tidak pelak ia tersenyum juga melihat bunga-bunga itu.

***

Mommy benar-benar sesuatu. Harusnya Elang tau, mommynya itu adalah mommy super norak di dunia. Bukan cuma jamuan yang berlebihan, tapi juga segalanya yang mommynya lakukan malam ini adalah hal yang diluar nalar Elang sebagai manusia.

Seperti saat ini...

Mereka sudah selesai makan malam, dan mommynya tiba-tiba dengan heboh mengeluarkan cake yang Elang beli tadi. Elang benar-benar menyesal, tidak memeriksa tulisan di kue tadi terlebih dahulu. Begitu kue itu dibuka, sebuah tulisan bertengger manis diatas sana.

Are You? Really?Where stories live. Discover now