Dua Puluh Dua

172K 15.5K 226
                                    

Sial, benar-benar sial.

Pertemuan Elang dengan kedua orang tua Cessa tiga hari lalu, berbuntut panjang. Karena mulut-mulut jail Edo dan Bimo, mommynya mengetahui pertemuan Elang dengan kedua orang tua Cessa. Lain kali, Elang bersumpah tidak akan bercerita ke mereka berdua, walaupun mereka memaksa.

Sehari setelah pertemuan Elang dengan kedua orang tua Cessa, Edo dan Bimo memang menuntut penjelasan atas hengkangnya Elang dari misi mereka melepas penat ke kawah putih. Karena tidak mungkin bagi Elang mengatakan alasan yang sebenarnya, jadi Elang hanya mengatakan bahwa ia harus menemui kedua orang tua Cessa pada hari itu.

Tapi, kedua sahabatnya itu, ternyata lebih setia sama mommynya. Bimo, sang agen mata-mata, langsung melapor kepada mommy Elang, niatnya sih bercanda, tapi ujungnya? Rumit. Parah.

Ditambah lagi Edo, yang memvalidasi laporan Bimo, jadilah dua sahabatnya itu Elang masukan kedalam daftar, 'Manusia Paling Setia Kawan di Dunia'. Kalau membunuh nggak dosa, sudah tinggal nama itu anak dua.

Awalnya Elang pikir, akibat dari perbuatan Edo dan Bimo, hanya berdampak seperti godaan, atau pengumuman di keluarga besarnya. Namun, Elang lupa, bahwa mommynya suka melakukan segala hal diluar nalar Elang sebagai manusia.

Tanpa Cessa dan Elang ketahui, mommy Elang menghubungi orang tua Cessa, dan suprisenya, mama Cessa turut andil atas keberadaan Cessa di rumah Elang malam ini, dalam rangka makan malam bersama dua keluarga.

"Lo beneran mau nikah begitu gue lulus ya?" Elang berdesis ditelinga Cessa, yang langsung mendapat pelototan ganas dari Cessa.

"Siapa yang sok-sokan kenalan sama bokap-nyokap duluan?" Elang tidak membalas, ia sadar dia lagi ketula.

"Lo berdua ngapain masih disini?" tiba-tiba suara Kai terdengar dari balik tubuh mereka, Cessa berbalik dan langsung mengamit lengan abangnya.

"Kai, ayo kita ke dalem aja, tinggalin nih setan satu." Setelah mengatakan hal itu Cessa langsung menyeret Kai ke dalam, meninggalkan Elang yang masih kesal diruang tamu.

***

Makan malam dua keluarga itu telah selesai, Elang dan Cessa harus berkali-kali tersedak, melotot dan berteriak 'tidak', setiap kali kedua orang tua mereka mencetuskan ide-ide gila. Mulai dari pertemuan keluarga besar, pertunangan, sampai pernikahan muda!

Sebenarnya, ketiga ide itu hanya dicetuskan oleh mommy Elang, sedangkan, mama papa Cessa dan papa Elang hanya berpendapat seperlunya.

Soal papa Elang, seberapa kalipun Cessa berpikir, ia tidak dapat menemukan sisi jahat dari laki-laki itu. Sebaliknya, papa Elang terlihat sangat menyayangi Elang, walaupun tidak dengan perlakuan terang-terangan, namun tatapan mata papa Elang yang sendu setiap kali melihat putranya, membuat Cessa ikut terhanyut.

Papa dan mama Cessa juga sudah mengetahui latar belakang keluarga Elang, tentang Elang yang sebenarnya bukan anak kandung mommynya. Entah bagaimana caranya, namun Cessa cukup terkejut, ketika mama dan papanya menyinggung hal tersebut sebelum mereka berangkat tadi.

Kata papanya, papanya sudah beberapa kali bertemu Elang, melihat Elang mengajak ngobrol ibunya yang berada dikamar perawatan.

Walaupun wanita itu tidak pernah menggubris setiap pertanyaan atau prilaku Elang, Elang seakan tidak kenal lelah untuk mengajak ibunya berinteraksi.

Kesan anak berbakti itu langsung melekat pada diri Elang, maka dari itu papanya sama sekali tidak keberatan kalau Cessa menjalin hubungan dengan Elang.

Selama masih tau norma dan adat, katanya.

Papanya nggak tau aja, Elang pernah menginap dirumahnya. Kalau sampai tau? Bisa Cessa jamin, papanya akan langsung menyetujui ide mommy Elang untuk menikahkan mereka berdua begitu mereka lulus.
Nikah diumur 18? Cessa ogah. Apalagi calonnya kayak Elang. Hih.

Are You? Really?Where stories live. Discover now