2

111K 4.9K 55
                                    

Ini pria kok tampan banget tubuhnya tinggi dan kulitnya putih matanya coklat terang.

"Ehm... enggak usah segitu kali lihatnya kak" dehem adik ku membuyarkan dari keterpesonaan ku melihat si pria ini.

Aku yang mendengar adik ku langsung memutar kedua bola mata ku.
Kulihat pria ini diam saja dan wajahnya tanpa ekspresi alias tampang datar.

"Siapa dia yah" tanyaku pada ayah sambil berbisik.

"Oh dia teman kuliah abangmu yang sama-sama kuliah di Jepang" jelas ayahku.

"Ayo nak Ken silahkan di makan" kata ayah mempersilahkan si tamu asing itu.

Kami makan dengan di iringi canda dan tawa memenuhi ruang makan ini dan sesekali di iringi dengan guyonan si abang. Kalau bang Ardan berkumpul dengan kami selalu ada saja canda dan tanda tawa di rumah ini.

"Dek bagaimana dengan kerjaanmu apa masih betah jadi guru honor" tanya bang Ardan.

"Ya begitulah bang. Lagian Mira menikmatinya kok" jawabku dengan enteng.

"Apa kamu enggak mau cari kerjaan lain, misalnya di kantor kan lumayan gajinya dek dari pada jadi guru honor" kata abangku.

"Mira kerja bukan mengharapkan gaji besar bang. Tapi Mira mengambil pekerjaan ini karena senang saja" kata ku.

"Lagian abangkan tahu sendiri dari dulu cita-cita Mira itu menjadi seorang guru dan mencerdaskan anak bangsa. Kalau kita mengajar dengan ikhlas tanpa pamrih itukan sudah berpahala dan hitung-hitung buat tambah amal" kataku dengan nyengir.

"Itu baru anak ayah, ayah bangga sama kamu sayang" kata ayah dengan senyumnya.

"Ayah dan kakak benar-benar mirip dan punya profesi yang sama" celetuk adikku.

"Oh siapa dulu dong anak ayah gitu" kataku dengan bangganya. Semua yang ada di sini tersenyum lihat tingkahku kecuali si pria wajah datar itu.

"Maaf saya sudah selesai dan paman saya pamit dulu ya ada yang harus saya kerjakan" kata cowok asing itu dengan membungkukkan sedikit kepalanya dan dia langsung bangkit dan masuk ke dalam kamar bang Ardan.

"Dasar cowok datar, dari tadi enggak ada senyumnya apa segitu mahalnya kali tu senyumnya" kataku ketus saat pria itu sudah masuk ke dalam kamar.

"Kamu ini enggak baik ngomong gitu Mira" tegur ayahku.

"Habisnya tu cowok sombong banget manalagi wajahnya datar gitu" kataku dengan manyun.

"Jika kamu tahu seperti apa aslinya kamu pasti bakal jatuh cinta sama dia dek" kata bang Ardan dengan senyum menyebalkannya.

"Jatuh cinta dari mana dari Hongkong, pria datar kek gitu di cintai. Lempeng amat jadi orang" kataku.

"Bukan dari Hongkong kak tapi dari Jepang" kata adikku membenarkan perkataan ku.

"Terserah kamu sajalah dek" kata ku dengan sebal.

"O ia bang Mira mau tanya pria itu apa benar teman abang, kok abang mau ya punya teman datar dan lempeng gitu" kataku penasaran.

"Suatu saat kamu bakal tahu dengan sendirinya, menurut abang ya kalian itu cocok banget ya kan Ayah" kata abangku dengan songongnya dan meminta pendapat ayah.

"Kalau ayah sih terserah mereka saja nantinya" kata ayahku dengan senyumnya.

"Kalian ini ngomong apa sih, kok pembicaraannya aneh gitu ya" tanyaku heran.
Ku lihat abangku tersenyum misterius. Sepertinya ada yang aneh dengan abangku yang satu ini.

"Azam sudah siap yah dan Azam pamit dulu ya mau ke kamar dan ngerjain tugas yang menumpuk" kata adikku dan dia langsung masuk kekamarnya.

Akhirnya selesai juga makan siang kami.
Selesai makan aku langsung membereskan semua meja makan ini dan langsung mencuci semua piring bekas makan kami.

Aku mencuci semua piring bekas makan ini sambil menyandungkan lagu kesukaanku, beginilah aku jika di saat mencuci piring kadang aku suka menyanyi.

Di saat aku sedang mencuci piring aku merasa ada seseorang masuk ke ruangan dapur ku.

"Apa jangan-jangan itu makhluk halus kali ya, masa di rumahku ada makhluk halus. Secara di rumahku ini kami semua rajin beribadah" batinku dengan bulu bergidik.

Aku membalikkan badanku dengan keberanian yang ku punya, seketika itu juga aku langsung kaget. Kalian tahu siapa yang ada di hadapan ku ini, dia si cowok super datar itu.

"Ternyata bukan hantu" gumamku sambil menggelengkan kepalaku.

"Siapa yang kamu maksud hantu, apa itu saya" sahut si pria asing itu dengan aksen Jepangnya.

"Eh enggak anu maksud saya tak kira tadi benar ada ada hantu" jawabku sambil nyengir. Ku lihat pria itu mengernyitkan alisnya, mungkin dia heran lihat sikapku. Si pria itu langsung berlalu dariku, ternyata dia ke dapur cuma mau mengambil air minum doang.
Dasar pria aneh.

Oh ia kalau di pikir-pikir dia mirip sama Artis Korea deh dan wajahnya itu mirip banget sama Daniel aktor korea blasteran Amerika itu.
Tapi ya sudahlah kenapa aku memikirkan cowok bin aneh itu.

Selesai juga pekerjaan ku semua dan entah kenapa aku tiba-tiba merasa mengantuk dan mata ini berat banget akhirnya terpejam juga ni mata.

*****

Ken pov

Tak ku sangka kedatanganku ke Indonesia di sambut dengan hangat oleh keluarga Ardan kecuali wanita bernama Mira itu. Dia melihatku seolah-olah aku ini memang pria asing yang muncul tiba-tiba dan masuk ke dalam keluarga mereka.

Oh ia kenalkan namaku Ken Richard Kimura. Kalau orang melihatku aku mirip rada kebulean, dan itu di karenakan aku ada darah Swiss dari ibuku yang asli orang Swiss. Kalau Dad asli orang Jepang. Aku anak pertama di keluarga Kimura dan aku memiliki seorang adik perempuan yang saat ini sedang menyelesaikan studynya ke luar negeri.

Sebenarnya kedatanganku ke Indonesia ini karena mendapatkan tugas dari Dad untuk bertemu klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan kami.
Sekalian saja kesempatan ingin melihat adik perempuan Ardan seperti apa anaknya. Selama ini aku hanya melihatnya di dalam laptop Ardan yang selalu di jadikan wallpapernya meskipun di dalam foto itu wanita itu tidak sendiri melainkan foto bersama dengan keluarganya.

Kalau kalian heran kenapa aku bisa berbahasa Indonesia itu di karenakan aku belajar dari Ardan. Karena aku sering mendengar Ardan berbicara di Skype dengan keluarganya termasuk adik perempuannya itu, dari situ aku penasaran apa yang di bicarakan mereka. Maka dari situ aku belajar dengan Ardan bahasa negara mereka, ternyata tidak sulit belajar bahasa Indonesia. Pantas saja bahasa Indonesia masuk sepuluh besar bahasa yang terkenal di dunia dan bahasa yang paling banyak di pelajari oleh warga negara asing seperti diriku juga.

Akhirnya selesai juga tugasku, sebenarnya aku masih dalam jetlag. Tapi karena tugas sudah menumpuk mau tidak mau ku abaikan rasa lelahku, untung saja ada Ardan yang membantuku. Ardan itu dulunya pekerja magang di kantor Dad dan kebetulan Ardan adalah sahabatku dari kuliah. Aku berteman akrab dengan Ardan karena dia itu sangat ramah dan suka membantu kesulitan orang lain. Kebetulan waktu itu aku pernah di tabrak oleh pengendara motor dan Ardanlah yang menolongku dan membawaku ke Rumah Sakit. Nah dari situlah aku berteman akrab dengan Ardan sampai-sampai dad menyuruh Ardan sebagai seorang pekerja tetap di Perusahaan dad yang tadinya cuma pekerja magang langsung di angkat menjadi asistenku. Awalnya Ardan sempat menolak dan dia bilang dia menolongku dengan tulus yang kebetulan juga sudah kewajiban dia menolong teman satu kelas kampusnya itu yang pernah di katakannya padaku. Tapi aku memaksanya untuk menjadi asistenku dan bisa di jadikan teman obrolan yang baik. Akhirnya Ardan menyetujui juga dan dari situlah kami berteman akrab selama tiga tahun ini sampai-sampai aku tahu betul seperti apa keluarganya.

Sudah malam ternyata dan karena sudah mengantuk akhirnya aku tertidur di kamar Ardan.

Tbc

Future Husband From JapanDove le storie prendono vita. Scoprilo ora