9

64.6K 3.2K 27
                                    

Tepat malam ini kami dan sekeluarga akan menghadiri ulang tahun perusahaan suami dari kakak sepupuku yang berasal dari Medan.
Kalau mengingat kisah perjalanan cinta mereka benar-benar unik, aku saja yang mendengar curhatan dari kakak sepupuku sampai tertawa dengarnya. Benar-benar buat iri saja mereka berdua. Kalau di pikir-pikir kapanlah aku dapat jodoh seperti kakak sepupuku itu. Apalagi sekarang mereka di karunia anak kembar tiga. Lengkap sudah keluarganya.

Hari ini aku berdandan natural saja karena aku tidak mau berdandan terlalu berlebihan, selesai berdandan aku menyusul keluargaku yang sudah menunggu di ruang tamu.

"Sudah siap semuanya" sapaku kepada mereka, ku lihat si mister terdiam lihat penampilanku. Apa ada yang salah dengan dandananku hari ini.

"Aish kakak lama banget sih dandannya, entar terlambat lagi kita ke acaranya kak Shira" jawab adikku dengan wajah di tekuk.

"Siapa yang dandan terlalu lama, kamu saja yang terlalu kecepatan bersiap-siapnya. Lagian simple gini dandanan kakak di bilang lama sama kamu" jawabku dengan manyun.

"Sudah jangan bertengkar, lebih baik kita berangkat sekarang nanti telat lagi kita sampai di sana" kata ayahku menengahi kami.

Langsung saja kami berangkat semuanya dan ku lihat si mister dari tadi diam saja, apa dia lagi sariawan kali sampai sedikitpun dia tidak bersuara. Dasar aneh.
Baru saja bang Ardan masuk ke dalam mobil Orlando sport putihnya. Aku langsung di cegahnya.

"Dek kamu sama Ken saja ya biar ayah sama Azam berangkat sama abang" kata bang Ardan.

"Loh kok gitu sih bang, bukannya mobilnya muat menampung empat orang" tanyaku heran dan entah kenapa aku merasa curiga dengan abangku ini, seperti merencanakan sesuatu.

"Maafi abang ya dek, abang ada urusan sebentar sama teman abang dulu. Jadi kamu sama Ken duluan saja sampai di sana, biar Shira enggak mencari-cari kita" kata abangku dengan nada menyesalnya.

"Ia kak duluan saja dulu, nanti kesemutan pula kakak nunggu kami" kata adik bungsuku.

"Ya sudahlah apa mau di kata, tapi kalian jangan sampai enggak nyusul kesana" kataku dengan manyun.

"Kalau itu tenang saja, setelah urusan abang selesai kami nyusul ketempat acara bang Arvin" jawab abangku.

Akhirnya mau enggak mau aku ikut dengan si mister ini.
Di dalam perjalanan terjadi keheningan di antara kami berdua, rasanya benar-benar membosankan. Si mister kembali lagi ke asalnya, apalagi kalau bukan ekspresi dingin dan datarnya. Ini orang benar- benar manusia salju kali ya. Oh ia diakan orang Jepang di sanakan ada musim salju jadi dia datang ke Indonesia es dalam dirinya belum mencair padahal di Indonesia lagi musim hujan saat ini meskipun ada panasnya juga. Aku jadi terkikik sendiri dengan pendapatku.

"Kenapa kamu tertawa sendiri, apa ada yang aneh" kata si mister membuka suaranya dengan menatapku begitu intens.

"Siapa yang tertawa, mister saja yang salah lihat" kataku sambil memutarkan kedua bola mataku.

"Saya tahu kamu pasti memikirkan sayakan sampai-sampai kamu tertawa sendiri dengan pikiranmu itu" kata si mister dengan senyum anehnya.

"Siapa yang mikirin situ, anda saja yang ke geeran" kataku manyun.
Tiba-tiba si mister menghentikan laju mobilnya.

"Loh kenapa berhenti mister, nanti kita terlambat sampai ke tempat acaranya kak Shira" kataku was-was dengan sikap aneh si mister.

"Tadi kamu bilang apa barusan tadi" tanya si mister dengan intensnya. Aku yang di tatap malah jadi gugup.

"Perkataan yang mana?
Perasaan tadi saya enggak bilang apa-apa deh" kataku berusaha menetralkan jantungku.

"Sampai kapan kamu bersikap formal begini sama saya Mira" kata si mister dengan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Apa maksud mister, bukannya saya wajar ya bersikap formal sama bos dari abang saya" kataku yang masih agak gugup.

"Kamu jangan berpura-pura tidak tahu dengan maksud saya Mira. Bukannya kamu tahu dengan ungkapan saya waktu kemaren ketika kita berciuman itu" kata si mister dengan intensnya.

"kalau yang itu jangan di bahas lagi mister saya tidak mau kejadian itu di ingat-ingat lagi" kataku sambil membuang wajahku ke arah lain.

"Mira please jika kamu belum mau menikah dengan saya jadilah kekasih saya dulu" kata si mister dengan nada memohonnya sambil menggenggam erat tanganku.
Perkataannya benar-benar sangat mengejutkan sampai rasanya aku shock mendengar permohonannya.

"Setidaknya kita jalani dulu dengan ini, karena saya yakin suatu saat nanti kamu mau menerima saya dan mencintai saya" katanya dengan lirih.

"Apa mister yakin dengan perkataan mister itu, karena saya tidak mudah percaya dengan pria asing begitu saja dan rasanya saya kurang percaya jika anda meminta saya jadi kekasih anda" kataku sambil menatap wajahnya.

"Please Mira jangan pernah menganggap saya pria asing, dari awal saya sudah menyukai kamu ketika saya dan Ardan masih di Jepang dan ketika itu pertama kalinya saya melihat kamu bervideo call dengan Ardan dan dari situlah saya tertarik dengan kamu" kata si mister dengan wajah seriusnya.
Benar-benar sangat mengejutkan dengan kejujurannya.

"Please Mira jadilah kekasih saya dan saya berjanji saya akan setia dengan hubungan kita ini dan saya janji saya tidak akan pernah menyakitimu" kata si mister dengan kesungguhannya.
Aku menatap matanya untuk mencari kejujuran dalam dirinya. Ternyata dia benar-benar serius. Si mister ini benar-benar to the point banget, apa di negaranya kalau mengungkapkan perasaan seseorang dengan cara langsung begini ya untuk jadi kekasihnya. Karena enggak tahan di tatap seperti itu akhirnya aku menganggukkan kepalaku.

"Terima kasih sayang sudah mau menerimaku" kata si mister dan dia langsung memeluk ku dengan eratnya sambip tersenyum riangnya seolah-olah senyumnya seperti menang lotre. Aku pun ikut tersenyum juga.

"Tapi mister janji ya jangan pasang wajah sikap dingin lagi dengan saya, seolah-olah saya ini seperti wanita pengganggu saja" kataku manyun. Tiba-tiba si mister mengecup bibirku, sontak saja aku terkejut dengan reaksinya.

"Ish mister apa-apa sih cium-cium orang sembarangan" kataku manyun.

"Aku sangat gemas dengan bibir manyun kamu itu sayang" katanya dengan senyum riangnya.

"Aku janji tidak akan menampakkan wajah dinginku sama kekasihku ini. Lagian tampangku memang seperti itu sayang karena itu sudah menjadi ciri khasku. Tapi kalau denganmu aku tidak akan pasang wajah ekspresi itu lagi" kata si mister dengan senyum menawannya. Aku pun ikut tersenyum juga.

Si mister memelukku lagi dengan sangat erat sambil mencium kepalaku berkali-kali dan setelah itu dia mencium keningku juga kedua mataku dan terakhir dia mengecup bibirku sambil mengucapkan terima kasih karena aku sudah mau menerima dia menjadi kekasihnya. Sebenarnya aku sudah menyukainya juga cuma aku belum bisa yakin dengan perasaan ini. Tapi aku akan berusaha belajar mencintainya karena aku yakin jika melihat dari tatapannya aku yakin dia serius dengan ucapannya.

Tbc

Future Husband From JapanWhere stories live. Discover now