18

49.9K 2.1K 23
                                    

Hari ini aku mengemaskan barang-barangku di koper, enggak banyak sih cuma hanya beberapa potong pakaian saja. Karena Ken melarangku membawa banyak barang. Di Tokyo tempat aku tinggal nanti Ken sudah menyiapkan semua kebutuhanku melalui orang-orang kepercayaannya. Lihatlah betapa berlebihannya kekasihku itu, padahal aku sudah melarangnya tapi dia mengindahkan semua permohonanku dan dia hanya berkata karena aku yang mengajakmu jadi aku yang harus bertanggung jawab semua kebutuhanmu meskipun ada Ardan yang membiayai kebutuhanmu tapi aku juga berperan menanggung kebutuhanmu. Begitulah yang selalu di ucapkan si Ken, padahal aku belum menjadi istrinya.

"Sayang kamu sudah selesai sayang" tanya Ken.

"Ia ini tinggal sedikit lagi" kataku sambil mengancing koper ini.

"Sayang aku sudah bilangkan jangan banyak-banyak di bawa barangnya karena di sana semua kebutuhanmu sudah tersedia" kata Ken sambil berdecak.

"Aku hanya bawa sedikit yang ku perlukan saja Ken" kataku dengan senyum.

"Ya sudah itu lebih baik" kata Ken.

"Oh ia sayang kamu jadikan hari ini kesekolah tempat kerjamu, biar aku temani" tanya Ken kepadaku.
Aku menganggukkan kepalaku.

Akhirnya selesai juga barang yang ku kepak dan saatnya bersiap-siap berangkat menuju tempat aku mengajar. Setelah selesai aku dan Ken langsung berangkat. Sampai di sekolah kami mendatangi ruang kepala sekolah, semua para guru pada berkumpul. Begitu banyak para guru sedih ketika aku mengatakan kepada mereka bahwa aku akan ke Jepang untuk waktu yang tidak bisa di tentukan kapan aku akan kembali ke Indonesia. Aku menyalami semua para guru-guru di sini dan tak lupa berpelukan kepada mereka. Mereka sempat berpesan agar aku menjaga kesehatanku di negara orang. Setelah itu aku aku langsung menghampiri kelas tempat aku mengajar. Semua anak didikku merasa sedih harus di tinggal sementara olehku, bahkan ada yang menangis.

"Ibu Mira kenapa harus pergi, kami pasti kesepian jika ibu tidak mengajar kami lagi" kata salah satu murid laki-laki.

"Ibu hanya pergi sebentar nak, jadi kalian harus baik-baik selama ibu tidak mengajar kalian untuk sementara waktu ini dan ibu kalian rajin belajar dan tidak melawan kepada semua guru di sini ya" kataku dengan senyum memohon kepada anak didikku.
Semuanya pada menganggukkan kepalanya dan mereka langsung menyalami tanganku.

"Mister di sana nanti tolong jaga Ibu guru kesayangan kami ya" kata salah satu murid cewek.

"Tenang saja saya akan menjaga ibu guru kalian baik-baik" kata si Ken sambil tersenyum kepada semua murid di kelas ini.

Setelah kami berpamitan kepada seluruh guru-guru dan murid didikku kamipun keluar dan menuju ke mobil kami. Di saat aku akan membuka pintu mobil Ken tiba-tiba ada yang memanggilku. Ternyata Sita yang memanggilku.

"Mir lu tega amat sih ninggali gue, kalau lu pergi entar gue sama siapa. Secara lu kan sohib gue yang paling dekat dari semua guru-guru di sini" kata Sita sambil memanyunkan bibirnya dan di iringi nafas yang tersengal karena lari-lari ketika ingin menghampiriku.

"Maaf untuk sementara aku harus ikut dengan abangku dulu Sit dan perkenalan dengan orang tua Ken" kataku dengan wajah memelas.

"Berapa lama kesana Mir" tanya Sita kepadaku.

"Aku belum tahu Sit, lihat keadaan juga" kata Mira dengan senyumnya.

"Ya sudah tapi lu harus jaga diri baik-baik di sana ya dan aku harap lu bisa melupakan kenangan pahit itu" pesan Sita kepadaku dan kami langsung berpelukan. Sita adalah temanku yang selama ini tahu kejadian yang menimpaku beberapa tahun lalu dan Sita ini adalah teman sekelasku di waktu SMA. Jadi dialah yang selalu ada ketika aku pernah di bully dan menolongku sampai melawan mereka semua. Selesai berpelukan kami langsung berangkat ke rumah dan langsung menuju ke Bandara Soekarno Hatta.

Future Husband From Japanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن