28

54.5K 2.1K 34
                                    

Setelah masa pemulihan Ken akhirnya Ken sembuh total dan itu semua berkat bantuan dari sang kekasih. Mira dengan sangat telaten mengurusnya, dia juga di bantu oleh abangnya ikut mengurus Ken setelah dia pulang kerja. Untungnya Ken tidak bawel selama masa penyembuhan meskipun di akuin Mira kalau luka Ken itu sangat menyakitkan.

Hari ini mereka berkemas untuk berangkat ke Indonesia. Hanya Mira dan Ken serta keluarga Ken saja yang ikut, sementara keluarganya sudah duluan pulang ke Indonesia. Meraka pergi ke bandara dan menaiki jet pribadi milik keluarga Kimura.

Akhirnya mereka sampai juga di Indonesia, keluarga Ken menginap di apartemen milik Ken. Sementara Mira sampai di rumah bantu-bantu sedikit buat hidangan lamaran nanti malam. Semua keluarga besarnya sudah pada berkumpul dan ada yang sebagian di dapur buat bantu-bantu.

Setelah acara prosesi lamaran Ken sudah menentukan tanggal pernikahannya dua minggu. Awalnya Mira sempat protes karena kecepatan. Tapi Ken punya seribu alasan kalau pernikahan itu lebih cepat lebih bagus agar menghindari zina yang yang berlebihan. Mira yang mendengarnya hanya mencibirnya dan dia tahu kalau kekasihnya ini tidak sabaran sekali.

Setelah acara lamaran usai Ken dan Mira harus di pingit tidak boleh bertemu dulu. Awalnya Ken bingung masalah tentang pingitan itu. Setelah di jeaskan Ardan barulah Ken tahu.

"Masa selama dua minggu saya tidak boleh bertemu dengan Mira" kata Ken sebal.

"Itu lebih bagus bro, lagian itulah budaya kami harus mengikuti peraturan" kata Ardan sambil menyetir mobil yang di kendarai mereka.

"Kalau begitu aku bisa gila tidak bertemu dengannya selama dua minggu" kata Ken terlihat frustasi.
Ardan yang melihat sahabatnya hanya menggelengkan kepalanya saja.

*****

Di dalam kamar Mira sedang membersihkan dirinya dan tidak di sangka pernikahan mereka di percepat, bahkan Ken sudah menyiapkan konsep pernikahannya tanpa sepengetahuan Mira, dan dia menyuruh abangnya menghubungi WO untuk menyiapkan semuanya.

"Mira mbak boleh masuk" sapa seseorang dari pintu luar kamar Mira. Langsung saja Mira membukakan pintu kamarnya dan ternyata yang mengetuk pintu adalah kakak sepupunya Shira.

"Tidak menyangka ya dek sebentar lagi kamu mau menikah" kata kakak sepupunya.

"Ia mbak dan anehnya lagi itu anak enggak sabaran banget langsung nentukan tanggal pernikahan kami" kata Mira manyun.

"Mbak rasa apa yang di katakan calonmu itu ada benarnya juga dek, lagian kamu sendiri kakak bagaimana dulunya nikah tanpa pacaran" kata kakak sepupunya sambil tersenyum.

"Dia itu semaunya saja mbak, untung saja pihak keluarga langsung memutuskan pingitan. Rasain itu" kata Mira sambil tertawa bahagia puas dengan balasan untuk kekasihnya.

"Kamu ini ada-ada saja" kata sepupunya sambil geleng kepala.

Mereka mengobrol sambil membicarakan apa-apa saja untuk persiapan di hari pernikahan Mira dan Ken. Bahkan kakak sepupunya ini memberinya wejangan bagaimana membentuk rumah tangga yang baik untuk kedepannya nanti. Mira yang mendengarnya sambil terharu bahkan tiba-tiba dia merindukan bundanya yang sudah tiada. Dan dia harus meminta restu dari bundanya agar pernikahannya lancar tanpa ada hambatan.

Keesokan harinya Mira mendatangi makam bundanya dan tak lupa dia membacakan yasin juga doa lainnya. Selesia berdoa Mira curhat kepada bundanya.

"Bunda sebentar lagi anak perempuan bunda ini akan menikah dengan seorang pria dari negara lain. Mira mohon doa restu dari bunda dan doakan Mira dan calon suami bisa menjalani bahtera dengan sebaik mungkin ya bunda" kata Mira dengan lirihnya dan meneteskan air mata bahagianya.

Future Husband From JapanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora