7

71K 3.3K 32
                                    

Ken pov

Inilah aku jika aku menyukai seseorang aku tidak akan mudah melepaskan wanita yang sudah ku klaim menjadi milikku. Dari awal aku melihat wajahnya ketika Ardan sering memberi kabar adiknya melalui vedeo call aku sudah tertarik dengan adik perempuannya dan dari situ aku mengalami cinta pada pandangan pertama dan menjadikannya untuk menjadi wanita hidupku. Meskipun pada awalnya Ardan tidak menyetujuinya tapi aku berusaha meyakinkannya karena Ardan tahu seperti apa reputasiku. Tapi pada akhirnya dia mengerti juga asalkan aku benar-benar serius dengan adiknya dan tidak terburu-buru mengambil tindakan. Karena dia tahu seperti apa adiknya.

Dan sebelumnya aku juga sudah mebicarakan kepada ayahnya tentang niatku untuk menjadi pendamping hidupku dan tanggapan ayahnya sama seperti apa yang di katakan Ardan juga.

Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Ternyata itu dari orang kepercayaanku yang masih ku suruh dia memantau perusahaanku di Jepang.

"Kon'ichiwa" sapaku dalam bahasa Jepang.
(Halo)

" moshiwakaeri masenga, watashi no shujin wa bogai shimasu" kata bawahanku.
(Maaf tuan saya mengganggu)

"Anata ga hanashi o shitai koto o iimasu) kataku.
(Katakan apa yang ingin kau bicarakan)

"Totsuzen shinzo hossa no hasuto" katanya.
(Tiba-tiba saja tuan mengalamai serangan jantung)

"Nani?" Kataku shock.
(apa)

"Sonogo, dono yo ni chichi w ima" kata cemas dan panik.
(Lalu bagaimana keadaan ayah sekarang)

"Kunsu wa sudeni ishi o tori atsukai, joykyo ga kaizen sa remashita" katanya lagi menangkanku.
(Tuan besar di tangani dokter dan keadaannya membaik)

Syukurlah dad tidak kenapa-napa, mendengar dad terkena serangan jantung perasaanku benar-benar buatku panik. Meskipun banyak para pelayan di rumah itu tapi sebagai anak tentu saja aku merasa tidak tenang. Apalagi aku dan orang tua sangat jauh saat ini.

Meskipun Dad di nyatakan tidak apa-apa aku masih sangat menghawatirkannya. Lebih baik aku langsung menelepon mom.

"Hallo mom aku dengar Dad mendadak serangan jantung, bagaimana keadaannya sekarang" sapaku menggunakan bahasa Ingggris kepada mom karena mom orang swiss dia sering menggunakan bahasa inggris. Meskipun mom bisa berbahasa Jepang juga sejak menikah dengan Dad.

"Ayahmu sudah sudah tidak apa-apa dan sudah mulai baikan dan kamu jangan khawatir sayang sama kami" kata ibu Ken di seberang sana dan memberitahukan agar Ken tidak perlu mencemaskan sang daddy.

"Tentu saja aku masih menghawatirkan kesehatan ayah dan kondisinya" kataku cemas.

"Tenang sayang ayahmu baik-baik saja sekarang fokus saja sama kerjaanmu dan jangan lupa bawa calon menantu ibu dari Indonesia" kata ibu Ken memggoda anaknya.

Setelah lama bercakap-cakap akhirnya aku memustuskan sambungan telepon genggamku. Sebenarnya bisa saja aku langsung berangkat ke Jepang malam ini juga untuk melihat keadaan Dad, tapi mom melarangnya dan mom memperingatiku bahwasannya aku harus membawa wanita pilihanku kehadapan mereka. Jika aku tidak berhasil menaklukannya mom akan menjodohkannku dengan wanita lain yaitu anak teman-teman mom. Meskipun selama ini aku sudah menolak semua wanita yang di kenalkan mom. Apa lagi alasannya selain wajahku mereka terlalu memandang dari hartaku. Yang benar saja aku harus punya istri seperti mereka, yang ada mereka menjadi wanita sosialita dan bisa-bisa anak-anakku nanti kekurangan kasih sayang dari salah satu orang tuanya.
Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau memiliki istri seperti mereka. Dan aku berharap aku bisa menaklukkan wanita pujaanku. Apapun itu caranya aku harus bisa memilikinya meskipun harus dengan cara di paksa nantinya.

*****

Akhirnya sampai juga semua pekerjaanku dari mengajar sekolah sampai mengajar les privat buat biaya tambahan.
Sesampai di rumah aku merasa rumah ini sepi sekali dan kemana semua orang apa adik bungsuku itu belum pulang biasanya jam segini sudah pulang dan kenapa ayah juga belum pulang apa mungkin masih ada urusan kali.

Sangkin lelahnya aku menjatuhkan bokongku di sofa yang berada di ruang tamu ini. Pekerjaan hari ini benar-benar sangat melelahkan sekali, mana lagi tugas anak-anak privatku banyak sekali. Meskipun capek aku tetap menikmatinya.

"Sudah sore begini kamu baru pulang" tiba-tiba ada orang lain menyapaku di ruang tamu ini seketika aku membelalakkan mataku.

"Mister sejak kapan anda di situ" tanyaku masih dengan shocknya.

"Dari tadi saya di sini dan kamu tidak menyadari bahwasannya ada orang juga di dalam rumah ini" kata si mister menghendikkan bahunya.

"Lalu kenapa mister bisa berada di rumah saya sementara tidak ada orang di rumah ini" tanyaku sambil mengernyitkan dahiku.

"Saya tadi kemari bersama Ardan untuk membicarakan masalah di kantor, tapi sekarang si Ardan lagi keluar sebentar katanya ada yang mau di belinya" katanya dengan santainya.

"Dan kamu kenapa baru pulang jam segini apa lagi ini sudah mau mendekati waktu maghrib, bukannya biasanya kamu pulangnya siang hari" tanya si mister lagi dengan beruntunnya.

"Selain kerjaan saya di sekolah saya juga mengajar privat ke rumah murid saya atas permintaan orang tua si murid" kataku dengan santai.

"Apa kamu tidak lelah punya dua pekerjaan seperti itu" tanya si mister lagi.

"Tidak, malah saya sangat senang punya pekerjaan seperti itu" kataku tanpa ku sadari aku tersenyum.

Ku lihat si mister menatapku segitu intensnya. Aku yang di tatap malah memalingkan wajahku. Keheningan terjadi di ruangan ini dan tiba-tiba aku jadi teringat dengan perkataannya beberapa hari yang lalu kejadian di restoran itu dan mengingat itu aku menjadi canggung berada di hadapanku.

Karena tidak tahan dengan keheningan ini aku beranjak dari sofa. Baru saja aku ingin berjalan selangkah tiba-tiba kakiku tersandung kaki meja yang berada di sebelahku. Aku terjatuh di atas badan si mister. Aku baru sadar ada benda kenyal berada di bibirku, aku membelalakkan mataku. Aku mau beranjak dari badan si mister, tapi dia menarik tengkukku dan langsung si mister melumat bibirku begitu dalamnya. Aku benar-benar shock.
Oh tidak itu ciuman pertamaku...

Tbc

Future Husband From JapanWhere stories live. Discover now