15

52.8K 2.2K 23
                                    

Keadaan Mira benar-benar sangat mengkhawatirkan, abangnya sangat sedih melihat adiknya yang terdiam seperti orang yang enggak bernyawa di dalam kamarnya. Mira di perbolehkan pulang oleh dokter asalkan jangan membuat fisiknya terganggu. Betapa marahnya Ardan seseorang yang melakukan ini kepada adiknya sampai segitu trauma yang di alami adik perempuannya.

"Kakak makin lama makin jadi pendiam ya bang, Azam jadi sedih lihat kondisi kakak seperti itu" kata adik bungsu mereka dengan sendunya sambil mengusap kepala kakak perempuannya.

"Kita doakan saja mudah-mudahan dia cepat sembuh ya" kata Ardan menenangkan adiknya. Adiknya menganggukkan kepalanya dan tak lupa memeluk kakaknya dengan sayang.

Di ambang pintu Ken berdiri melihat kekasihnya dalam keadaan seperti orang yang tidak bersemangat hidup.
Anak buah Ken sedang mencari pelakunya dan kata anak buahnya pelaku masih sering berkeliaran di sekitar mereka.

"Masuklah Ken aku tahu sedari tadi kamu mencemaskan adikku" kata Ardan menyuruh Ken masuk ke kamar Mira.
Ken pun menghampiri mereka. Ardan dan Azam memberi waktu buat mereka.

Ken duduk di samping kekasihnya sambil menggenggam kedua telapak tangan kekasihnya.

"Aku mohon sayang jangan seperti ini" kata Ken dengan lirihnya.

"Kalau kamu seperti ini dan tidak bisa melawan trauma di masa lalu mu maka orang yang mengancam mu merasa mereka di atas angin dan senang di atas penderitaanmu ai" kata Ken mencoba memberi nasehat agar kekasihnya tidak terus-terusan merasa jadi orang lemah.

Pendengar penjelasan dari Ken Mira menatap Ken, wajahnya benar-benar kelihatan sendu.

"Aku takut Ken" kata Mira dengan terbata-batanya.

"Kamu harus bisa melawan semua ini sayang, seperti kataku tadi jika si pelaku tahu kamu dengan keadaan seperti ini maka di akan tertawa dan bersenang-senang merayakan keberhasilannya atas ancamannya" kata Ken sekali lagi. Merasa nasehatnya berhasil Mira menganggukkan kepalanya. Ken memeluk kekasihnya dengan erat dan mencium puncak kepala kekasihnya.

"Tapi aku tetap takut Ken, aku takut jika suatu saat nanti mereka menyekapku di di tempat kegegelapan dan menyiksaku dengan cambuknya" kata Mira sambil menangis dan membalas pelukan erat Ken.

"Akan ku pastikan mereka tidak akan berani mengancam dan menyekapmu seperti dulu lagi, jika mereka melakukannya lagi akan ku pastikan mereka habis di tanganku juga" kata Ken berusaha menahan emosinya di depan kekasihnya. Rahangnya mengeras mendengar cerita kekasihnya.

Setelah berhasil menenangkan kekasihnya Ken menyuruh Mira makan dan syukurnya Mira mau juga makan setelah makan Ken memeluk Mira dengan sayangnya sambil mengusap bahunya. Mira merasa nyaman berada di dada Ken dan lama-kelamaan akhirnya Mira tertidur dengan pulasnya. Ken membaringkan badan kekasihnya dengan perlahan dan menyelimuti badannya sampai sebatas dada. Tak lupa dia mencium kening kekasihnya dengan lembut.

"Aku janji akan menemukan pelaku tersebut dan memberi pelajaran buat mereka semua" gumam Ken.
Setelah itu dia beranjak keluar dan menutup pintu kamar Mira dengan perlahan.

Ketika Ken keluar dia melihat Ardan dan ayahnya sedang berbincang-bincang di ruang tamu dengan seriusnya.

"Bagaimana kondisi Mira nak Ken apa dia masih tidak mau berbicara juga" tanya ayah Mira dengan khawatirnya.

"Mira sudah mulai tenang paman dan tadi dia sudah mulai mau berbicara setelah saya menenangkan kata-kata semangat buatnya" kata Ken.

"Syukurlah nak Ken akhirnya anak perempuan saya tidak terganggu lagi psikisnya" kata sang ayah sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar begitu juga dengan Ardan dia merasa lega adiknya sudah mulai baikan.

"Paman, tadi anak buah saya menelepon katanya ada kemungkinan si pelaku yang mengancam Mira dia tidak sendiri melakukannya. Ada kemungkinan ini berkaitan dengan masa lalunya Mira juga. Atau bisa di katakan si pelaku membantu orang tersebut" kata Ken di sela-sela pembicaraan mereka.

"Menurutmu Ken apa kau bisa menebak siapa pelakunya itu" tanya ardan penasarannya.

"Kalau menurut feeling aku sepertinya pelaku ini ada di masa lalu Mira" kata Ken.

"Kalau menurut aku ya Ken sepertinya si pelaku ini orang terobsesi denganmu, buktinya dia mengancam adikku atas nama mu dan satu lagi kenapa dia bisa tahu tentang cara membalas adikku dengan cara ancaman seperti itu" kata Ardan.

"Ia kamu benar Ardan, tapi ada kemungkinan juga kalau si pelaku di bantu juga" kata Ken.

"Kira-kira siapa pelaku yang mengancam anak ayah ya" kata sang ayah dengan lirihnya.

"Paman tenang saja saya akan berusaha melindungi Mira dalam keadaan apapun dan saya akan berusaha semampu saya untuk memberi pelajaran buat si pelaku. Dan saya berjanji akan membantu untuk melawan trauma Mira" kata Ken mantap.

"Ia ayah tenang saja Ardan juga akan melindungi adik Ardan dengan semampu Ardan" kata Ardan.

"Ayah serahkan saja sama kalian, ayah sudah sepuh nak dan sudah enggak sanggup lagi menolong adik kalian seperti dulu" kata ayah dengan nada menyesalnya.

"Paman tidak usah khawatir serahkan saja semuanya sama kami" kata Ken berusaha menenangkan hati calon mertuanya.

Semuanya menganggukkan kepalanya. Ardan menyuruh ayahnya untuk beristirahat saja dan tidak boleh berlarut-larut memikirkan kondisi Mira. Ardan tidak mau kesehatan ayahnya jadi terganggu lagi.

"Menurutmu apa yang harus kita lakukan Ken" tanya Ardan ketika mereka masih berada di ruang tamu.

"Aku rasa kita harus melakukan strategi memancing si pelaku agar menunjukkan jati dirinya" kata Ken dengan aura dinginnya.

Ardan tahu Ken sama khawatirnya dengan dirinya sama-sama mencemaskan wanita yang mereka sayangi. Hanya saja posisi mereka Ardan adalah abang Mira dan Ken adalah kekasih adiknya. Pria mana yang tidak terima seseorang mengancam wanita yang sedang terganggu fsikisnya.

"Sepertinya kita harus cepat melakukan semua ini Ken, kita harus melakukan cara yang serapi mungkin" kata Ardan dengan usulannya.
Ken menganggukkan kepalanya tanda setuju atas usul Ardan.

Di tempat lain si pelaku tertawa dengan senangnya dan di dalam ruangan itu mereka bersulang dengan berbagai minuman alkohol anggur merah. Mereka merayakan atas Mira yang terbaring lemah.
Mereka menganggap kalau Mira pasti akan terganggu jiwanya dan Ken pasti akan meninggalkan Mira karena malu punya kekasih kena gangguan jiwa.

Si pelaku ini berusaha mencari informasi tentang kelemahan seorang Mira. Sampai-sampai dia mendatangi orang di masa lalu Mira. Merasa keberuntungan berada di pihaknya orang yang di carinya mau membantunya asalkan dengan uang. Orang tersebut ternyata masih dendam dengam Mira karena tidak terima di jebloskan di dalam penjara.

Tbc

Ada yang merasa penasaran siapa pelakunya. Tunggu saja sambungannya ya.....
Jangan lupa vomentnya

Future Husband From JapanWhere stories live. Discover now