4. Pernikahan?

13.8K 625 10
                                    

Kemana Nina? Aku tak juga menemukannya. Seandainya aku tau dimana rumah Wisnu, pasti aku akan menemukannya. Aku mencoba mencari tahu semua tentang Wisnu, namun Nihil. Aku tidak menemukan petunjuk apapun.

Brak!!

Pintu rumah terbuka tiba - tiba dengan keras. Aku terlonjak dan bangkit dari tempat dudukku. Aku melihat sosok wanita yang aku cintai selama ini, wanita yang sudah pergi meninggalkan aku membawa cintaku. Nina..

"Nin??" dia adalah seorang wanita yang cantik, anggun, elegan namun hari ini Nina berubah 180 derajat, dia tidak lagi ceria, tidak lagi rapi, anggun, elegan, modis dia namapak awut - awutan seperti habis diterjang badai.

"Andoo" dia berlari dan memelukku erat sangat erat. Ada apan dengan Ninaku? Aku mengusap punggungnya pelan berusaha menenangkannya. Aku biarkan dia menumpahkan segala rasa di dadanya. Paling tidak itu akan membuatnya lega.

Beberapa saat kemudian isakan dan tangisan Nina yang sempat meraung - raung berhenti. Aku menuntunnya untuk duduk di sofa dan memberikannya segelas air putih.

"Ada apa??" aku membelai rambut sekaligus merapikan rambutnya yabg awut - awutan. Tatapan mata Nina menyiratkan bahwa dia sangat lelah, seolah habis berjalan dan menangis sepanjang malam.

"Wisnu.."

"Kenapa dengannya?" sedikit panik aku menatapnya. Nina menggeleng

"Dia kecelakaan??" entah kenapa pikiran negatif menghantuiku, aku memang tidak menyukainya tapi akj tetap tidak mau sesuatu yang buruk menimpa ayah dari anak yang dikandung Nina.

"Winsu.. Dia.."

"Kenapa Nin? Dia sekarat? Atau dia meninggal??" kenapa aku jadi bicara ngawur begini? Aku menghela napas menetralkan kepanikanku. Apa yang membuat Nina menangis seperti ini?

"Wisnu belum meninggal" ujarnya lirih aku bernafas lega. Lalu kalau Wisnu baik - baik saja kenapa Nina menangis?

"Dia.. Selingkuh.." jawab Nina menjawab semua pertanyaanku.

"Apa? Selingkuh???" Nina mengangguk dan kembali menangis. Aku kembali menariknya kedalam pelukanku menenangkannya hingga dia tertidur.

*****

Aku menatap pria di hadapanku dengan tatapan penuh emosi, seandainya saja diIndonesia tidak berlaku HAM mungkin sekarang dia sudah aku cincang!

"Gue tetap gak mau menikahi Nina!!" ujarnya yang semakin membuatku naik pitam.

Bugh!

Entah pukulan yang keberapa aku tak ingat yang pasti dia sudah kembaki jatuh dan berlumuran darah. Dia hanga tertawa sinis semakin membuat emosiku.

"Kurang ajar!! Bajingan!!" aku menendang pahanya. Dia tidak mengaduh malah semakin tertawa terbahak.

"Pukul aja gue sampai mati. Gue gak peduli! Gue tetep gak akan menikahi Nina!!!"

Aku berjongkok dan menekan pipinya dengan lutut kakiku. Aku ludahi pria bajingan ini. Rasa kesal telah membutakan semua logikaku. Aku ingin segera menghabisi pria bangsat ini!

"Lo udah ngehancuriin hidup Nina, dan sekarang lo gak mau tanggung jawab?? Lo pengecut!! Pria macam apa lo?? Bangsaat!!!" teriakku keras dan kembali melayangkan tendangan pada perutnya.

"Hentikann!!!!" suara seorang wanita menginterupsiku yang sudah kemasukan setan, aku ingin membunuh pria tak berguna ini.

"Wisnuuuuu..." aku melirik wanita cantik berperawakan kecil dengan body sexy menghampiri Wisnu. Dia mengusap pelipis dan beberapa bagian tubuh Wisnu yang mengalirkan darah segar.

"Ambar... " ooh jadi ini wanita yang bernama Ambar? Oh jadi ini wanita yang merebut kebahagiaan Nina?

Aku yang sudah kepalang emosi menarik lengan Ambar membuatnya harus meronta untuk berada di dekat Wisnu. Aku tak peduli! Aku menariknya dan mendorongnya hingga terjatuh di sisi sebrang Wisnu

"Jangan lo macem - macem sama cewe gue atau..." aku menoleh menatapnya tajam

"Lo mau apa? Atau apa? Gue gak takut!!Keparat!!" aku menendang perut Wisnu sekali lagi yang membuat Wisnu sedikit memuntahkan darah

"Aaahh Gak!! Wisnuu..." jerit Ambar yang melihat Wisnu memuntahkan darah. Aku mendekat kearah Ambar. Dia menatapku ketakutan, anggap aku setan! Tapi aku memang sedang dirasuki setan! Yang aku inginkan menghancurkan masa depan wanita yang dicintai Wisnu, sama seperti dia menghancurkan Nina!!

Aku melepas gasper ikat pinggangku dan berjalan kearah Ambar. Ambar merangkak mundur, namun aku terus berjalan mendekat kearahnya. Emosi saat melihat Wisnu begitu bersikeras menolak menikahi Nina dan malah berselingkuh dengan wanita lain.

Aku menarik lengan Ambar, Ambar berontak namun aku dengan cepat merobek baju setengah jadinya itu. Membuatnya hanya mengenakan Bra dan rok mini super ketat! Aku seorang pria dan aku tentu akan bernafsu melihat wanita cantik, mulus dan sexy walau itu musuh sekalipun

"Ja- jangann"pinta Ambar yang terus memberontak.

Plak!!

Aku menampar pipinya, sungguh aku merasa sebagai pria pengecut yang melakukan kekerasan pada wanita. Tapi aku tidak terima mereka berbahagia sementara Nina? Dia menanggung semuanya sendirian!!

"Hentikan bajingan!!" teriakan lemah Wisnu. Aku menoleh kearahnya setelah berhasil menelanjangi Ambar. Aku tersenyum melihatnya berusaha merangkak dengan tubuh dilumuri darah. Ingin menyelamatkan kekasih hati huh?

"Sory bro, gue udah napsu bener sama ini cewe! Biar gue buntingin dia"

"Jangan aku mohoonn..." mohon Ambar. Aku menamparnya sekali lagi lalu dengan paksa aku berusaha membuka kedua pahanya

"Hentikan Ando!! Berhentii!!!" aku tak peduli dengan teriakan Wisnu. Kejantananku sudah berdiri tegang, akan aku pastikan wanita ini akan bernasib sama dengan Nina.

"Berhentiii.....!!" teriak keras Wisnu saat kejantananku sudah berada di permukaan lubang Vagina merah milik Ambar. Ambar terus meronta dan menangis berusaha meminta belas kasihanku

"Gue akan menikahi Nina!!! Jangan rusak masa depan Ambar!!" ujarnya aku terkekeh

"Lo ngerusak masa depan Nina, dan lo gak mau masa depan cewe lo gue rusak?? Kenapa gak lo rusak sendiri masa depan cewe lo???"

"Gue mohon! Ambar gak salah apa - apa, ini salah gue!! Gue akan menikahi Nina!!" ujar Wisnu.

Aku mengangkat tubuhku dari tubuh telanjang Ambar dan memakai kembali celanaku. Aku melihat Ambar yang menangis dengan tubuh telanjang bulat. Dia berusaha menutupi tubuhnya dengan tangannya

"Cuih!!" aku meludahi tubuh Ambar. Membuat tangis Ambar semakin menjadi "Gue gak napsu dengan cewe model lo!!" ujarku keras.

Aku mendekati Wisnu yang hampir hilang kesadarannya, menendangnya dengan kakiku pelan "Gue akan tuntut janji lo, menikahi Nina! Kalau gak.. Gue bisa lakuin apa yang gak bisa lo bayangin! Bajingan keparat!!"

Aku menelpon ambulance yanh akan membawa Wisnu kerumah sakit, aku melempar baju kearah Ambar dan menyuruhnya memakai baju, karena sebentar lagi pihak rumah sakit akan membawa Wisnu kerumah sakit.

"Ndo.. Apa yang terjadi sama Wisnu??" tanya Nina setiba dirumah sakit. Aku memberi kabar Nina bahwa Wisnu berada di rumah sakit. Aku mengangkat bahuku menjawab pertanyaannya

"Kamu apaiin dia??" Nina menatapku dengan tatapan selidik

"Hanya sedikit memberi pelajarab pada bajingan itu!!"

"Sedikit?? Hingga membuatnya ada diruang ICU?? Kamu mau anakku gak bisa liat bapaknya??"

Aku tersenyum "Jika aku tidak melakukan ini, anakmu juga tidak akan bisa melihat bapaknya. Ya kan?" Nina terdiam. Aku mengelus punggungnya

"Dia sudah ditangani dokter kamu tenang saja. Sebaiknya kamu persiapkan dirimu, karena aku akan menikahkan kamu dengan Wisnu saat dia sudah sadar"

"Apa? Menikah???"

Tbc

DEPRESI (END) 21+Donde viven las historias. Descúbrelo ahora