35. END PANAS

24.1K 611 15
                                    

21++

Aku mencium setiap lekuk tubuh Nina, pelan dan lembut. Menyesap setiap inci bagian tubuh Nina. Menghirup aroma wangi tubuh Nina. Nina menggeliat menerima ciuman lembut dariku

"Sshh..." desahnya saat aku menghisap leher jenjangnya dengan sedikit kencang meninggalkan noda merah di lehernya

Aku melepas satu per satu kancing piyamanya. Kegiatan yang sudah cukup lama aku tinggalkan semenjak Nina hamil anak pertama. Aku begitu takut hanya untuk sekedar menyentuhnya. Nina bagai candu dalam diriku, melihatnya membuat gairahku seketika bangkit.

Kini baju piyama Nina telah terlepas sempurna, aku meraba perut ratanya lalu tanganku bergerak ke punggungnya menarik kaitan bra hitam yang melekat di kulit putihnya. Sekali sentak kaitan itu terlepas. Ternyata aku masih ahli melepas kaitan bra meski sudah vakum beberapa bulan.

Bukit kembar tinggi menjulang besar dan masih terlihat padat padahal sudah menyusui, dengan puting yang masih cukup ranum walau agak kecoklatan karena sudah di hisap pria kecil lainnya setiap malam. Tapi, menurutku ini tetap yang terindah. Istimewa di Hati. Aku menurunkan ciumanku dan beralih ada bukit kembar itu. Aku meremasnya pelan kemudian menghisap putingnya bergantian. Menjilati ujung putingnya dengan lembut. Lalu meremasnya perlahan membuat Nina merasakan sensasi yang berbeda

"Oohh.. Aahhh.. Sshh" desahnya sembari menyelipkan jari - jarinya di rambutku. Menarik - nariknya pelan seperti memijatnya. Aku pun semakin rilex melakukan pekerjaan menyenangkan ini

Bagai balita kecil yang kehausan, aku terus menghisap puting susu itu. Meski tak lagi mengeluarkan ASInya karena Nina telah selesai menyusui, rasa asin dan sedikit keluar cairan tetap terasa. Tapi aku menikmatinya. Anggap saja aku sedang hidup sehat dengan menikmati ASI istriku. Eksklusif.

Tanganku meraba lembut paha putih Nina mencari resleting celana pendeknya. Saat menemukannya tanpa pikir panjang tanpa pula menghentikan aktifitasku menghisap bagian sensitif istriku aku menariknya dan meloloskan celananya. Membuatnya hanya mengenakan celana merah muda dengan renda - renda. Dia terlihat sexy

Aku mengangkat tubuhku menjauh darinya, menatap keindahan ciptaan Tuhan yang telah halal menjadi milikku. Istriku yang cantik, dengan payudara besar, puting yang kecil, kulit putih di balut bra merah muda berenda, dia semakin terlihat sexy. Wajahnya memerah menahan gairah, sorot matanya sayu menandakan begitu dia menginginkan aku melakukan tugasku sebagai suami.

Aku melepas boxer yang aku kenakan agar juniorku bisa bergerak bebas melakukan apa saja yang disukainya termasuk menikmati kehangatan liang surgawi. Aku mengelus bagian kewanitaan Nina dari luar celana dalam, mengelusnya perlahan naik turun membuatnya semakin lama semakin lembab. Aku rasa Nina sudah siap untuk melakukannya

Tanpa melepas celana dalam milik Nina, aku merentangkan kedua paha Nina dan menekuk kakinya. Aku menggeser sedikit celana dalam Nina kearah samping dan menunjukkan liang surgawi sempit milik Nina dari samping. Aku menciumi bukit kembar itu lagi dengan sedikit kasar berusaha membangkitkan gairah Nina kembali. Sebelum aku memasukkan Juniorku ke dalam lubang kenikmatan.

"Aarhhhhhh " erangan lembut dari bibir tipis Nina mengantarkanku ke gerbang kenikmatan. Ini sungguh nikmat, hangat dan terasa di jepit. Aku memaju mundurkan pantatku dengan meremas bongkahan pantat Nina. Menghisap leher dan bukit kembarnya bergantian.

Aku melihat Nina memejamkan matanya, mengigit bibir bawahnya, kedua tangannya mencengkram seprai cukup kuat dan kakinya melingkar di pinggangku menekan pantatku agar semakin dalam menekannya. Lalu aku merasakan tubuh Nina bergetar hebat, aku rasa dia telah mencapai klimaksnya

Kini giliranku, aku kembali mempercepat gerakanku, mencium bibir tipisnya dan merasakan pelepasanku "Ninaa... Aahhh.." desahku

Aku menelusupkan wajahku di leher Nina, menghiruo aroma wanginya yang tercampur keringat.

"Terima kasih sayang.." bisikku pelan.

"Tidak Ando, aku yang harusnya berterima kasih"

"Hmm?"

"Terima kasih atas segalanya, cintamu, kasih sayangmu dan pengorbananmu. Aku tak akan bisa bernafas tanpamu" ujar Nina membelai punggung ku yang berkeringat

"Aku mencintaimu Nina"

"Aku juga mencintaimu Ando, Jangan pernah pergi dariku walau hanya sedetik saja. Aku membutuhkanmu.."

*** END ***

DEPRESI (END) 21+Where stories live. Discover now