5. Happy Wedding Cinta

14.4K 587 5
                                    

Melihat Zaskia mondar mandir membuat kepalaku semakin sakit. Aku sudah jelaskan padanya, bahwa Nina akan bahagia jika menikah dengan Wisnu. Dan tidak ada yang lebih penting dari kebahagiaan Nina untukku

"Kamu tu tololnya pake banget tau!! Aku ga rela Nina nikah dengan pria brengsek seperti itu!!"

"Kia, Nina bahagia dengan Wisnu. Dan aku mau dia bahagia!!"

"Yakin kamu dia akan bahagia? Aku rasa gak!" aku menggeleng pelan.

"Berpikirlah positif, kita semua ingin yang terbaik untuk Nina. Bagaimana dengan tante Aira?"

"Sudah lebih baik" aku mengangguk dan melangkah masuk ke dalam ruang perawatan tante Aira. Aku melihatnya sedang duduk termenung, melamun. Entah apa yang dipikirkannya. Aku menarik kursi dan duduk di sebelahnya

"Tante" panggilku pelan

"Dia Nina Mutiara, putriku satu - satunya. Aku mencintainya melebihi segalanya" ujarnya lirih. Aku diam mendengarkan

"Aku yang salah, aku tidak lagi memperhatikannya. Aku membiarkan dia terjebak dalam lembah hitam" aku masih diam

"Nina, dia adalah seorang wanita yang ceria, dia adalah lilin yang menerangi hidupku yang gelap. Nina adalah semangatku. Dia putri kecilku, dia malaikatku, dia..." tante Aira menghela napasnya. Aku masih diam

"Nina putriku, darah dagingku. Aku menyayanginya, entah dimana dia kini, aku hanya ingin kebahagiannnya" tante Aira mengusap air matanya pelan dan tersenyum

"Aku teringat saat dia dan kamu masih kecil, kalian suka bermain bersama. Kalian suka bercanda berdua, kalian bandel dan susah diatur. Tapi aku tau, kalian adalah anak - anak yang baik. Kalian suka membantu banyak orang yang kesulitan dulu. Ando, kamu yang menemani Nina dalam segala situasinya, mencintai Nina tanpa mengharapkan balasan. Kamu mencurahkan semua kasih sayang untuknya, untuk putriku. Walau yanh kamu lakukan tidak pernah dihargai oleh Nina, kamu pantang menyerah. Bahkan demi Nina, kamu rela berpisah jauh dengan orang tuamu" entah kenapa aku merasa menjadi pria cengeng. Dadaku sesak mendengar perkataan tante Aira.

"Oh Tuhan.. Dimana Ninaku?"

"Tante.." dia diam saja tanpa mau menoleh kearahku. Aku menghela napas pelan

"Nina sudah ketemu" seperti dugaanku, tante Aira langsung menoleh kearahku. Aku mengangguk dan tersenyum

"Dimana dia? Tante mau bertemu" Tante Aira berusaha bangkit ingin menemui anak semata wayangnya. Aku tau dengan benar bagaimana tante Aira begitu menyayangi Nina.

"Tante.." aku menahan tubuh tante Aira yang hendak bangkit dari ranjang "Nina akan menikah dengan Wisnu" ujarku hati - hati. Sempat sorot mata tante Aira berubah tak suka namun dia menggeleng pelan

"Tante mau memberi restu pada Nina" ujarnya pelan. Aku tau hatinya sangat tak bisa menerima Nina menikah dengan Wisnu. Tapi sama sepertiku, kita hanya ingin Nina bahagiaa. Asal dia bisa kembali tertawa dan ceria seperti dulu, aku dan tante Aira akan melakukannya walaupun hati kami pasti sakit dan terluka.

"Aku akan anter tante ke sana" ujarku. Tante Aira tersenyum dan aku membantu tante Aira duduk di atas kursi roda

"Tante.. Apa tante sudah kuat?" ganya Kia sembari membantuku memindahkan tante Aira ke atas kursi roda

"Gak apa tante kuat, makasih ya Kia" Kia mengangguk

"Aku akan ikut bersama kalian" aku juga mengangguk dan mulai mendorong kursi roda milik tante Aira menuju ruang perawatan Wisnu

"Ndo, kenapa kita ke sini? Bukannya Nina akan menikah??"

"Nina akan menikah disini tante"

"Apa?? Apa yang terjadi dengan Nina??"

DEPRESI (END) 21+Where stories live. Discover now