25.Pertemuan Mengejutkan

11.3K 492 11
                                    

Wisnu mengenggam erat jemari Sifa memasuki rumah besarnya dengan bangga sementara Sifa berusaha setenang mungkin untuk menghadapi segala situasi yang mungkin akan terjadi.

"Kau gugup?" tanya Wisnu pada Sifa

Sifa mengangguk, dia memang sedang di landa kegugupan. Tapi ini adalah resiko yang harus di jalaninya "Apa kau sudah menceritakan semua pada keluargamu?"

Wisnu mengangguk mantap menatap mata bulat Sifa. Mata itu mengingatkannya pada masa lalu, masa lalu kelam yang sangat di sesalinya. Nina.. Sifa dan Nina sangat mirip, mereka bagaim saudara kembar hanya saja mereka seperti berbeda tingakatan. Jika Nina berada pada tingkat 5 sementara Sifa ada di tingkat 105. Berbeda jauh.

"Kau sinting? Bagaimana jika Ambar tau?"

"Bu, ini adalah satu - satunya jalan. Aku harus menikahi Sifa. Kekayaannya bisa membantu kita bu dari kemiskinan. Sementara Amabar? Dia tidak bisa berbuat apa - apa untuk kita bukan?"

"Lalu bagaimana dengan Ambar? Ibu merestui apapun yang ingin kau lakukan selama itu menguntungkan untuk kita"

"Tolong ibu urus Ambar, buat dia pergi dari sini sebelum dia merusak semua rencanaku"

"Wisnu.. Aku gugup. Apa ibumu akan setuju?" tanya Sifa mengenggam erat tangan Wisnu. Wisnu tersenyum dan mengangguk. Lalu mengajak Sifa memasuki rumah besar itu.

Larasati berjalan dengan angkuh saat mendengar pintu depan terbuka "Selamat dat..." ucapan Larasati terhenti saat matanya menatap wanita yang berada di sisi Wisnu

"Nina???" pekik Larasati. Raut wajah senangnya berubah menjadi murka saat menatap Sifa. Sifa memasang wajah sedikit bingung dengan tatapam Larasati

"Bu.. Tenang dulu" ujar Wisnu menarik Sifa untuk berdiri di belakangnya

"Sundel ini masih hidup hah?? Wanita tak tau diri, aku pikir dia sudah menjadi bangkai, sekarang dia masih hidup?" ujar kasar Larasati. Sedikit jengah mendengar bahasa kasar Larasati namun Sifa harus tenang menghadapi wanita iblis ini.

"Bu! Jaga bicaramu, dia Sifa calon istriku!!" tegas Wisnu

"Hei, matamu sudah katarak hah? Dia Nina! Bukan Sifa. Wanita biadab ini berpura - pura sudah meninggal, dan sekarang dia ingin menikah denganmu lagi?" tanya Larasati. Wisnu menarik lengan Larasati menjauhi Sifa. Sifa hanya bisa tersenyum miring. Ini pertemuan yang mengejutkan antara dia dan mantan ibu mertua bukan?

"Bu, dia itu Sifa Putri. Bukan Nina. Nina sudah meninggal"

"Gak mungkin! Dia dan Nina sangat mirip"

Wisnu mengangguk "Tapi dia bukan Nina, dia sangat berbeda dari Nina. Percayalah bu dan aku mohon ini demi keuntungan kita bu" Larasati terdiam. Lalu mengangguk pasrah

"Bagus. Bersikaplah sebaiknya padanya" Larasati sekali lagi mengangguk dan pergi menemui Sifa. Memasang wajah termanisnya

"Maaf ya sayang tadi Ibu marah - marah"

"Eh tidak apa bu. Saya paham" ujar Sifa tenang dan santai berbeda dengan Nina yang akan langsung ketakutan bila di bentak seperti itu. Dia benar bukan Nina. Jelas sekali berbeda dari cara pandang yang tajam dan lebih berani, cara berpakaian dan gaya bicaranya. Berbeda jauh dengan Nina.

"Baiklah, kapan kalian akan menikah? Apa mau menikah dengan pesta mewah? Biar Ibu bisa melamar dan mempersiapkan" ujar Larasati

"Bagaimana kalau kita mulai mencari gedung sayang?" Sifa tersenyum

"Aku hanya ingin menikah Secara agama saja dulu" ujar Sifa membuat Wisnu maupun Larasati menatap bingung. Biasanya wanita akan meminta nikah resmi, tapi kenapa Sifa malah berbeda?

DEPRESI (END) 21+Where stories live. Discover now