22. Sifa Putri(21++)

23.4K 528 4
                                    

Dia berlari dengan tertawa kencang senyum kebahagiaan dia pancarkan melalui bibirnya, walau aku tau masih ada sesuatu di matanya. Sifa Putri, dia adalah wanita yang sangat aku cintai. Jika kalian bertanya apakah aku bahagia menikah dengannya? Tentu! Aku adalah pria paling beruntung bisa memperistrinya, aku adalah pria paling bahagia karena bisa bersamanya. Namun, aku hanya bisa memiliki raganya, bukan hati dan jiwanya. Sungguh miris.

"Ndo..." teriaknya berlari dengan kaki dipenuhi pasir putih menghampiriku matahari sudah semakin enggan bersinar lagi, segera ingin kembali ke peraduannya.

"Sudah mau gelap ayoo kita pulang" ajaknya dengan rengek manja yang akan selalu aku rindukan bila aku jauh darinya. Aku tersenyum dan bangkit mengikuti tangannya yang menarik lenganku

"Aku lapar, kita makan ice cream dulu oke" ajaknya. Aku mengangguk dan mengikuti segala maunya. Apapun yang diinginkan pasti akan aku penuhi selagi aku mampu, senyumnya adalah kebahagiaanku.

Dreett dreett

Target sudah masuk perangkap boss, tinggal mainkan.

Pesan singkat masuk ke dalam ponselku. Aku hanya menghela napas tanpa berniat membalasnya. Aku lebih ingin fokus pada istri cantikku. Sifa Putri.

Dia memasang muka cemberut saat melihatku membuka ponsel di depannya "Ando! Kan aku udah bilang. Jangan buka ponsel dulu sampai kita dirumah! Kamu ini" dia mulai mengoceh dan aku menyukainya cerewet seperti ini tidak seperti dulu yang hanya kebanyakan diam.

"Maaf sayang, ada kerjaan sedikit" aku membelai rambutnya memberinya pengertian

"Dih, kerjaan lagi kerjaan lagi! Ini kita kan lagi liburan sayang. Please deh"

"Oke - oke maafkan aku ya?"

Sifa menoleh dan menatapku dengan pandangan jahil "Baik, kalau begitu kamu harus di hukum"

Mendengar kata 'hukum' membuatku cemas, pasalnya hukuman yang dia berikan sangat amat membuatku kapok, aku tidak ingin lagi di 'hukum' ala Sifaku. Tidak kali ini

"Aduh jangan dihukum donk manis kan aku .. Ice cream aja deh ya" bujukku

"Tidak. Aku akan menghukummu nanti oke sayang. Ayo beli makanan dan ice cream, aku lapar" aku hanya bisa menghela napas berat. Aku tidak suka di hukum. Kalian para pria tentu tidak akan menyukainya.

Beberapa jam kemudian (21++)

Aku pasrah saja saat kedua tanganku di ikat dengan tali di setiap ujung ranjang. Aku sudah bertelanjang dada tinggal menggenakan boxer dan Cd. Apa lagi yang akan di lakukan Sifa untuk menghukumku?

Sifa tersenyum saat selesai mengikatku kemudian dia berjalan keluar kamar meninggalkanku seorang diri. Dengan harap - harap cemas aku menanti Sifa kembali ke kamar dan beberapa menit kemudian wanira cantik itu kembali dengan badan yang dibalut lingerie merah menggoda. Dia sangat cantik. Rambutnya tergerai belahan dada yang menantang, paha putih yang mulus. Dia wanita tercantik yang aku cintai.

Sifa meraih ponselnya menyalakan mp3 terdengar musik seperti di pub, dan Sifa mulai menari. Meliuk - liukkan tubuh sexynya mengikuti irama lagi. Sifa naik keatas tubuhku dan menari dengan menunjukkan wajah mesumnya. Membuat sekujur tubuhku mengigil, aku mulai terangsang dan ini sungguh berat untuk aku lalui.

Tarian merangsang Sifa telah membangkitkan gairahku, kakiku mulai bergerak gelisah sementara kedua tanganku terikat. Ini penyiksaam dengan senyum jahil, Sifa melepas lingeri yang dikenakannya, terlihat bukit kembar dengan penutup bra berwarna hitam sungguh kontras dengan warna kulitnya. Dia semakin sexy. Perlahan satu demi satu kain penutup tubuhnya terbuka membuatnya bertelanjang bulat di atas tubuhku masih dengan semangat menari - nari. Sementara aku? Kejantananku sudah menegak tertahan oleh boxer yang masih ku gunakan. Mengetahui aku menderita karena 'burung kecil'ku tersiksa, Sifa melepaskan boxer dan celana dalamku. Kini si 'junior' bebas menari - nari seperti Sifa. Kini kami sama - sama telanjang.

DEPRESI (END) 21+Where stories live. Discover now