23. Pertemuan pertama

15.8K 505 16
                                    

Mungkin part ini agak membingungkan, maaf ya. Baca pelan - pelan

°°°

Aku memegang bahu Sifa, memberinya kekuatan. Inilah saatnya setelah 5 tahun berlalu, inilah waktunya kembali dari luka lama selama 5 tahun ini.

"Sayang kau siap?" tanyaku menatap mata hitam yang sudah berganti menjadi warna kebiruan karena lensa yang digunakannya. Sifa mengangguk

"Aku siap"

"Berhati - hatilah sayang" aku mengecup pipi Sifa dengan sayang dan melihat istri cantikku berjalan memasuki club itu.

"Dia sudah siap" aku mengetikkan pesan pada seseorang dan mengirimnya menunggu apa yang akan terjadi berikutnya. Dengan cemas ake kembali kemobil dan menunggu kabar dari orang kepercayaanku.

***

Sifa berjalan dengan anggun memasuki club itu, matanya bertemu dengan mata seseorang di ujung ruangan. Seolah memberi kode, Sifa duduk dengan santai di sebuah meja kecil. Memesan minuman dan duduk anggun menatap sekitar

Sementara itu

"Mangsa apa yang kau bilang tadi?" tanya Wisnu pada Calvin

"Saya tidak punya uang untuk memberi pinjaman, bagaimana jika kita mencari seorang wanita kaya raya"

"Aku sedang fokus memperbaiki perusahaanku" terang Wisnu tak mengerti arah pembicaraannta dengan Wisnu. Dia tak butug wanita saat ini dia butuh uang

"Maaf pak, tapi jika kau memiliki seorang pacar kaya raya, kau bisa memanfaatkannya bukan? Mencari harta untuk kau gunakan berjudi" ujar Calvin. Wisnu terdiam sejenak, berpikir dengan ide yang di berikan Calvin.

"Jangan berpikir lama, saya bahkan sudah mendapatkan mangsa bagus untuk bapak" ujar Calvin membuat Wisnu mengernyit bingung. Calvin menunjuk seorang wanita cantik muda yang duduk tidak jauh dari tempat mereka dengan dagunya. Wisnu mengikuti arah pandang Calvin. Matanya membelalak tak percaya dengan apa yang dilihatnya

"Dia?" tanya Wisnu masih tak percaya. Calvin mengangguk

"Ayo pak, dekati dia. Rayu dan manfaatkan" Wisnu masih terdiam kaku menatap wanita cantik itu

"Nina.." lirihnya pelan

"Apa pak? Bapak kenal dia?" tanya Calvin

"Dia .. Mantan istriku" jelas Wisnu

"Apa??" Wisnu mengangguk yakin dengan apa yang dilihatnya. Jadi selama ini Nina belum meninggal? Lalu siapa yang meninggal 5 tahun lalu?

Wisnu bangkit dan berjalan mendekati wanita yang terlihat sama dengan Nina hanya ada sedikit perbedaan dengan Nina yang dulu.

"Nina?" sapa Wisnu. Wanita itu mengangkat kepalanya dan menatap Wisnu. Wisnu merasakan pandangan matanya berbesa dengan pandangan mata Nina yang lugu, Nina yang polos. Pandangan mata yang diberikan wanita itu lebih berani lebih menantang dan lebih tajam.

"Excusme?" tanya perempuan itu

"Kau lupa padaku Nina?" Wisnu menarik kursi dan duduk di depannya

"Sory, sepertinya kamu salah orang" ujar wanita itu

Wisnu tertawa "Aku belum tua, aku juga belum rabun. Aku masih mengenalimu Nina Mutiara"

"Nina Mutiara?" Wanita itu terdiam kemudian tersenyum "Jika kamu mau berkenalan, bilang saja jangan pakai cara kuno seperti ini" ujarnya.

"Hah?" Wisnu mulai bingung

"Sifa. My name is Sifa Putri"

"Sifa??" Wisnu mengerutkan keningnya "Tidak mungkin! Kamu Nina, dan aku tau itu"

Sifa merogoh tasnya kemudian mengambil dompetnya dan mengeluarkan KTP dari dalam dompetnya menyerahkannya pada Wisnu "Nama saya Sifa dan itu KTP saya"

Wisnu membacanya pelan, ada rasa tak percaya. Bagaimana bisa? Wanita ini bernama Sifa tapi dia sangat mirip dengan Nina? Bagaimana bisa? Itu mustahil

"Apa aku mirip dengan temanmu?" tanya Sifa

"Ehm.."

Wisnu meneliti Sifa lagi, menatap matanya yang jelas sangat berbeda dengan Nina. Cara berpakaianpun Sifa dan Nina sangat berbeda. Jika Nina berpaikaian biasa saja berbeda dengan Sifa yang glamour dan fashionable. Cara berbicara Sifa pun berbeda dengan Nina, mungkinkah mereka dua orang yang berbeda? Tapi mana mungkin? Mereka sangat mirip

"Kata orang, Tuhan menciptakan kita dengan 9 kembaran yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Mungkin kami hanya mirip dan aku salah satu kembarannya" terang Sifa santai. Wisnu masih terdiam

"Hello??" Sifa melambaikan tangan di depan wajah Wisnu mengembalikan kesadaran Wisnu. Dan tersenyum

"Baiklah aku harus pergi" Wisnu tersadar dan menahan lengan Sifa

"Boleh aku meminta nomer ponselmu? Kau sangat cantik dan mengingatkanku pada istriku yang telah tiada" Sifa tersenyum dan memberikan sebuah kartu nama pada Wisnu

"Call me ok, bye" Sifa berjalan dengan anggun meninggalkan club itu dengan rasa berbeda di hati Wisnu. Bahkan car berjalan Sifa dan Nina sangat berbanding terbalik. Mungkin benar itu bukan Nina!

Tepukan di bahunya menyadarkannya "Gimana pak? Sudah dapat nomer ponselnya?" Wisnu mengangguk

"Sekarang dekati dia pak, kuras hartanya. Aku yakin dia orang kaya. Lihat saja mobil yang dikendarainya" ujar Calvin. Wisnu kembali berpikir pada niatan awalnya, persetan dengan siapa wanita itu. Entah dia Nina atau Sifa yang jelas dia harus mendapatkan uang banyak. Berjudi menang membangun perusahaan kembali dan bahagia.

Tbc

DEPRESI (END) 21+Where stories live. Discover now